Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penggunaan dan Makna Adverbia ‘Shikkari’ dalam Polisemi Bahasa Jepang Tinjauan Semantik I Wayan Wahyu Cipta Widiastika
Humanis Vol 26 No 3 (2022)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.518 KB) | DOI: 10.24843/JH.2022.v26.i03.p09

Abstract

This article discusses the use and meaning of the adverb 'shikkari' in everyday Japanese polysemy. The data in this article were obtained from spoken data used by native Japanese speakers. The method used in this article is descriptive method. To obtain valid data, a field study was conducted directly to dig up the required information through the interview method and assisted with note-taking techniques. The data were analyzed using Pateda's theory of contextual meaning (2010: 116). From the data that has been collected, the adverb 'shikkari' in Japanese polysemy has different meanings depending on the context in which it is used. From the results of the analysis, in general the adverb 'shikkari' means (1) a strong/sturdy foundation and building structure, (2) a strong body, soul and personality, (3) a clear goal and a strong memory, (4) something trustworthy and reliable, (5) do something hard in terms of work/learning, and (6) actions and behaviour (good, sharp, and healthy).
SERUAN BANTUAN KEPADA MASYARAKAT TERDAMPAK DARI BENCANA GEMPA BUMI KARANGASEM I Gede Agus Dewangga; Ni Putu Ayu Diantari; Ni Made Adriyani Resti Wiratami; Anak Agung Ayu Dian Andriyani; I Wayan Wahyu Cipta Widiastika
Jurnal Abdi Dharma Masyarakat (JADMA) Vol. 3 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.501 KB) | DOI: 10.36733/jadma.v3i1.4681

Abstract

Penggalangan donasi bagi warga yang terdampak gempa bumi Karangasem merupakan salah satu kegiatan sosial yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bahasa Asing Universitas Mahasaraswati Denpasar berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Clean Up Bali Fakultas Bahasa Asing Universitas Mahasaraswati Denpasar. Menimbang dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam tersebut cukup parah hingga memakan korban jiwa, sebagai civitas akademika emiliki inisiatif untuk melakukan penggalangan donasi berupa sembako, pakaian layak pakai, dan uang. Para donatur berasal dari sivitas akademika Unmas Denapasar khususnya di lingkup Fakultas Bahasa Asing (FBA). Penyaluran donasi dilakukan di Banjar Temakung, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bantuan yang berikan dapat memenuhi kebutuhan dan meringankan beban masyarakat yang terdampak apalagi di tengah kondisi pandemi seperti saat ini.
Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Tri Mandala sebagai Implementasi HATINya PKK Ni Wayan Meidariani; I Wayan Wahyu Cipta Widiastika
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 5 No. 3 (2023): Juli
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/widyabhakti.v5i3.373

Abstract

Masyarakat Ubud terdampak covid-19 ditandai dengan usaha-usaha pariwisata yang tidak bisa beroperasi sehingga pendapatan pun mengalami penurunan. Hal iniberpengaruh pada perekonomian keluarga. Keadaan ekonomi masyarakat Ubud perlahan-lahan mulai membaik pasca pandemi covid-19. Upaya untuk membantu perekonomian keluarga, maka pekarangan rumah dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga.  Lahan pekarangan rumah dapat ditata dengan baik agar terlihat asri, teratur, indah dan nyaman. Pekarangan rumah tidak cukup hanya asri dan indah saja tetapi perlu juga mempertimbangkan kebermanfaatanya untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Berdasarkan konsep tersebut, maka tim pelaksana melakukan kegiatan pengabdian kepada ibu-ibu PKK yang tinggal di Banjar Kutuh Kaja Desa Petulu Ubud Gianyar. Pengabdian dalam bentuk sosialisasi dan pendampingan penataan pekarangan rumah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuka wawasan mitra tentang pemanfaatan pekarangan rumah dengan tanaman yang bermanfaat untuk keluarga. Hasil kegiatan ini adalah terciptanya pekarangan rumah dengan berbagai tanaman yang bermanfaat. Misalnya tanaman bunga di depan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk sarana persembahyangan. Pembuatan apotek hidup dan warung hidup di pekarangan bagian tengah dan pembuatan lumbung hidup di pekarangan rumah bagian belakang. Tata cara penataan ini merupakan aplikasi dari konsep Tri Mandala. Tanaman yang tergolong sebagai apotek hidup, warung hidup dan lumbung hidup di pekarangan rumah dapat dimanfaatkan untuk membantu perekonomian keluarga.
Penggunaan dan Makna Verba ‘Berubah’ Dalam Ruigigo Bahasa Jepang Tinjauan Semantik Ni Wayan Meidariani; I Wayan Wahyu Cipta Widiastika; Ni Kadek Annora Dewi
Journal Social and Humaniora Vol 23 No 2 (2023)
Publisher : Udayana University Press bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/PJIIB.2023.v23.i02.p06

Abstract

Japanese is a foreign language that has many variations of the lexicon. One of them is the variation of the lexicon in the verb. This article discusses the meaning and use of the verb 'to change' in Japanese ruigigo. This study focuses on sentences used by native Japanese speakers. Data collection was carried out through interviews and note taking techniques. The author conducts interviews directly with Japanese people while recording sentences containing synonyms for the verb 'change' in Japanese. The data were analyzed using a contextual meaning theory approach (Pateda, 2010) by describing them in Japanese sentences. From the data found, in Japanese there are 4 verbs that mean 'change', namely: kawaru, henka suru, hendou suru, and henkou suru. (1) kawaru states changes in terms of (weather, price, facial expression, leaf color, attitude), (2) henka suru states changes in terms of (verb forms, weather, language, post-war conditions, physical/body, patient health), (3) henkou suru stated changes in terms of (gold prices, consumer prices, temperature) and (4) henkou suru stated changes in terms of (stay schedules, regulations, plans, addresses, meeting schedules). The results of the study show that each of these verbs has a different use depending on the context of the situation. In some ways, the verbs kawaru and henka suru can be substituted for each other in the context of changing weather, as well as the verbs kawaru and hendou suru in the context of changing prices
Kemandirian Tokoh Perempuan dalam Drama Eiji Harasumento Ni Made Ayu Noviana Budhyanti; I Wayan Wahyu Cipta Widiastika
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Taiyou
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gambaran perempuan dalam karya sastra seringkali dianggap menarik untuk dijadikan cerita. Perempuan dalam masyarakat selalu dipandang harus mengikuti norma sosial. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang tangguh dan mandiri. Mandiri yang berarti perilaku tidak bergantung kepada orang lain dan tangguh diartikan sebagai perempuan yang memiliki kekuatan dalam dirinya untuk menghadapi sesuatu. Salah satu drama Jepang yang mencerminkan kemandirian perempuan yaitiu Eiji Harasumento karya Uchidate Makiko. Penelitian ini mengungkapkan bahwa perempuan bekerja juga untuk memenuhi kebutuhannya dan memiliki hak dalam memilih. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan feminisme, dimana feminisme ini memiliki hubungan dengan tokoh perempuan yang terdapat dalam karya sastra dalam hal menyetarakan hak dengan laki-laki. Sumber data dalam penelitian ini yaitu drama Eiji Harasumento karya Uchidate Makiko. Drama ini dirilis tahun 2015 oleh TV Asashi Jepang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak catat. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan bentuk kemandirian perilaku yaitu (a) Changes in decision making abilitiy dan (b) Changes in feelings of self reliance. Bentuk kemandirian emosi yaitu (a) Seeing the other as people.