Keterampilan penting yang seharusnya dikuasai peserta didik adalah keterampilan menyelesaikan permasalahan. Kurang beragamnya model selama pembelajaran membuat pembelajaran menjadi monoton dan membosankan. Hal ini menjadi kendala dalam menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara peserta didik yang diterapkan model LAPS-Heuristik dengan Time Token Arends (TTA) dan peserta didik yang diterapkan model konvensional. Penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode Quasy Experimental Design dengan rancangan Post-test Only Control Group. Populasi penelitian ini adalah peserta didik tingkat dua di MTs Daarul Maarif Natar dan dengan sampel kelas VIII A menjadi kelas percobaan dan kelas VIII B menjadi kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan soal berbentuk uraian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji-t. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan pengaruh antara peserta didik dengan penerapan model LAPS-Heuristik dengan TTA dan penerapan model konvensional. Dengan Effect Size sebesar 0,59 berarti bahwa model LAPS-Heuristik dengan TTA memberikan andil yang sedang terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik.