Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBERIAN SERBUK INSTAN MANIS DAUN PEPAYA UNTUK KELANCARAN ASI PADA IBU NIFAS Eka Wuri Handayani; Umi Laelatul Qomar
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.792 KB)

Abstract

Manajemen laktasi yang salah merupakan penyebab utama terhambatnya aliran ASI. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi ASI (sindrom kurang ASI). Sekitar 55% dari ibu melahirkan telah memberi makan bayi mereka pada 6 minggu pertama. Insufisiensi ASI tidak hanya disebabkan oleh gangguan fisik tetapi sebagian besar karena salah urus laktasi. Daun pepaya mengandung enzim papain yang belum banyak diketahui orang. Enzim semacam ini berfungsi untuk mempercepat aliran ASI pada masa nifas. Mengkonsumsi bubuk instan daun pepaya pada ibu postpartum dapat mempercepat ASI. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Para partisipan adalah ibu postpartum yang mengalami masalah dengan kelancaran ASI. Hasil setelah mengkonsumsi bubuk instan daun pepaya selama 3 hari, terjadi peningkatan kehangatan ASI ibu postpartum. Ini ditunjukkan oleh kondisi payudara, rembesan air susu ibu dari puting, frekuensi mengisap, buang air kecil dan air besar serta frekuensi tidur bayi. Hal ini menunjukkan bahwa serbuk instan daun pepaya dapat meningkatkan kelancaran ASI ibu post partum.
Evaluasi Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Rawat Jalan RSU Purbowangi Anggi Setiani Dewi; Endang Yuniarti; Eka Wuri Handayani
Jurnal Farmasi Klinik dan Sains Vol 1, No 1 (2021): Jurnal Farmasi Klinik dan Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.735 KB) | DOI: 10.26753/jfks.v1i1.649

Abstract

Latar Belakang, hipertensi merupakan penyakit yang menjadi persoalan dunia, hal ini dikarenakan prevalensi yang terus menerus mengalami peningkatan. Hampir 8 juta orang meninggal pertahun di seluruh dunia akibat penyakit hipertensi, sedangkan pada Kawasan Asia Tenggara sendiri hampir 1,5 juta orang tiap tahunnya. Penyakit hipertensi di Indonesia merupakan salah satu pencetus penting terjadinya mortalitas dan morbiditas. Data Kabupaten Kebumen penyakit hipertensi sebesar 23.735 kasus dan merupakan tiga teratas penyakit tidak menular. Penyakit hipertensi di RSU Purbowangi merupakan penyakit terbanyak nomor 2 setelah Diabetes Melitus. Tujuan penelitian, untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan hubungan karakteristik pasien dengan kepatuhan minum obat. Metode penelitian, menggunakan metode crossectional dengan rancangan penelitian secara deskriptif menggunakan kuesioner MMAS-8. Hasil penelitian, tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSU Purbowangi pada kategori tinggi sebanyak 30 responden (46,2%), kategori sedang sebanyak 29 responden (44,6%), kategori rendah sebanyak 6 responden (9,2%) dan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan, pekerjaan dan penyakit penyerta responden dengan tingkat kepatuhan responden di Instalasi Rawat Jalan RSU Purbowangi (p-value< 0,05). Kesimpulan, kepatuhan penggunaan obat pada pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSU Purbowangi berada pada kategori tinggi sebanyak 30 responden (46,2%) dan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan, pekerjaan dan penyakit penyerta responden dengan tingkat kepatuhan. Rekomendasi, perlu adanya penambahan jumlah responden yang lebih banyak dan mengendalikan terhadap variabel perancu.
PROFIL KROMATOGRAFI EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA MAMBROS HIJAU Eka Wuri Handayani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 13, No 3 (2017): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v13i3.232

Abstract

Green patchouli or rosella (Hibiscus sabdariffa L.) has many properties and traditionally the flower petals can be used to treat diseases. Based on this, this study aims to identify the chemical content of ethanol extract chromatography from green mrambos flower petals (Hibiscus sabdariffa L.). This research was carried out with the extraction of green mrambos flower petals using maceration method with ethenol 96% solvent. Identification of chemical components was done by tube test and paper chromatography and thin layer chromatography.The results showed that the results of tube test and ethanol extract chromatography from green mrambos flower petals (Hibiscus sabdariffa L.) obtained the presence of flavonoid compounds, polyphenols and saponins which these three compounds could be efficacious as antifungi.  Key word : Ethanol extract of green mambambos flower, tube test, chromatography
PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA SIDOHARUM KECAMATAN SEMPOR TENTANG ORAL ELEKTROLIT DALAM PENANGANAN DIARE Husnul Khuluq; Eka Wuri Handayani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v14i1.273

Abstract

Diarrhea is still a public health problem in developing countries such as Indonesia, because of the high morbidity and mortality. In Indonesia, 60 million cases of diarrhea sufferers are found each year, 70-80% are experienced by children under 5 years (± 40 million incidents). The cause of infectious diarrhea is rotavirus infection which is common in children 6-24 months, with the highest incidence at the age of 9 to 12 months. OTC drugs are drugs that are not under the supervision of a doctor, drugs in this class can be traded freely, without a doctor's prescription and can be purchased at pharmacies, drug stores or stalls, for example cold medicines, diarrhea drugs, ulcer drugs and skin drugs. The use of over-the-counter drugs often occurs in the community and can cause problems such as inaccurate doses and errors in drug selection. This research is an observational research with descriptive method. This study was conducted involving 89 respondents. The results showed that there were still many people who did not understand about oral electrolytes in the treatment of diarrhea.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI ANALGESIK DI APOTEK NGIJO KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN Yuliana Diah Pratiwi; Endang Yuniarti; Eka Wuri Handayani
Jurnal Farmasi Klinik dan Sains Vol 4, No 1 (2024): Jurnal Farmasi Klinik dan Sains
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jfks.v4i1.1212

Abstract

Nyeri merupakan keluhan yang sering dilakukan masyarakat sehingga melakukan  swamedikasi.Dalam praktik swamedikasi masyarakat menggunakan obat golongan analgesik untuk  meredakan rasa nyeri. Tingkat pengetahuan merupakan faktor penting dalam mewujudkan  penggunaan obat pereda nyeri yang tepat dalam praktik swamedikasi. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik responden meliputi jenis kelamin,  usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, ekonomi dengan tingkat pengetahuan swamedikasi analgesik. Metode Penelitian, Penelitian deskriptif menggunakan rancangan cross sectional. Teknik  pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah 100 responden. Tingkat pengetahuan diukur menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji  Chi square dan uji regresi logistik ordinal. Tingkat pengetahuan swamedikasi analgesik pada responden kategori kurang baik 37  responden (37%), cukup baik 23 responden (23%), dan kategori baik 40 responden (40%). Hasil chi  square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara usia (p=0,000), pendidikan (p=0,000),  pekerjaan (p=0,000), penghasilan (p=0,002), dengan tingkat pengetahuan (p>0,05) dan tidak ada  hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan (p=0,995). Ada hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan dan ekonomi dengan tingkat  pengetahuan analgesik dan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan  analgesik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan uji mann-whitney untuk melihat hubungan antar variabel untuk hasil yang lebih bervariasi, agar  mendapatkan hasil yang lebih baik.