Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KELINCAHAN PEMAIN FUTSAL PUTRI UNY Anita Rusyana Dewi dan Hadwi Prihatanta
MEDIKORA Vol 14, No 2 (2015): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.763 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v14i2.7933

Abstract

AbstrakSetiap cabang olahraga memiliki karakteristik tertentu, maka diperlukan kesesuaianperbandingan dan perimbangan tubuh agar dapat menunjang prestasinya. Manusia tidakakan pernah mempunyai sifat-sifat jasmaniah atau fisik yang sama persis satu denganyang lainnya, sehingga berat badan, tinggi badan pemain dan kelincahan juga berbeda.Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan berat badan dan tinggi badan dengan kelincahan pemain futsal putri UNY.Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Penelitian ini menggunakan metodesurvei dengan teknik tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalahmahasiswi aktif dan pemain futsal putri yang mengikuti Futsal Putri UNY sebanyak 30orang. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Pemain futsal putri UNYdengan jumlah 15 orang yang memiliki banyak pengalaman dalam bertanding futsalbaik dalam Yogyakarta maupun luar Yogyakarta dan sudah lama menjadi anggota darifutsal putri UNY, sehingga teknik pengambilan sampel menggunakan purposivesampling.Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada babsebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Terbuktiterdapat hubungan signifikan antara berat badan dengan kelincahan pemain Futsal PutriUniversitas Negeri Yogyakarta dengan nilair hitung = 0,637 rtabel(0.05)(14) = 0,426 yangdiartikan memberikan sumbangan terhadap kelincahan sebanyak 9,15%. (2) Terbuktiterdapat hubungan signifikan antara tinggi badan dengan kelincahan pemain Futsal PutriUniversitas Negeri Yogyakarta dengan nilai rhitung = 0,704 rtabel(0.05)(14) = 0,426 yangdiartikan memberikan sumbangan terhadap kelincahan sebanyak 60,95%. (3) Terbuktiterdapat hubungan signifikan antara berat badan dan tinggi badan dengan kelincahanpemain Futsal Putri Universitas Negeri Yogyakarta dengan Fhitung 14,049 Ftabel (3,88)yang diartikan memberikan sumbangan sebanyak 70,1%, dan sisanya 29,9% dipengaruhioleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.Kata Kunci: Berat Badan, Tinggi Badan, Kelincahan, Pemain Futsal Putri Uny
PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SEBELUM BERTANDING PADA ATLET FUTSAL PUTRI Dina Mutiah Larasati; Hadwi Prihatanta
MEDIKORA Vol 16, No 1 (2017): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.891 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v16i1.23476

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap tingkat kecemasan sebelum bertanding pada atlet futsal putri tim Muara Enim Unyted.Desain penelitian menggunakan nonequivalent control group design. Baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, kemudian kelompok perlakuan diberikan perlakuan (treatment), sedangkan kelompok kontrol tidak. Setelah itu diberikan posttest untuk mengetahui adakah perbedaan pengaruh antara kelompok expertimen dan kelompok kontrol.Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan diberikannya terapi musik dalam menurunkan tingkat kecemasan sebelum bertanding pada atlet futsal putri tim Muara Enim Unyted. Rerata kelompok perlakuan dengan kategori kecemasan ringan, sedangkan pada kelompok kontrol dengan kategori kecemasan sedang.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN PLASTISIN DAN TANAH LIAT PADA ANAK USIA DINI Panggung Sutapa; Hadwi Prihatanta; Muhammad Sigit Antoni; Dzikri Nur Hayat; Akbar Firmansyah; Hero Emilio Karuntu; Veri Bagus Istiawan; Akhmad Dwi Bagaskoro; Sugeng Setia Nugroho
MAJORA: Majalah Ilmiah Olahraga Vol 29, No 1 (2023): Maret
Publisher : Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/majora.v29i1.64474

Abstract

Penguasaan keterampilan motorik halus sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus setelah bermain dengan plastisin dan bermain dengan tanah liat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  eksperimen jumlah sampel 40 orang anak yang diambil dengan cara sampel populasi. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok satu mendapat perlakuan bermain plastisin dan satunya mendapat perlakuan bermain tanah liat. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan bermain selama dua jam tiap minggu dengan frekuensi tiga kali dalam satu minggu, penelitian dilakukan selama 2 bulan. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data motorik halus dengan presisi menggunting kertas, mewarnai gambar berpola, menebalkan huruf dan keterampilan membuat kemiripan objek dengan bahan plastisin dan tanah liat. Data di analisis dengan menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan keterampilan motorik halus secara singnifikan baik yang bermain dengan plastisin maupun bermain tanah lait (P 0.05).IMPROVING FINE MOTOR SKILLS THROUGH PLASTICINE AND CLAY PLAYING IN EARLY CHILDREN AbstractsMastery of fine motor skills is essential in everyday life. The purpose of this study was to determine the increase in fine motor skills after playing with plasticine and playing with clay. The method used in this study was an experimental sample of 40 children taken through a population sample. Samples were divided into two groups. The first group received the treatment of playing with plasticine, and the other group received the treatment of playing with clay. Each group received the treatment of playing for two hours each week with a frequency of three times a week; the study was conducted for two months. Instruments used to retrieve fine motor data with precision cutting paper, coloring patterned pictures, bolding letters, and skills in making objects similar to plasticine and clay. Data were analyzed using the t-test with a significance level of 5%. The results showed that there was a significant increase in fine motor skills both for playing with plasticine and playing with clay (P 0.05).
PENGARUH BERMAIN PLASTISIN DAN TANAH LIAT TERHADAP PENINGKATAN KETRAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA DINI Panggung Sutapa; Hadwi Prihatanta; Muhammad Sigit Antoni; Asyfha Askia; Dzikri Nurhayat
MAJORA: Majalah Ilmiah Olahraga Vol 29, No 2 (2023): September
Publisher : Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/majora.v29i2.70615

Abstract

Penguasaan ketrampilan motorik halus sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus setelah bermain dengan plastisin dan bermain dengan tanah liat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  eksperimen jumlah sampel 40 orang anak yang diambil dengan cara sampel populasi. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok satu mendapat perlakuan bermain plastisin dan satunya mendapat perlakuan bermain tanah liat. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan bermain selama dua jam tiap minggu dengan frekuensi tiga kali dalam satu minggu, penelitian dilakukan selama 2 bulan. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data motorik halus dengan presisi menggunting kertas, mewarnai gambar berpola, menebalkan huruf dan ketrampilan membuat kemiripan objek dengan bahan plastisin dan tanah liat. Data di analisis dengan menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan ketrampilan motorik halus secara singnifikan baik yang bermain dengan plastisin maupun bermain tanah lait P 0.05. THE EFFECT OF PLAYING WITH PLASTICINE AND CLAY ON IMPROVING FINE MOTOR SKILLS IN EARLY CHILDRENAbstractMastery of fine motor skills is very necessary in everyday life. The aim of this research is to determine the improvement in fine motor skills after playing with plasticine and playing with clay. The method used in this research was an experimental sample size of 40 children taken by population sampling. The sample was divided into 2 groups. One group received treatment playing with plasticine and the other received treatment with playing with clay. Each group received play treatment for two hours every week with a frequency of three times a week, the research was carried out for 2 months. Instruments used to collect fine motor data with precision cutting paper, coloring patterned pictures, bolding letters and skills in making object similarities with plasticine and clay. Data were analyzed using the t test with a significance level of 5%. The results showed that there was a significant increase in fine motor skills for both playing with plasticine and playing with clay, P 0.05.
Tingkat pengetahuan dan implementasi komponen latihan penurunan berat badan pada remaja overweight Nurhadi, Farid Imam; Subagyo, Subagyo; Margono, Margono; Prihatanta, Hadwi
Jurnal Pedagogi Olahraga dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpok.v6i1.24192

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan implementasi komponen latihan penurunan berat badan pada remaja overweight. Penelitian ini mengukur tingkat kepahaman remaja overweight terhadap komponen latihan FITT dan implementasinya saat latihan. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, melibatkan 301 remaja overweight. Data dikumpulkan melalui pengisian angket secara langsung, kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 301 remaja overweight, tingkat pengetahuan pada komponen frekuensi 42,9% remaja paham tentang jumlah frekuensi latihan, sedangkan 57,1% tidak paham. Sebanyak 41,9% paham tentang intensitas, sedangkan 58,1% tidak paham. Sebanyak 49,8% mengetahui durasi latihan penurunan berat badan, sedangkan 50,2% tidak paham. Sebanyak 48,8% mengerti jenis latihan untuk menurunkan berat badan, sedangkan 51,2% tidak paham. Hasil penelitian tentang implementasi komponen latihan menunjukkan bahwa hanya (15,3%) yang melakukan latihan dengan frekuensi minimal 3 kali dalam satu minggu, sedangkan 84,7% tidak mampu memenuhi frekuensi latihan. Terdapat 10,9% yang mengukur denyut nadi selama latihan, sedangkan 89,1% tidak melakukan. Sebanyak 48,2% melakukan latihan dengan durasi minimal 30 menit, sedangkan 51,8% tidak memenuhi. Terdapat 55,8% melakukan latihan dengan jenis latihan aerobik, sedangkan 44,2% melakukan latihan dengan jenis latihan anareobik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada remaja overweight memiliki tingkat pengetahuan tentang komponen latihan untuk menurunkan berat badan dan juga implementasi atau penerapan wawasan tentang komponen latihan untuk menurunkan berat badan juga belum terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bersama bahwa perlu adanya sosialiasi yang massive dan terukur untuk mengaktifkan para remaja overweight. Pemahaman dan kontrol terhadap implementasi latihan untuk penurunan berat badan di lapangan sangat penting dilakukan, hal ini dimaksudkan supaya komponen FITT program latihan untuk remaja overweight  dapat terpenuhi dan memberikan hasil latihan yang maksimal.Knowledge level and implementation of weight loss exercise components in overweight adolescentsAbstract: This study aims to determine the level of knowledge and implementation of weight loss exercise components in overweight adolescents. This study measured the level of understanding of overweight adolescents of FITT exercise components and their implementation during exercise. The research method used descriptive quantitative, involving 301 overweight adolescents. Data was collected through direct questionnaire filling, then analysed using descriptive statistics. The results showed that out of 301 overweight adolescents, the level of knowledge on the frequency component 42.9% of adolescents understood the number of exercise frequencies, while 57.1% did not understand. A total of 41.9% understood about intensity, while 58.1% did not understand. 49.8% knew the duration of weight loss exercise, while 50.2% did not. A total of 48.8% understood the types of exercises for weight loss, while 51.2% did not understand. The results of the study on the implementation of the exercise component showed that only (15.3%) performed exercises with a frequency of at least 3 times a week, while 84.7% were unable to fulfil the frequency of exercise. There were 10.9% who measured pulse rate during exercise, while 89.1% did not. A total of 48.2% performed exercises with a minimum duration of 30 minutes, while 51.8% did not fulfil. There were 55.8% who performed aerobic exercise, while 44.2% performed anareobic exercise. The results of this study indicate that overweight adolescents have a level of knowledge about the components of exercise to lose weight and also the implementation or application of insight into the components of exercise to lose weight has also not been fulfilled. Based on the results of this study, it can be seen that there is a need for massive and measurable socialisation to activate overweight adolescents. Understanding and controlling the implementation of exercise for weight loss in the field is very important, this is intended so that the FITT component of the exercise programme for overweight adolescents can be fulfilled and provide maximum exercise results.