Meylisa Yuliastuti Sahan
Universitas Katolik Widya Mandira

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Lowewini dalam Pemberdayaan dan Peningkatan Partisipasi Perempuan NTT Melalui Instagram @lowewini Meylisa Yuliastuti Sahan
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.532 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.4000

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggali peran komunitas Lowewini dalam melakukan pemerdayaan dan peningkatan partisipasi perempuan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam pembangunan sosial dan budaya dan menganalisis peran Lowewini dari paradigma wacana kritis Sara Mills dan implikasi peran komunitas tersebut dalam dalam memahami fenomena praktek budaya patriarki di propinsi ini. Karena penelitian ini berhubungan dengan kegiatan Lowewini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini berusaha menelusuri postingan Lowewini di Instagram, melakukan studi dokumentasi dan wawancara dengan pendiri dan anggota komunitas tersebut. Untuk menganalisis informasi yang diperoleh, peneliti menggunakan pendekatan wacana kritis Sara Mills. Hasil analisis data menunjukkan bahwa peran komunitas Lowewini benar-benar telah membangkitkan semangat para anggotanya dalam membangun kehidupan bersama dan menunjukkan jati dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang bebas dari praktek patriarki di tengah masyarakat NTT. Karena itu, Pemerintah Daerah Propinsi NTT perlu mengukuhkan Lowewini dalam sebuah keputusan politis sebagai komunitas perempuan NTT yang mampu melindungi semua perempuan di propinsi ini dan memiliki peran penting untuk membebaskan kaumnya dari praktek patriarki yang keliru selama ini.Kata Kunci: Lowewini, Nusa Tenggara, Aksi, Perempuan AbstractThis study aims to explore the role of the Lowewini community in empowering and increasing the participation of women in East Nusa Tenggara (NTT) in social and cultural development and to analyze the role of Lowewini from Sara Mills' critical discourse paradigm and the implications of the community's role in understanding the phenomenon of patriarchal cultural practices in the province. this. Because this research is related to Lowewini's activities, the researcher uses a qualitative descriptive method. This method seeks to trace Lowewini's posts on Instagram, conduct documentation studies and interviews with the founders and members of the community. To analyze the information obtained, the researcher used Sara Mills' critical discourse approach. The results of data analysis show that the role of the Lowewini community has really raised the spirit of its members in building a life together and showing their identity as God's creatures that are free from patriarchal practices in the NTT community. Therefore, the Regional Government of NTT Province needs to confirm Lowewini in a political decision as a NTT women's community that is able to protect all women in this province and has an important role in liberating her people from the wrong patriarchal practices so far.Keyywords: Lowewini, East Nusa Tenggara, Act, Woman
Persepsi Siswa SMA Fides Kefamenanu terhadap Pelatihan Ekstrakurikuler Jurnalistik Meylisa Yuliastuti Sahan; Imanuel Kamlasi; Anselmus Sahan; Maria Wihelmina Wisrance
Jurnal Pengabdian Sains dan Humaniora Vol 2 No 1 (2023): Edisi Mei 2023
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jpsh.2.1.2023.34-48

Abstract

Abstract The journalism training program which was launched through community service activities at SMAK FQI Kefamenanu in August 2022 aims to train them how to write news, find sources and publish it on the school bulletin. To find out their perceptions (N=27) about journalism and the training, at the end of the activity they were presented with a questionnaire containing 25 questions. The 25 questions relate to three main issues, namely their reasons for choosing journalistic activities, their understanding of journalism and the implementation of journalism extracurriculars. The results of the data analysis revealed that they had a positive perception (235 respons or 87%) of extracurricular journalistic activities at their school, understood the world of journalism (98 respons or 38% agreed) and agreed with extracurricular activities (103 respons or 38%) both at school and journalistic training conducted by the Unimor Service Team for them. Therefore, journalistic training should be made an important part of all extracurricular and curricular activities so that their interests, talents and abilities can really be developed properly. Keywords: perception, SMA Fides, training, journalism
MANFAAT EKSTRAKURIKULER JURNALISTIK BAGI PENGEMBANGAN KEBAHASAAN SISWA KELAS XI SMA FQI KEFAMENANU Meylisa Y. Sahan; Imanuel Kamlasi; Ulu Emanuel; Anselmus Sahan; Maria W. Wisrance; Wifridus Tenis; Hendrik O. Manu
Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jbi.v8i1.4303

Abstract

Program pelatihan jurnalistik yang bertempat di SMAK Fides Quaerens Intellectum (FQI) Kefanenanu, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, diluncurkan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Kegiatan ini bertujuan untuk melatih 30 siswa kelas XI untuk terampil menulis berita yang dimuat pada majalah dinding sekolah tersebut. Pelaksanaan PkM ini dilakukan dengan metode sosialisasi, cermah, pelatihan (workshop), dan bimbingan. Usai memberikan pelatihan, para siswa disodorkan dengan sebuah kuesioner yang memuat 10 pertanyaan untuk mengetahui persepsi mereka terhadap manfaat bagi pengembangan kebahasaan dari pelatihan tersebut. Jawaan mereka dianalisis dengan mengggunakan deskriptif kualitatif yaitu jumlah jawaban diagi dengan jumlah siswa dikali dengan 100%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terapat 297 (atau 99%) respon, yang tersebar pada opsi sangat setuju 81 (27%), setuju 175 (58%), kurang setuju 39 (13%), tidak setuju 1 (atau 0,3%) dan sangat tidak setuju 1 (atau 0,3%). Respon ini menunjukkan bahwa kegiatan ektrakurikuler jurnalistik menumbuhkan kemampuan akademik kebahasaan mereka. Ini menunjukkan bahwa kegiatan jurnalistik perlu dikembangkan terus agar kualitas kemampuan kebahasaan siswa terus meningkat.