Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KRITIK ATAS MODERNITAS DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI Bramantio, Bramantio
ATAVISME Vol 18, No 1 (2015): ATAVISME, Edisi Juni 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v18i1.28.1-14

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap kritik atas modernitas dalam novel Bilangan Fu karya Ayu Utami. Dengan memanfaatkan naratologi Tzvetan Todorov, dapat dipahami aspek verbal Bilangan Fu, yaitu sudut pandang, pencerita, dan tuturannya. Berdasarkan penceritaannya, novel ini merupakan novel polifonik, karnivalistik, sekaligus metafiksi. Berdasarkan kontennya, novel ini menghadirkan sejumlah kritik atas modernitas, khususnya berkaitan dengan semangat modernitas yang cenderung melihat segala sesuatu secara monodimensional, hanya ada satu kebenaran, dan liyan diabaikan. Bilangan Fu merupakan novel yang merefleksikan zamannya. Novel ini berhasil menyegarkan cara pandang masyarakat Indonesia, atau setidaknya menghadirkan sesuatu untuk dipikirkan dan dipertimbangkan kembali, berkaitan dengan diri, lingkungan, dan semesta raya. Novel ini mengembalikan manusia ke hakikatnya, yaitu kemanusiaan. Abstract: This article aims to reveal criticism on modernity in Ayu Utami?s novel Bilangan Fu. Tzvetan Todorov?s theory of narrative provided a framework to understand the novel?s verbal aspects, which are point of view, narrator, dan its voice. Based on its narrative, this novel is polyphonic, carnivalistic, and metafictional. Based on its content, it presents criticism on modernity, particularly on spirit of modernity that tends to see everything in monodimensional; there is only one truth, and the other is ignored. Bilangan Fu is a novel that reflects its time. It successfully refreshes the perspective of Indonesian society, or at least brings something to think about, related to the self, environment, and the universe. In the end, it brings back human being to their core, their humanity. Key Words: novel; point of view; narrator; criticism; modernity
THE ADVENTURE OF THE RADICAL ISLAMIC GROUP MEMBERS OF THE FREE ACEH MOVEMENT IN SEUMPAMA MATAHARI NOVEL: Study of Genetic-Structuralism Purwantini Purwantini; Bramantio Bramantio
JOURNAL OF INDONESIAN ISLAM Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.696 KB) | DOI: 10.15642/JIIS.2018.12.1.85-102

Abstract

Puitika Cerpen-Cerpen Eka Kurniawan Bramantio Bramantio
MOZAIK HUMANIORA Vol. 14 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.989 KB) | DOI: 10.20473/mozaik.v14i2.3846

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap puitika empat cerpen Eka Kurniawan dalam kumpulan cerpen Gelak Sedih dan Cerita-Cerita Lainnya dan Cinta Tak Ada Mati dan Cerita-Cerita Lainnya. Puitika merupakan kaidah-kaidah umum yang mendahului kelahiran karya sastra. Penelitian ini memanfaatkan metode baca struktural berdasarkan morfologi Vladimir Propp, khususnya konsepnya tentang fungsi yaitu unsur yang stabil dan tetap dalam sebuah cerita, tanpa memperhitungkan bagaimana dan siapa yang melaksanakannya. Keserupaan unsur-unsur yang ada dalam sebuah kumpulan cerpen pun, dapat memiliki kecenderungan demikian, sebab sama halnya dengan dongeng atau cerita rakyat, cerpen memiliki plot yang berfungsi menghadirkan unsur-unsur secara berurutan, meskipun jenis yang terakhir tersebut memiliki struktur yang lebih kompleks. Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu identifikasi alur dan perumusan puitika keempat cerpen Eka Kurniawan. Hasil penelitian ini memperlihatkan sembilan hal yang senantiasa berulang pada cerpen-cerpen tersebut, yaitu perempuan sebagai tokoh sentral, konflik atau klimaks di awal penceritaan, penjelasan tentang masa lalu di tengah penceritaan, keluarga sebagai ruang problematis, cerita cinta, dominasi bapak, suami yang tidak diharapkan, harapan yang diperjuangkan, dan akhir cerita yang mendua. Hal tersebut pada akhirnya dapat dimaknai Eka Kurniawan tampak mengusung estetika dongeng. Estetika dongeng yang dimanfaatkan Eka Kurniawan pun bukan yang bersifat konvensional, tetapi dongeng yang tidak lagi memperlihatkan hitam-putih, melainkan bipolaritas, dengan akhir cerita yang bersifat terbuka.Kata kunci: alur, cerpen, puitika, dongeng
Konstruksi Keluarga oleh Tokoh Anak dalam Novel Di Tanah Lada Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Usma Nur Dian; Bramantio Bramantio; Denny Prastyawanto
MOZAIK HUMANIORA Vol. 18 No. 2 (2018): MOZAIK HUMANIORA VOL. 18 NO. 2
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.95 KB) | DOI: 10.20473/mozaik.v18i2.10938

Abstract

Artikel ini bertujuan mengungkap makna keluarga melalui sudut pandang tokoh anak dalam novel Di Tanah Lada kartya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Penelitian ini memanfaatkan teori struktural Tzvetan Todorov yang memuat tiga pokok pemikiran, yaitu aspek verbal, sintaksis, dan semantik. Untuk mengungkap makna keluarga yang terdapat dalam struktur novel ini, analisis berfokus pada salah satu aspek verbal, yaitu sudut pandang. Melalui analisis terhadap sudut pandang tersebut, dapat diungkap pandangan Salva mengenai tokoh-tokoh lain dan keluarga. Analisis dilanjutkan dengan mengungkap makna keluarga dalam novel Di Tanah Lada. Berdasarkan hasil penelitian ini, novel ini merupakan kritik atas kehidupan orang-orang dewasa yang terlalu sibuk mengejar kebahagiaan dan mengabaikan keluarga kecil mereka. Sesuai judulnya, Di Tanah Lada adalah keluarga yang bukan terberi, melainkan terbentuk oleh hubungan antartokoh yang bahkan pada awalnya tidak saling mengenal. Dengan demikian, keluarga bukan lagi sekumpulan orang yang diikat oleh hubungan darah, melainkan mereka yang memiliki visi yang sama tentang kehidupan dan menjadikan satusama lain manusia-manusia yang lebih baik.
ONLINE CREATIVE WRITING TRAINING FOR STUDENTS IN KEMLOKO VILLAGE, BLITAR REGENCY Dwi Handayani; Trisna Kumala Satya Dewi; Bramantio
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 6 No. 1 (2022): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v6i1.2022.153-161

Abstract

The ability to write as a form of proficiency in a variety of literature is a very important form of writing for students in schools in Kemloko Village. It is assumed that as intellectuals, they must have skills and master the language in a variety of literature. As a form of concern and service to the village community assisted by the Indonesian Language and Literature Study Program, it is necessary to hold these activities to create a young generation who is ready to face the progress of the times in the era of globalization. Thus, the Indonesian Language and Literature Study Program held the creative writing activity as an alternative step to prepare the younger generation who are ready to face the future by proficiently writing and reading. The activity was carried out online as well as an anticipation to break the chain of the spread of Covid-19. Furthermore, to support these activities, good cooperation is needed between the Indonesian Language and Literature Study Program, the Faculty of Cultural Sciences, Airlangga University with the Blitar Regency PORBUDPAR Service, and the MI School Committee and Kemloko Village Village. This strategy can create positive synergies by forming writing groups so that these activities can be applied in a structured and sustainable manner by producing a collection of interesting and quality poems and short stories even though they are online. Furthermore, the collection of students' writings will be made into a collection of books that have an ISBN and can be distributed to various levels of society.
SASTRA DAN KULINER: EVOLUSI GASTRONOMI KE GASTROSOFI DALAM TIGA CERPEN INDONESIA Bramantio Bramantio
JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Jentera
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jentera.v2i1.391

Abstract

“Filosofi Kopi”, “Madre”, dan “Smokol” menghadirkan sebuah puitika yang mendasarkan diri pada kuliner. Kopi, adonan biang bernama madre, dan sebuah tradisi makan tanggung di antara sarapan dan makan siang yang disebut smokol menjadi media yang digunakan untuk memahami hal yang lebih besar daripada kenikmatan ragawi di atas meja makan. Cerita yang pada awalnya tampak sebagai usaha untuk merayakan hidup, menemukan dan menghadirkan sajian terbaik, dan memahami jati diri personal melalui kuliner, lambat laun bergerak ke sebuah titik bernama renungan tentang keindonesiaan, dari gastronomi menjadi gastrosofi. “Filosofi Kopi”, “Madre”, dan “Smokol” menjadi semacam miniatur Indonesia. Indonesia di dalam ketiga cerpen tersebut bukan Indonesia yang mengalami keterpurukan dan serba gelap, melainkan Indonesia dengan harapan lebih baik karena memiliki Ben, Tansen, dan Batara sebagai generasi muda urban yang semangat globalnya tetap memiliki kesadaran untuk menerima, menggali, dan memelihara nilai filosofis warisan leluhur.
PERBANDINGAN STRUKTUR NARATIF PENDERITAAN PEREMPUAN DALAM CERPEN GADIS KOREK API DAN PESTA TUBUH Maulidia, Zulia Khikmatul; Afdholy, Nadya; Purnomo, Antonius Rahmat Pujo; Bramantio
SEBASA Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 8 No 2 (2025): SeBaSa
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sbs.v8i2.31262

Abstract

The aim of this study is to analyze the narrative structure in two short stories, Gadis Korek Api by Djenar Maesa Ayu and Pesta Tubuh by Oka Rusmini, using Genette’s narratology theory, particularly focusing on the aspects of order and frequency. The analysis shows that both stories employ the technique of analepsis, which is the insertion of past events into the present narrative in a non-chronological manner. In terms of frequency, Gadis Korek Api features anaphoric and iterative frequency, while Pesta Tubuh contains anaphoric and repetitive frequency. Both short stories present a non-linear narrative structure that emphasizes the recurring trauma and experiences of the main characters. The past is gradually revealed as part of a living narrative that shapes the characters’ identities. In terms of frequency, some events shows that the content of the fairy tale read or recited by the main character functions as a reinforcement and solace for the woman's suffering. This study demonstrates that the application of Genette’s narratology yields unique findings, particularly in identifying patterns of analepsis and narrative frequency in these two short stories. Thus, this research not only enriches the reading of both stories but also underscores the importance of structural approaches in modern narrative studies.