Claim Missing Document
Check
Articles

STRUKTUR SEMANTIK ADJEKTIVA URESHII DAN TANOSHII System, Administrator; -, Ni Wayan Meidariani
Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra Vol 7 No 2 (2015): Sphota
Publisher : Sphota : Jurnal Linguistik dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.512 KB)

Abstract

ABSTRAK Adjektiva tanoshii dan ureshii dalam bahasa Jepang memiliki arti leksikal yang sama tetapi kedua leksikon ini memiliki makna yang berbeda dalam penggunaannya. Penulisan ini membahas tentang makna dari adjektiva tanoshii dan ureshii yang tergolong ke dalam adjektiva perasaan.  Analisis dilakukan dengan cara memparafrasekan menggunakan teori Metabahasa Semantik Alami (MSA). Teori MSA ditemukan oleh Andrzej Boguslawski kemudian dikembangkan oleh Anna Wierzbicka digunakan untuk menganalisis makna sebuah kata. Melalui paraphrase dapat ditemukan makna kedua adjektiva ini sehingga diketahui faktor yang menyebabkan si pengalam mengalami kegembiraan. Data diperoleh dari sumber tertulis menggunakan metode studi kepustakaan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode deskriptif  kualitatif kemudian hasil analisis disajikan menggunakan metode informal. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna adjektiva tanoshii ‘gembira’ mengungkapkan perasaan senang karena telah melihat, mendengar dan mengalami sesuatu yang baik. Perasaan senang yang dialami pengalam disebabkan oleh faktor dari dalam sipengalam sendiri berhubungan dengan perbuatan atau pengalaman yang dilakukan sehingga membawa kesan dan menyebabkan si pengalam merasakan kegembiraan.   Adjektiva ureshii ‘gembira’ mengungkapkan perasaan senang disebabkan faktor dari luar setelah menerima, mendengar sesuatu dari orang lain. Kata kunci : semantik, adjektiva, tanoshii,ureshii
PELATIHAN BAHASA DAN BUDAYA JEPANG BAGI PEMUDA ASAL KABUPATEN BULELENG BALI nurita, wayan; Meidariani, Ni Wayan
Abdiku : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Abdiku
Publisher : Penerbit LPPM- STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.362 KB)

Abstract

Kabupaten Buleleng Provinsi Bali merupakan kabupaten terluas di Bali dengan luas 1.365,88 km2 (24,25 % dari luas Pulau Bali). Angka pengangguran di Buleleng kian meningkat dan hingga tahun 2017 jumlahnya mencapai 6.184 orang. Keadaan di atas sedikit terpecahkan dengan adanya tawaran dari pihak Koperasi Usaha Peternakan Tsukuba 「つくば畜産事業協同組合」yang bergerak dalam bidang pertanian dan peternakan yang berkedudukan di Ibaraki- Jepang untuk memberikan kesempatan kepada para pemuda asli Buleleng bekerja di koperasi tersebut. Kesempatan ini telah dimanfaatkan sejak tahun 2009 yang mana sampai saat ini (Mei 2018) sudah 515 orang pemuda asal Kabupaten Buleleng bekerja sebagai Peserta Praktek Keterampilan Kerja dan pada bulan November 2018 akan diadakan juga tes tulis dan wawancara dalam bahasa Jepang oleh tim dari utusan koperasi tersebut. Salah satu faktor penting untuk bisa mengikuti praktek keterampilan kerja adalah penguasaan bahasa dan budaya Jepang. Berdasarkan analisis situasi tersebut, diajukan program pengabdian Kepada Masyarakat untuk memberikan pelatihan bahasa Jepang kepada para calon Praktek Keterampilan Kerja pemuda asal Kabupaten Buleleng di luar jadwal yang ditetapkan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng sambil menunggu waktu tes dari Jepang dengan tujuan untuk menambah kemampuan bahasa dan pemahaman atas budaya Jepang. Pada tahun 2018 ada 56 pemuda asal Kabupaten Buleleng yang mengikuti pelatihan tersebut yang dilaksanakan di SDN 1 Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng seusai siswa SD menggunakan ruangan. Pengabdian kepada masyarakat kali ini dilaksanakan tersruktur, berjenjang, dan efektif sehingga tepat sasaran yang tujuan utamanya adalah para peserta yang mengikuti pelatihan bisa lulus ujian bahasa Jepang baik tes tulis maupun wawancara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kami sebagai tim menyusun pola-pola pendidikan dan pelatihan berupa teori dan praktek. Secara teori diperdalam penghafalan kosa kata, penguasaan huruf Jepang, dan pemahaman bacaan serta pendengaran. Untuk praktek digunakan cara tanya jawab berkenaan dengan kosa kata atau kalimat yang akan ditanyakan saat wawancara oleh perwakilan dari pihak Jepang. Adapun luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah para pemuda asal Kabupaten Buleleng ini nantinya bisa menguasai bahasa Jepang tingkat pemula untuk bisa lulus tes oleh lembaga penerima dari pihak Koperasi Usaha Peternakan Tsukuba sebagai pegawai Praktek Keterampilan Kerja. Selain itu para peserta yang dinyatakan lulus dalam tes bahasa Jepang juga mendapatkan sertipikat kelulusan dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng.
MAKNA VERBA BAHASA JEPANG Meidariani, Ni Wayan
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 2 (2019): Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.662 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i2.2131

Abstract

Fenomena verba bahasa Jepang terdapat verba yang memiliki kemiripan makna, misalnya verba melihat, yang dalam bahasa Jepang adalah miru dan mikakeru. Pemakaian verba yang tepat menyulitkan para pembelajar bahasa Jepang apabila tidak mengetahui makna dasar yang terkandung dalam verba-verba bahasa Jepang tersebut. Oleh karena itu dalam tulisan ini membahas tentang makna verba bahasa Jepang yang dianalisis menggunakan teori MSA dengan cara memparafrasekan untuk mengetahui makna dasar verba sehingga diketahui perbedaan pemakaian verba bahasa Jepang. Permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimanakah makna verba-verba bahasa Jepang yang memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia pada buku teks bahasa Jepang tahap pemula. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan buku ajar Minna no Nihongo sebagai sumber data dalam penelitian ini. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba-verba dengan makna yang mirip pada buku teks bahasa Jepang Minna no Nihongo tergolong ke dalam ishi doshi. Berdasarkan struktur gramatikalnya, verba tersebut memerlukan argumen subjek berupa entitas bernyawa. Argumen objek juga diperlukan yang berupa entitas tidak bernyawa. Struktur Makna verba sangat bervariasi tetapi pada umumnya dipetakan menjadi X melakukan tindakan. Tindakan mengarah pada Y. Verba-verba tersebut bisa saling menggantikan dan ada juga verba yang tidak bisa saling menggantikan.
Makna Verba Miru dalam Bahasa Jepang Meidariani, Ni Wayan
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 1 (2021): AYUMI : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.623 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i1.3916

Abstract

Tulisan ini membahas tentang makna verba miru dalam bahasa Jepang yang dituliskan dengan kanji 観る、診る、看る dan 視る. Keempat kanji tersebut dibaca miru dan memiliki makna yang berbeda berdasarkan konteks penggunaan dalam kalimat. Berdasarkan fenomena inilah tulisan ini mengkaji makna verba miru dengan kanji 観る、診る、看る dan視るyang tergolong dalam homofon dengan menggunakan teori Natural Semantic Metalanguage (NSM) yang dikembangkan oleh Anna Wierzbicka (1996). Analisis NSM oleh Wierzbicka dilakukan dengan teknik parafrase untuk menemukan makna dasar verba miru sehingga diketahui perbedaannya. Data berupa korpus yaitu kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba miru di dalamnya yang diperoleh dari sumber berita online melalui pencarian google. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba miru ‘melihat’ dalam bahasa Jepang yang ditulis dalam 4 variasi kanji yang berbeda mengandung unsur makna 1) melihat dan merasakan, 2) melihat dan mengetahui, 3) melihat dan melakukan tindakan upaya penyembuhan. Melalui analisis ini dapat diketahui perbedaan verba miru dengan 4 variasi kanji yang berbeda berdasarkan pelaku dan efek yang ditimbulkan dari pengalaman subjek. Kata kunci: makna; semantik; verba miru
MAKNA VERBA BAHASA JEPANG Meidariani, Ni Wayan
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 2 (2019): Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.662 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i2.2131

Abstract

Fenomena verba bahasa Jepang terdapat verba yang memiliki kemiripan makna, misalnya verba melihat, yang dalam bahasa Jepang adalah miru dan mikakeru. Pemakaian verba yang tepat menyulitkan para pembelajar bahasa Jepang apabila tidak mengetahui makna dasar yang terkandung dalam verba-verba bahasa Jepang tersebut. Oleh karena itu dalam tulisan ini membahas tentang makna verba bahasa Jepang yang dianalisis menggunakan teori MSA dengan cara memparafrasekan untuk mengetahui makna dasar verba sehingga diketahui perbedaan pemakaian verba bahasa Jepang. Permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimanakah makna verba-verba bahasa Jepang yang memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia pada buku teks bahasa Jepang tahap pemula. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan buku ajar Minna no Nihongo sebagai sumber data dalam penelitian ini. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba-verba dengan makna yang mirip pada buku teks bahasa Jepang Minna no Nihongo tergolong ke dalam ishi doshi. Berdasarkan struktur gramatikalnya, verba tersebut memerlukan argumen subjek berupa entitas bernyawa. Argumen objek juga diperlukan yang berupa entitas tidak bernyawa. Struktur Makna verba sangat bervariasi tetapi pada umumnya dipetakan menjadi X melakukan tindakan. Tindakan mengarah pada Y. Verba-verba tersebut bisa saling menggantikan dan ada juga verba yang tidak bisa saling menggantikan.
Makna Verba Miru dalam Bahasa Jepang Meidariani, Ni Wayan
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 1 (2021): AYUMI : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.623 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i1.3916

Abstract

Tulisan ini membahas tentang makna verba miru dalam bahasa Jepang yang dituliskan dengan kanji 観る、診る、看る dan 視る. Keempat kanji tersebut dibaca miru dan memiliki makna yang berbeda berdasarkan konteks penggunaan dalam kalimat. Berdasarkan fenomena inilah tulisan ini mengkaji makna verba miru dengan kanji 観る、診る、看る dan視るyang tergolong dalam homofon dengan menggunakan teori Natural Semantic Metalanguage (NSM) yang dikembangkan oleh Anna Wierzbicka (1996). Analisis NSM oleh Wierzbicka dilakukan dengan teknik parafrase untuk menemukan makna dasar verba miru sehingga diketahui perbedaannya. Data berupa korpus yaitu kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba miru di dalamnya yang diperoleh dari sumber berita online melalui pencarian google. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba miru ‘melihat’ dalam bahasa Jepang yang ditulis dalam 4 variasi kanji yang berbeda mengandung unsur makna 1) melihat dan merasakan, 2) melihat dan mengetahui, 3) melihat dan melakukan tindakan upaya penyembuhan. Melalui analisis ini dapat diketahui perbedaan verba miru dengan 4 variasi kanji yang berbeda berdasarkan pelaku dan efek yang ditimbulkan dari pengalaman subjek. Kata kunci: makna; semantik; verba miru
IMPLEMENTASI MAKNA TINDAK TUTUR IMPERATIF TIDAK LANGSUNG ANTAR TOKOH DALAM ANIME KUROSHITSUJI「黒執事」KARYA YANA TOBOSO I Wayan Arip Kertanegara; Anak Agung Ayu Dian Andriyani; Ni Wayan Meidariani
Omiyage : Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Jepang Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/omg.v4i2.369

Abstract

This study examines the implementation of the meaning of indirect imperative speech acts contained in the dialogue between the anime characters Kuroshitsuji 「黒執事」. The data sources used in this study are the dialogues contained in the Kuroshitsuji「黒執事」 anime. This study uses a qualitative descriptive method, the methods and data collection techniques used are listening and note-taking techniques. The method and technique of presenting the results of data analysis used is an informal method. The results of this study found that indirect imperative speech acts are manifested in two forms, namely indirect imperative speech acts in news sentences (declarative) and interrogative sentences (inrogative). Based on the category of meaning, the meaning of indirect imperative speech acts embodied in news sentences (declarative) and interrogative sentences (interrogative) is divided into 4, namely: the imperative meaning of Meirei's order (命令), the meaning of the imperative of Kinshi's prohibition (禁止), the imperative meaning of Irai's request (依頼) and the imperative meaning of Kanyuu's invitation (勧誘).
Campur Kode Pada Anak-anak Hasil Pernikahan Antarbangsa Bali-Jepang Melalui Media Sosial SANG AYU ADE ARIE DEWAYANTI; Ni Wayan Meidariani; Anak Agung Ayu Dian Andriyani
Omiyage : Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Jepang Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/omg.v4i2.355

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui a) jenis campur kode dan bentuk pada tataran kata, b) faktor yang melatarbelakangi campur kode yang dilakukan oleh anak pernikahan antar bangsa melalui media sosial. Informan dalam penelitian ini yaitu anak-anak hasil pernikahan antarbangsa Bali-Jepang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak hasil pernikahan antarbangsa dalam berkomunikasi menggunakan media sosial seperti Line, Direct Message dan whatsapp anak-anak tersebut mencampurkan bahasanya pada saat berkomunikasi dengan temannya melalui fitur chat Line, Direct Message, dan whatsapp. Dalam penelitian ini terdapat satu Jenis campur kode yang ditemukan yaitu Campur kode keluar. Selain itu terdapat faktor yang melatarbelakangi anak-anak tersebut mencampurkan bahasanya seperti faktor lingkungan sekitar, faktor kurangnya memahami kosa kata yang tepat, hingga pada faktor dari kebiasaan. Serta terdapat analisis mengenai bentuk kebahasaan campur kode pada tataran kata dalam bahasa Jepang yang terdapat dalam obrolan anak hasil pernikahan antar bangsa dengan temannya.
FUNGSI KYARABEN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI JEPANG Ni Luh Ayu Aprilita; Ni Wayan Meidariani; Anak Agung Ayu Dian Andriyani
Omiyage : Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Jepang Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/omg.v4i1.357

Abstract

This research examines the function of Kyaraben in kindergarten children Japan. This study aims to analyze the function of Kyaraben in Japanese kindergarten children. The data collection method used is the observation method with the data collection technique is conversation technique (interview) through zoom media to four mother Japanese informant. The research location is in Tennouji Osaka, Japan. Data analysis methods and techniques were analyzed using qualitative descriptive methods. Meanwhile, methods and techniques for presenting the results of data analysis using informal methods. Based on the results of the study, it can be seen that there are two functions of Kyaraben for kindergarten children in Japan. Kyaraben as impulse (Impuls). The function of the impulse that give the stimulus or response from the child to eat all the meal in Kyaraben. Kyaraben has an attractive, colorful display element, and there are characters that kids like. Furthermore, Kyaraben functions as manipulation (Manipulasi) so that children continue to enjoy Kyaraben even though there are foods they don't like.
APPLYING THE CORRECT TOURISM VOCABULARIES AS A FORM OF GUIDE’S POLITENESS STRATEGY TOWARD JAPANESE VISITOR A.A.Ayu Dian Andriyani; Ni Wayan Meidariani
JEELL (Journal of English Education, Linguistics and Literature) English Department of STKIP PGRI Jombang Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32682/jeel.v3i1.676

Abstract

The use of the correct Japanese tourism vocabularies by guide when giving service to visitors is as one of form of politeness. This study describes many parts of speech in Japanese tourism vocabularies and politeness strategy used by guide when touring around tourism object in Bali.Theory which is used is Brown and Levinson politeness theory supported by Goi classifying theory and politeness theory and context which gives effect to content and form of guide’s communication when interacting with Japanese visitors. This qualitative research uses non-participant observation method by listening technique and makes a note by analyzing technique which is pragmatic equivalence. Result of the study shows that vocabularies of Japanese tourism use parts of speech which consist of verb, noun, adjective, which are spoken based on speaking situation context which follows it so that the correct vocabulary usage is as a form of politeness strategy of guide in giving service toward Japanese visitors. Moreover, guide has applied both negative and positive politeness strategy as service to JV based on situation context.
Co-Authors A.A.Ayu Dian Andriyani Adiana, Putu Septia Anak Agung Ayu Dian Andriyani Anak Agung Dian Andriyani Andriyani, Anak Agung Dian Anggrahini, Vita Yulia Aris, Ni Nyoman Betty Aritonang Betty Aritonang Betty Debora Aritonang Darmawan, I Wayan Andi Dewi, Ni Kadek Annora Dharma, Wilyem Gede Timika Wijaya Geta, Bertolomeus Hadiah, Bedriany Yedesilva I Dewa Ayu Devi Maharani Santika I Gede Arya Lanang I Gusti Ayu Regina Dhira I Gusti Ayu Vina Widiadnya Putri I Ketut Adi Putra Bonitu I Made Indra Kusuma, Pangestu I Made Vikananda Satrya Wibawa I Made Yawara Sumi Putra I Nyoman Rifno Riyadi I Putu Gede Parameswara I Putu Wipayana I Wayan Arip Kertanegara I Wayan Ferdy Chandra Palguna I Wayan Saka Adi Permana I Wayan Wahyu Cipta , Widiastika I Wayan Wahyu Cipta Widiastika I Wayan Wahyu Cipta Widiastika Ichi Rosalia Artha Ida Ayu Putri Gita Ardiantari Ida Ayu, Putri Gita Ardiantari Imelda Wahyuning Tyas Kemala Dewi, Ni Luh Gede Diah Komang Ayu Nuriasih Ladycia Sundayra Made Henra Dwikarmawan Sudipa Made Henra Dwikarmawan Sudipa Maretya, Gex Nitya Dwi Megawati Dewi Ni Ketut Mertha, Ni Putu Bella Ayuni Nanik Purnami, Ni Komang Ni Kadek Annora Dewi Ni Kadek Nennytha Armayanthi Ni Luh Ayu Aprilita Ni Luh Gede Meilantari Ni Luh Gede Meilantari Ni Luh Gede Meilantarii Ni Nengah Megayanti Ni Nyoman Sariyanti Ni Putu Ayu Gita Septeadianti Ni Putu Pradnyasumita Nakami Ayu Ningsih, Ni Putu Diah Tirta Pranadila, Rosana Putu Apriani Putu Diah Purnami Sari Raharjo, Mentari Nur Addinda Rifaldo Antonio Nicholas Vianey Risma Shelsha Dilha SANG AYU ADE ARIE DEWAYANTI Siagian, Elizabeth Siahaan, Bastian Wiryo Prakoso System, Administrator Titisari Puspa Indrati Wahyu Wahyu, I Wayan Wahyu Cipta Widiastika Wahyuni, Ni Luh Putu Rai Wayan Nurita Wayan Nurita Wayan Nurita Widiastika, I Wayan Wahyu Cipta Wijayanthi, Rina Devi