Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Investigating potential application of bio-based polymeric surfactant using methyl ester from palm oil for chemical enhanced oil recovery (CEOR) Wibowo, Agam Duma Kalista; Megawati, Rizki; Setyaningrum, Vilia Kartika; Putri, Erika Wahyu; Joelianingsih; Handayani, Aniek Sri; Solikhah, Maharani Dewi; Chafidz, Achmad
Communications in Science and Technology Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21924/cst.8.2.2023.1318

Abstract

Fatty Acid Methyl Ester (FAME) or palm oil methyl ester is one of the palm oil derivatives in which one of the anionic surfactants that can be generated from it is methyl ester sulfonate (MES). This bio-based surfactant can reduce the interfacial tension (IFT) between oil and water. To produce a bio-based polymeric surfactant, sulfonate groups from MES were grafted onto polymer chains. Palm oil methyl ester was reacted with sulfuric acid (H2SO4) to synthesize MES. Afterwards, MES was reacted with the Ethyl Acrylate (EA) monomer to synthesize polymeric surfactant. Investigating this route to produce a bio-based polymeric surfactant has become the novelty of this study. This study showed that the best polymerization result was obtained at a mole ratio of MES to EA (1:0.5) with the highest viscosity of 14.47 mm2/s. The critical micelle concentration (CMC) analysis showed 0.5% at a mole ratio of MES to EA (1:0.5) which corresponded to the lowest interfacial tension (IFT) of 1.95 x 10-3 mN/m. Meanwhile, the contact angle gradually decreased from 58.44 to 11.79°. The polymeric surfactant, furthermore, was analyzed using FTIR and H-NMR and successfully confirmed the formation of bio-based polymeric surfactant. The core flooding experiment found that approximately 16.57% of oil could be recovered. The results of the study revealed a good potential of the polymeric surfactant to be applied in chemical enhanced oil recovery (CEOR).
Pengaruh Penggunaan Campuran Biodiesel (B30) terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Kendaraan di Atas > 3.5 Ton Karuana, Feri; Kaddihani, Wardah; Ghazidin, Hafizh; Wimada, Andrias Rahman; Solikhah, Maharani Dewi; Komalasari, Chintya; Pratomo, Teguh Budi; Putra, Hanafi Prida; Kuswa, Fairuz Milky
Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri 2020: Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.771 KB)

Abstract

Biodiesel memiliki heating value yang lebih rendah jika dibandingkan dengan minyak solar, sehingga penggunaan biodiesel dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar pada kendaraan. Konsumsi bahan bakar juga dapat dipengaruhi oleh torsi maksimum, beban, dan jarak tempuh kendaraan. Kajian ini membahas pengaruh penggunaan bahan bakar campuran biodiesel 30% (B30) pada kendaraan > 3.5 ton terhadap konsumsi bahan bakar yang digunakan pada jarak tempuh tertentu. Kendaraan uji yang digunakan sebanyak 3 kendaraan yang memiliki torsi maksimum berbeda. Total jarak tempuh pada pengujian ini sejauh 40.000 km, dengan jarak tempuh rata – rata 390 km/hari. Analisis konsumsi bahan bakar dilakukan dengan metode full-to-full dengan membandingkan rata-rata konsumsi bahan bakar B30 setiap interval jarak tempuh 10.000 km. Konsumsi bahan bakar B30 pada kendaraan uji menunjukkan hasil yang bervariasi. Kendaraan uji Truk 1 (T1) dan Truk 2 (T2) pada jarak tempuh 10.000 km awal memiliki rata-rata konsumsi bahan bakar lebih tinggi, namun pada jarak tempuh selanjutnya rata – rata konsumsi bahan bakar cenderung stabil bahkan lebih rendah. Di lain pihak, tidak terjadi perbedaan rata – rata konsumsi bahan bakar yang signifikan pada kendaraan Truk 3 (T3) di tiap interval jarak tempuh. Adapun rata – rata konsumsi bahan bakar B30 hingga jarak tempuh 40.000 km pada kendaraan T1 5,3 km/l, T2 3,0 km/l, dan T3 7,8 km/l. Secara keseluruhan, berdasarkan jarak tempuh, tidak terjadi kenaikan rata – rata konsumsi bahan bakar yang signifikan pada tiap kendaraan uji.
Optimasi Aliran Turbulen pada Tangki Evaporator dengan Computational Fluid Dynamics nitamiwati, ni putu dian; Solikhah, Maharani Dewi; Heryana, Yayan Heryana
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.012.1.1-20

Abstract

Peningkatan kadar air dalam proses penyimpanan biodiesel merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya. Salah satu solusi yang ditawarkan yaitu melalui penggunaan sistem dewatering biodiesel dengan teknologi vakum termal yang dapat menurunkan kadar air pada biodiesel sehingga sesuai spesifikasi yang ditetapkan. Pada penelitian ini, sistem dewatering biodiesel dengan teknologi vakum termal memiliki komponen utama yaitu tangki evaporator biodiesel. Walaupun penurunan kadar air masih sesuai standar, namun optimasi perlu terus dilakukan agar kadar air pada biodiesel <200 ppm. Penelitian ini bertujuan memperoleh aliran turbulen yang optimal dari tangki evaporator biodiesel yang dilengkapi sparger pipa dengan variasi lubang yang berbeda melalui simulasi CFD. Selain itu, simulasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai perilaku aliran biodiesel ketika melewati orifice plate dan sparger pipa sehingga diperoleh kondisi operasi yang terbaik. Penelitian meliputi simulasi CFD tangki evaporator biodiesel menggunakan orifice plate dan sparger pipa. Empat model yang diteliti yaitu tangki evaporator biodiesel yang dilengkapi orifice plate, sparger pipa A, sparger pipa B dan sparger pipa C. Berdasarkan hasil simulasi, tangki evaporator biodiesel yang dilengkapi sparger pipa C merupakan yang paling optimal dalam menghasilkan aliran turbulen. Hal tersebut berdasarkan sebaran kecepatan yang ditampilkan pada Re=5000, Re=10000, dan Re=50000. Dengan demikian, tangki evaporator biodiesel dengan pemasangan sparger pipa C berpotensi menurunkan kadar air lebih tinggi dibandingkan dengan pemasangan orifice plate, sparger pipa A dan sparger pipa B.