Wirandita Gagat Widyatmoko
Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tantangan Pengembangan Industri Pertahanan Indonesia Wirandita Gagat Widyatmoko; Hikmat Zakky Almubaroq; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.696 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3633

Abstract

AbstrakPelaksanaan upaya pembangunan pertahanan negara merupakan kewajiban dari setiap negara, oleh karena itu pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mencantumkan pembangunan pertahanan melalui Industri Pertahanan sebagai salah satu agenda pembangunan nasional. Peningkatan kemampuan Industri Pertahanan dalam negeri akan mendorong kemandirian negara untuk memenuhi kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang dibutuhkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan tugas pokok dan fungsinya. Industri Pertahanan yang dapat memenuhi kebutuhan akan mengurangi ketergantungan Indonesia akan alutsista hasil impor dari luar negeri. Namun dalam realisasinya, Indonesia menemui sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Dalam penelitian, sumber data penelitian artikel yang ditulis didapatkan melalui sumber beragam, meliputi buku, jurnal, dan berita di internet. Hasil penelitian artikel ini menunjukkan bahwa tantangan dalam mengembangkan industri pertahanan demi membangun kemampuan pertahanan masih banyak yang harus dibenahi. Untuk itu, perlu sinergi dari berbagai lini utama, khususnya dalam hal riset dan pengembangan teknologi. Selain itu, pemerintah perlu menjalin sinergitas dengan pelaku industri dalam perencanaan kebutuhan alutsista.Keywords: Tantangan, Industri Pertahanan, Indonesia AbstractThe implementation of the country's defense development efforts is an obligation of every country, therefore the government through the National Medium-Term Development Plan (RPJMN) lists defense development through the Defense Industry as one of the national development agendas. Increasing the capability of the domestic Defense Industry will encourage the country's independence to meet the needs of the Main Weapon System Equipment (Alutsista) needed by the Indonesian National Army (TNI) to perform its main duties and functions. The defense industry that can meet the needs will reduce Indonesia's dependence on defense equipment imported from abroad. However, in its realization, Indonesia encountered a number of challenges that needed to be overcome. In research, the sources of research data for articles written are obtained through various sources, including books, journals, and news on the internet. The results of this article's research show that the challenges in developing the defense industry in order to build defense capabilities are still many that must be addressed. For this reason, synergy from various main lines is needed, especially in terms of research and technology development. In addition, the government needs to establish synergy with industry players in planning defense equipment needs.Keywords: Challenges, Defense Industry, Indonesia
CAATSA Sebagai Hambatan Indonesia Dalam Proyek Pengadaan Sukhoi Su-35 Wirandita Gagat Widyatmoko; Hikmat Zakky Almubaroq; Herlina Juni Risma Saragih
Journal of Education on Social Science (JESS) Vol 6 No 02 (2022): Public Servant vs Public Service in Digital Era
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jess.v6i02.409

Abstract

Penyelenggaraan upaya pembangunan pertahanan negara merupakan kewajiban setiap negara, dalam hal ini Indonesia berupaya untuk memperkuat kekuatan pertahanan negaranya dengan meningkatkan kemampuan alutsista. Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia berupaya menjalin kerja sama pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 dengan Rusia. Namun pada kenyataannya, hubungan kerjasama tersebut menemui kendala sebagai akibat dari kebijakan sanksi Amerika Serikat Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Kebijakan sanksi yang diterapkan Amerika Serikat merupakan bentuk penggunaan kekuasaan melalui kebijakan diplomasi koersif untuk mempengaruhi kebijakan negara lain. Melalui kebijakan ini, Amerika Serikat siap menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang memiliki hubungan kerja sama pertahanan dengan Rusia. Dalam penelitian, sumber data penelitian untuk artikel yang ditulis diperoleh melalui berbagai sumber, antara lain buku, jurnal, dan berita di internet. Hasil dari artikel ini menunjukkan bahwa kebijakan sanksi Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) sebagai penggunaan kekuasaan melalui diplomasi koersif Amerika Serikat telah berhasil mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia, terutama untuk tidak melanjutkan hubungan kerjasama pertahanan untuk pembelian Sukhoi-35 dengan Rusia.