Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

WARNA DAN PRINSIP DESAIN USER INTERFACE (UI) DALAM APLIKASI SELULER “BUKALOKA” Made Gana Hartadi; I Wayan Swandi; I Wayan Mudra
Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.815 KB) | DOI: 10.25105/jdd.v5i1.6865

Abstract

AbstractColor and Design Principles of User Interface (UI) in “Bukaloka” Mobile Apps. Color is a determining factor for the success of UI design. UI design is a visual display that is very important to build interaction because the audience doesn’t return to visit poor- looking applications. “Bukaloka” is a digital startup that focuses on the phenomenon of Indonesian tourism. Color doesn’t affect the loading speed, so it is used to attract the attention of the audience. The application of color creates aesthetic design if it is guided by the design principles. The aim of this research is to describe colors and analyze the application of colors based on Surianto Rustan’s theory of design principles. The research method is descriptive qualitative. Data collected by observation, interview, documentation, and literature. The results revealed the UI design consisted of 11 types of colors. The color doesn’t reflect emphasis, sequence, and unity, but only reflects the balance. The colors of “Bukaloka” UI design haven’t fulfilled the design aesthetics. AbstrakWarna dan Prinsip Desain User Interface (UI) dalam Aplikasi Seluler “Bukaloka”. Warna merupakan faktor penentu keberhasilan desain UI ketika berinteraksi dengan audiens. Desain UI adalah tampilan visual yang berperan penting membangun interaksi karena audiens tidak akan kembali mengunjungi aplikasi berpenampilan jelek. “Bukaloka” merupakan startup digital yang fokus pada fenomena pariwisata Indonesia. Warna tidak mempengaruhi kecepatan loading, sehingga dimanfaatkan untuk menarik perhatian audiens. Penerapan warna menciptakan desain estetis apabila berpedoman pada prinsip desain, yaitu emphasis, sequence, balance, dan unity. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan warna dan menganalisis penerapan warna. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Warna desain UI dideskripsikan secara detail, kemudian penerapan warna dianalisis berdasarkan teori prinsip desain Surianto Rustan. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Hasil penelitian mengungkapkan desain UI terdiri dari 11 jenis warna. Warna tersebut tidak mampu mencerminkan emphasis, sequence, dan unity. Penerapan warna hanya mencerminkan balance. Warna desain UI “Bukaloka” belum memenuhi estetika sebuah desain.
Color Identity of Jaya Fried Chicken (JFC) Franchise Brand I Nyoman Suardina; I Komang Ananta Pradnya Wikarna; Made Gana Hartadi
Journal of Industrial Product Design Research and Studies Vol 2, No 1 (2023): JIPDRS : June 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to analyze the implementation of design concepts into color identity, analyze color identity visualization into visual communication media, and formulate suggestions for harmonious color combinations. This study used descriptive qualitative method. Color identity is described in full according to the scope of the study. The description results were analyzed using qualitative methods with Roland Barthes' semiotic theory and Surianto Rustan's color theory. The function of semiotic theory is to analyze the relationship between color identity, design concepts, and business principles. Color theory is used to analyze the visualization of color identity into visual communication media and formulate harmonious color combinations. Data were collected by using observation, documentation, and library techniques. Observations and documentation were carried out by visiting the outlets on Jl. Raya Sakah, Batuan, Sukawati. Documentation includes photos of name signs and packaging. The literature is obtained through books, website, articles, and journals. The results of the study reveal that the color identity of the JFC franchise is in accordance with the Nawa Sanggha concept, namely black, gray, white, and red. Color combinations are able to interpret business principles. Visualization of color identity uses different color portions in its visual communication media. The color portion applies a combination of red, black, and white. Gray color is decorative. The combination of harmonious color portions can follow the value contrast scheme. The combination of red and gray as a sub-ordinate while black and white as an accent or dominant.
KAJIAN BENTUK DAN MAKNA PADA LOGO DESA VISESA: Study of The Form and Meaning of The Desa Visesa Logo Made Gana Hartadi
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 20 No. 2 (2024): Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/dim.v20i2.18807

Abstract

Desa Visesa is accommodation and a tourist destination that applies traditional Balinese permaculture into a modern package with the Panca Visesa concept. The implementation of the concept is carried out thoroughly and harmoniously between local residents, companies and tourists. The logo is designed based on the company concept. This research examines the form of illustrations and letters in the Desa Visesa logo based on the meaning of denotation and connotation, thereby revealing the effectiveness of the logo. The research method is descriptive qualitative with an interpretive approach. The illustration is composed by geometric, natural and abstract, but not yet able to reflect the kayon. Letters are composed of several types of letter anatomy. The connotation meanings are able to represent the values ​​of Panca Visesa. The effectiveness of the logo hasn’t been optimal because it isn’t able to describe the company in its entirety.
“HAK TANPA TEMATA” SEBUAH PRODUK UPCYCLE DAN REDESIGN SEPATU HIGH HEELS WANITA BEKAS MENJADI PRODUK SENI BARU Dewi, Nyoman Ayu Permata; Hartadi, Made Gana
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol. 14 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v14i1.78053

Abstract

Sepatu high heels adalah salah satu jenis alas kaki yang digunakan oleh wanita dalam berkegiatan sehari-hari ataupun acara khusus. Banyaknya pengguna sepatu high heels berdampak juga pada banykanya limbah yang dihasilkan. Seperti halnya ditemukan limbah sepatu banyak ditemukan terdampar dipesisir pantai dan tempat pembuangan akhir (TPA), lebih dari 300juta pasang sepatu ditemukan sebagai limbah, namun tatkala sepatu yang ditemukan masih dalam keadaan layak pakai, masih dapat berguna sesuai dengan fungsinya. Salah satu strategi dalam menanggulangi sampah dan untuk meningkatkan kualitas sebuah produk, maka peneliti melakukan proses upcycle dan redesign pada produk lama yang telah using, salah satunya adalah sepatu high heels wanita bekas yang masih berfung dengan baik hanya bagian interfacenya yang terlihat sudah tidak menarik. Proses upcycle dan redesign bertujuan untuk meningkatkan value sepatu tanpa harus banyak mengubah bentuk awal pada sepatu. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode kualitatif untuk mengumpulkan data dengan pendekatan kategori semantic. Pendekatan kategori semantic bertujuan untuk membantu dalam proses redesign. Redesign sepatu high heels tidak terlepas dari pembuatan konsep baru, konsep baru yang digunakan adalah temata dan gelombang laut. Produk yang dihasilkan berupa sepatu high heels dengan desain baru dengan nilai seni yang lebih baik. Kata-kata Kunci: Upcycle, Redesign, High Heels, Limbah Sepatu.
MODEL BISNIS PRODUK SERVICE SYSTEM DALAM DESAIN: PENGURANGAN LIMBAH UNTUK KONSERVASI LINGKUNGAN Dewi, Nyoman Ayu Permata; Hartadi, Made Gana; Karuni, Ni Kadek
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan bisnis yang memproduksi barang dengan masa pakai singkat menyebabkan peningkatan limbah, berdampak negatif pada lingkungan. Konsep Product Service System (PSS) menurut Osaka Mont menawarkan solusi berkelanjutan dengan memisahkan nilai dari kepemilikan produk, memungkinkan konsumen untuk menggunakan produk melalui penyewaan tanpa harus membelinya. Penelitian ini mengeksplorasi penerapan PSS pada Diata Make Up & Hair Do, sebuah perusahaan di Bali yang menyediakan penyewaan kostum pernikahan dan jasa tata rias. Metode kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara dan analisis literatur guna memahami dampak PSS terhadap pengurangan limbah dan penerimaan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PSS di Diata tidak hanya mengurangi permintaan akan produk baru tetapi juga membantu memperpanjang siklus hidup produk yang ada. Selain itu, penerapan PSS ini memberikan alternatif yang ekonomis dan berkelanjutan bagi masyarakat, serta meningkatkan kesadaran tentang praktik konsumsi yang ramah lingkungan. Penelitian ini menegaskan potensi PSS sebagai model bisnis yang dapat diadopsi lebih luas untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
TRANSFORMASI BUDAYA DALAM KEINDAHAN MOTIF WASTRA BALI Hartadi, Made Gana; Suardina, I Nyoman; Prayatna, I Wayan Dedy
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motif Wastra Bali merupakan motif pakaian out of the box yang dirancang berdasarkan tema baru dengan berpedoman pada budaya Bali. Inspirasi budaya Bali diperoleh dari kain tradisional, atraksi budaya, mitologi Hindu, dan bangungan tradisional yang dipadukan dengan gaya pop art sehingga menjadi ilustrasi sederhana namun jenaka, serta disusun acak berpedoman pada teknik patch work. Motif Wastra Bali memiliki komposisi keindahan yang rumit, sehingga menciptakan daya tarik tersendiri melalui transformasi budaya dalam estetika postmodern. Penelitian ini bertujuan mengkaji estetika postmodern motif Wastra Bali. Metode penelitian adalah kualitatif dengan teknik analisis data Miles & Huberman. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Data yang terkumpul, kemudian dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah motif Wastra Bali memiliki nilai estetika postmodern yang termasuk idiom pastiche. Objek inspirasi motif Wastra Bali merupakan teks masa lalu yang termasuk idiom estetika klasik. Peniruan bentuk dan susunan objek inspirasi menjadi objek ilustrasi menerapkan prinsip kesamaan dan imitasi murni. Perubahan bentuk detail menjadi sederhana dan jenaka menjadi apresiasi positif kekayaan budaya lokal dengan mencabut semangat zaman masa lalu berupa asal-usul objek inspirasi, kemudian menempatkannya dalam semangat zaman kini menjadi objek ilustrasi kreatif dan inovatif dalam wujud motif Wastra Bali.
Pengolahan Limbah Eceng Gondok Menjadi Produk Molting Sandals Dengan Teknik Knockdown Arianti Dewi, Ni Wayan; Hartadi, Made Gana
Anggit: Jurnal Desain Produk Vol 2 No 2 (2025): Anggit: Jurnal Desain Produk
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/ajdp.v2i2.5479

Abstract

Pembuatan produk molting sandal bertujuan untuk mengolah limbah eceng gondok menjadi sebuah barang yang bernilai guna lebih dengan memberikan inovasi desain dan ide dalam proses penciptaan sebuah produk. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasi tidak langsung, yang dimana proses pengumpulan data dilakukan melalui berita dan artikel, mengenai kualitas bahan serat eceng gondok dan juga potensi jual dari produk berbahan eceng gondok. Perwujudan produk molting sandals terfokus pada pengolahan bahan limbah yang digunakan, inovasi ide, dan teknik yang digunakan dalam produk tersebut. Melalui proses – proses tersebut maka produk yang dihasilkan mempunyai nilai lebih, sebagai berikut: mengembangkan inovasi dalam menciptakan produk sehingga dapat bersaing dengan produk serupa di pasaran, menambah nilai branding produk sehingga meningkatkan ciri khas produk tersebut, dan juga membuka lapangan pekerjaan bagai masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomian. Hasil yang didapat melalui penelitian ini dapat menyadarkan kita mengenai ramainya peminat dari limbah serat eceng gondok ini sehingga pengolahan limbahnya bisa lebih diperhatikan dan di kembangkan menjadi produk yang lebih berguna.