p-Index From 2020 - 2025
7.453
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Konsep, Estetik dan Makna pada Ilustrasi Rangda Karya Monez BAYU SEGARA PUTRA, GEDE; ARTAYASA, I NYOMAN; SWANDI, I WAYAN
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 21 No 2 (2017): Pabangkara
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.887 KB)

Abstract

Dalam era postmodern, ilustrator cenderung mengedepankan kebebasan dalam mengekspresikan diri dalam berkarya, mereka cenderung tidak ingin terpaku pada suatu kaidah atau tatanan standar yang berlaku. Monez merupakan seorang ilustrator dengan pemikiran postmodern yang khas. Ilustrasi karya Monez kerap tampil dengan objek-objek fantasi yang dideformasi dari imajinasi atas bentuk atau peristiwa yang pernah dilihat maupun dialami sebelumnya. Gaya ilustrasi khas Monez cenderung menampilkan objek dengan wujud imajinatif dalam bentuk yang distorsi. Monez adalah cerminan seorang postmodernis dengan metode berpikir intitutional. Ilustrasi bertema rangda merupakan karya Monez yang sangat kental dengan nuansa postmodern. Ilustrasi yang diciptakan dengan 3 seri, pertama kali di publikasikan kepada publik pada Ajang Popcon Asia 2015 dalam media poster dan postcard. Pengaruh postmodern pada ilustrasi rangda, terlihat pada penggayaan-penggayaan yang diberikan pada unsur visualnya. Oleh karena itu, penelitian ini membantu menjelaskan permasalahan konsep, estetika dan makna ilustrasi rangda karya Monez sebagai sebuah karya seni berlatarbelakang postmodern. Fokus penelitian ini adalah memahami konsep, idiom estetik serta makna yang terdapat pada ilustrasi rangda karya Monez. Untuk itu, peneliti merumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut: 1). Bagaimana konsep yang diterapkan pada ilustrasi rangda karya Monez ?; 2). Bagaimana estetika postmodern dari ilustrasi rangda karya Monez ?; dan 3). Apakah makna yang terkandung pada ilustrasi rangda karya Monez ?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data primer yang digunakan untuk menunjang penelitian ini diperoleh dari studi lapangan, wawancara dengan Monez sebagai informan utama. Untuk melengkapi data primer, peneliti memperoleh informasi berbagai sumber berupa buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan sumber kepustakaan lainnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teori estetika postmodern dan teori semiotika. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ilustrasi rangda karya Monez menerapkan konsep imajinatif dalam penciptaannya. Konsep imajinatif diwujudkan melalui penggayaan berlebih pada visualisasi bentuk ilustrasinya. Di dalam postmodern, penggayaan merupakan ciri dari idiom camp.Makna yang muncul dari ilustrasi rangda karya Monez sebagai sebuah karya dengan penggambaran realita secara berlebihan (hiperealitas), antara lain: makna ekonomi, makna budaya dan makna ekspresi.In the postmodern era, illustrators do not prioritize freedom in expressing themselves in the work, they do not want to be fixated on a standard rule or standard order. Monez is an illustrator with distinctive postmodern thought. The illustrations of Monez’s work often come with fantasy objects deformed from imagination or forms never seen before. The typical illustration style Monez likes to display objects with imaginative shapes in distorted form. Monez is a reflection of a postmodernist with the think intitutional method. Rangda-themed illustrations are Monez’s highly viscous work with postmodern nuances. Illustrations created with 3 series, first published to the public at Popcon Asia 2015 Event in posters and postcard media. Postmodern influences on illustrations rangda, seen in penggayaan-given on the visual element. Therefore, this study helps to explain the concept, aesthetic and meaning of illustrations rangda Monez works as a work of art postmodern background The focus of this research is understanding the concepts, aesthetic idioms and meanings that exist in the illustrations rangda by Monez. For that, the researchers formulate some questions as follows: 1). How does the concept applied to Monez’s illustration rangda? 2). How is the postmodern aesthetic of Monez’s illustration rangda? And 3). What is the significance of Monez’s illustration rangda?. This research is a qualitative research. The primary data used to support this research is the result of field studies, interviews with Monez as key informants. To complement the primary data, researchers obtained information on various sources of books, scientific journals, research reports, and other literary sources. The data obtained are then analyzed by postmodern aesthetic theory and semiotics theory. The result of this research is the illustration rangda by Monez applying imaginative concept in the making. The imaginative concept is manifested through excessive styling on the visualization of its illustrative form. In postmodern, styling is the hallmark of camp idiom. The significance of Monez’s illustration ranges as a work with exaggerated portrayal of reality (hypereality), among others: economic meaning, cultural meaning and the meaning of expression.
CARTOON VISUALIZATION AS SOCIAL REPRESENTATION IN BOG-BOG BALI CARTOON MAGAZINE 2011/2012 EDITION Swandi, I Wayan; Wirawan, AA Bagus; Artayasa, I Nyoman; Mudana, I Gede
E-Journal of Cultural Studies Volume 9, Number 4, November 2016
Publisher : Cultural Studies Doctorate Program, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bog-Bog cartoon was a mass media production which was rich in strong artistic and Balinese cultural values. Social changes cannot be avoided since Bali became a global tourist destination. On one hand, Bali cannot be avoided from being attracted by the global strength; on the other hand, attempts are perpetually made to maintain its cultural identity. The descriptive method was used in the present study, which was intended to explain how the Bog-Bog cartoon was visualized and what meanings were hidden in it.
Peran Elemen Komunikasi Visual pada Media Berita Online Terhadap Kesiapan Mental Pasca Pandemi Covid–19 di Bali Swandi, I Wayan; Julianto, I Nyoman Larry
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.026 KB) | DOI: 10.34010/visualita.v9i1.3821

Abstract

The Covid–19 pandemic has a major impact on all sectors of life, especially with regard to the aspect of mental and emotional health of each individual. The Corona virus problem was followed by massive dissemination of information through online-based news media, regarding the development of the spread area and an increase in the number of sufferers. With the involvement of illustrations and text (headlines) as elements of visual stimulation in the delivery of information during the pandemic, it is necessary to understand interpretatively regarding their role in the mental and emotional readiness of readers in facing the post-Covid-19 pandemic in Bali. The qualitative analysis method on the visual approach is carried out in an effort to understand the psychological perceptions which is constructed in the communication structure. The results of the research indicate that the element of visual stimulus in the form of illustrations and text (headlines) is the stimulus that is capable of providing an organism process in generating responses for readers, so that information that seems contradictory will create psychological perceptions. The implicit impact is in the form of disagreement which results in the conception of 'resistance' to the message conveyed. Visual communication design elements in an infodemic indirectly contribute to the mental and emotional readiness of the target audience to be able to face the new normal era of life or post-pandemic life.
ARTEFAK RELIEF YEH PULU : MENGUNGKAP PERADABAN MASYARAKAT ZAMAN KERAJAAN BALI KUNO, DI INDONESIA I Nyoman Lodra; I Wayan Swandi
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i2.2691

Abstract

This research is intended to reveal the life and civilization of the people in ancient Bali. The focus of the problem: 1) what is the structure of the Yeh Pulu Bedulu relief sculpture. 2) How was the life and civilization of the people in ancient Bali? 3) What are the heritage values of Ancient Bali? Objectives: 1) To describe the structure of Yeh Pulu Bedulu relief artifacts. 2) To describe the life and civilization of the people in ancient Bali. 3) Describe and know the values of the heritage of life and civilization in ancient Bali. Benefits: knowing the level of life and civilization of society and cultural characteristics in ancient Balinese times Method: descriptive qualitative, by parsing, analyzing, data obtained in the field. This research uses the theory of iconography, ecology, ethnographic approach, visual language and the study of structural analysis, themes, techniques, and materials. Data collection: observation, literature, and documents. Data source; primary, secondary.. Findings: revealing the life and civilization of Ancient Bali from Yeh Pulu relief artifacts in Bedulu. Penelitian ini dimaksud untuk  mengungkap kehidupan dan peradaban masyarakat di zaman Bali Kuno. Fokus masalah: 1) bagaimana struktur pahatan arterfak relief Yeh Pulu Bedulu.2) Bagaimana kehidupan dan peradaban masyarakat di zaman Bali Kuno?. 3) Apa nilai-nilai warisan zaman Bali Kuno?, Tujuan: 1) Mendiskripsikan struktur arterfak relief Yeh Pulu Bedulu.2) Mendeskripsikan kehidupan dan peradaban masyarakat di zaman Bali Kuno. 3) Mendeskripsikan dan mengetahui nilai-nilai warisan kehidupan dan peradaban zaman Bali Kuno. Manfaat: mengetahui tingkat kehidupan dan peradaban masyarakat dan karakteristik budaya di zaman Bali Kuno Metode: deskriptif kualitatif, dengan mengurai, menganalisis, data didapat di lapangan. Penelitian ini menggunakan  teori ikonografi, ekologi, pedekatan etnografi, bahasa rupa dan kajian analisis struktur, tema, teknik, dan bahan. Pengambilan data: observasi, kepustakaan, dan dokumen. Sumber data; primer, sekender.. Temuan: mengungkap kehidupan dan peradaban zaman Bali Kuno dari artefak relief Yeh Pulu di  Bedulu. 
Kearifan lokal Bali untuk pelestarian alam: Kajian wacana kartun-kartun majalah “Bog-Bog” I Wayan Swandi
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) Vol 7 No 2 (2017): BUDAYA EKONOMI BALI
Publisher : Pusat Kajian Bali Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.816 KB) | DOI: 10.24843/JKB.2017.v07.i02.p12

Abstract

An aggressive logging becomes a chronic problem in Indonesia. There is an inappropriate paradigm in the understanding and treating of the environment, especially trees and forests. This article examines the discourse of nature conservation based on Balinese local wisdom as presented in visual cartoons of Bog-Bog magazine (No 10, Vol 10, 2012) which theme is tree. Information data taken from cartoon Bog-Bog magazine No. 10, analyzed by the theory of semiotics and supported by the theory of visual design elements. The pictures from the Bog-Bog cartoon show the artistic, critical and humorous efforts of the Bog-Bog cartoonists in constructing Balinese local discourse based on customs, belief, and Hindu religion in an important message of preserving the forest in particular and nature in general. Analysis shown that Bali has a number of local wisdom such as the sacred trust system of tree as one of the ecological messages for forest preservation. An example is the concept of palemahan in the Hindu philosophy of Tri Hita Karana which is important for the harmony of human relationship with nature as a source of prosperity. Bog-Bog cartoon successfully convey the nature conservation discourse based on Balinese local wisdom with the construction of humor, critical, and parody discourse.
The Meaning Of Bali Aesthetic Code In The Animated Film Si Uma Hasbullah Hasbullah; I Wayan Mudra; I Wayan Swandi
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 16, No 2 (2021)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/dewaruci.v15i2.3164

Abstract

This study aims to analyze the meaning of aesthetic code in the animated film "Si Uma." The animated film "Si Uma" needs to be investigated because the reanimated film shows Balinese culture's beauty and has a unique character shape. Visualization of Balinese culture in this animated film contains a meaningful message for the life of the universe hitch conveyed through the form of code. The problem is what is the meaning of the Balinese aesthetic code represented in the animated film "Si Uma." The method used in this research is qualitative with data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The technique of determining the source of data in this study is the Snowball sampling technique. Data sources were collected through interviews with Ida Bagus Surya Manuba, I Nyoman Suci Rasika, and Gede Pasek Putra Adnyana Yasa. Data analysis was carried out through data reduction, presentation, and conclusion drawing based on Ferdinand de Saussure's semiotic theory and Roland Barthes' postmodern aesthetic code. The results of this study indicate that the aesthetic code in the animated film "Si Uma" in the form of a semantic code is associated with a black and white patterned fabric sign (poleng) which contains the meaning of life balance in the universe; the cultural code is associated with a headband (udeng) containing meaning to concentrate thoughts or views (concentration) in every activity in Bali. In conclusion, the meaning of the aesthetic code in the animated film "Si Uma" is seen from two perspectives such as : the semantic code in the form of Poleng Cloth is ideological containing the meaning of balance in life in the universe; cultural code in the form of a headband (udeng)is connotative which means to focus attention/thought, aesthetic, and cultural identity in worship and daily activities.
DAYA TARIK DESAIN KARAKTER “SI METON” Hasbullah -; Hendra Santosa; I Wayan Swandi
Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan (Demandia) Vol 6 No 1 (2021): demandia - Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/demandia.v6i1.2823

Abstract

Desain Karakter “Si Meton” merupakan pemenang sayembara jingle dan maskot yang diselenggarakan KPUD Provinsi NTB tahun 2017. Meskipun “Si Meton” menggambarkan patron budaya sebagai daya tarik promosi Pilkada NTB tahun 2018, rupanya belum tentu dapat dipahami sebagian besar masyarakat NTB. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini akan menyorot daya tarik desain karakter “Si Meton” yang mendapat juara pertama pada sayembara jingle dan maskot yang diselenggarakan KPUD NTB tahun 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan landasan teori estetika postmodern Piliang dan teori prinsip penggambaran karakter animasi Walt Disney. Hasilnya, terdapat daya tarik dua unsur budaya yang berbeda yaitu budaya masa lalu membentuk keindahan yang mengarah pada pastiche dan parodi dengan membentuk penjiwaan karakter yang baru. Manfaat penelitian ini untuk mengembangkan pemahaman daya tarik dari keindahan pastiche, parodi dan kesan yang tercipta dalam desain karakter. Kata Kunci: Daya Tarik, Desain karakter, “Si Meton”, Parodi, Pastiche.
Pendampingan Mendesain Merchandise ‘Tari Leko’ Desa Kukuh Kerambitan Tabanan – Bali I Nyoman Larry Julianto; I Nengah Wirakesuma; I Wayan Swandi; I Nyoman Widhi Adnyana
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v6i1.3764

Abstract

Salah satu warisan seni tradisi yang terancam mengalami kepunahan adalah Tarian Leko Desa Kukuh kecamatan Kerambitan Tabanan–Bali. Keilmuan Desain Komunikasi Visual memiliki peluang dalam upaya pemecahan permasalahan, karena mampu merubah proses berpikir khalayak sasaran dengan mengedepankan medium komunikasi visual sebagai elemen interaksi. Kurangnya minat generasi muda mempelajari dan menekuni ‘Tari Leko’, ditengarai menjadi salah satu penyebab kesenian tradisi tersebut terancam menuju kepunahannya. Faktor lainnya adalah tingkat popularitas ‘Tari Leko’ yang semakin berkurang karena jarang dipentaskan akibat adanya pandemi Covid-19. Kondisi tersebut terjadi karena Bali mengutamakan sektor pariwisata sebagai pendukung keberlangsungan seni tradisi dan budaya. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan memberikan pelatihan mendesain merchandise ‘Tari Leko’ Desa Kukuh Kerambitan. Kegiatan dilaku­kan bulan Juli–Agustus 2021 dan diikuti oleh anak–anak serta para remaja Desa Kukuh. Materi yang disampaikan dalam kegiatan pelatihan adalah penggambaran burung ‘Cetrung’ yang menjadi referensi visual penokohan ‘Tari Leko’ Desa Kukuh. Tahapan ini merupakan proses penjaringan ide ilustrasi yang berasal dari imajinasi anak–anak. Hasil penggambaran tersebut menjadi literasi visual karakter maskot ‘Tari Leko’. Maskot akan diaplikasikan pada media berupa T-Shirt dan Totebag sebagai merchandise dan tahap perwujudannya dilakukan bersama para remaja yang tergabung dalam komunitas seni. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapat respon positif dan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatih­an dalam mengonsepkan desain merchandise.
Pemanfaatan Warna Pada Poster Buku Cerita Bergambar Sejarah Pura Pulaki Nyoman Maruta Gautama; Hendra Santosa; I Wayan Swandi
Jurnal Desain Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.103 KB) | DOI: 10.30998/jd.v7i01.3833

Abstract

Artikel ini membahas tentang warna yang digunakan dalam penciptaan poster dari buku cerita bergambar sejarah Pura Pulaki ditinjau dari teori warna Brewster. Pokok bahasan meliputi dua bagian, yaitu karakter warna yang digunakan dalam desain poster dan pengaruh warna yang dipakai untuk mendukung fungsi poster. Tujuannya adalah untuk mengetahui penggolongan karakter warna yang terdapat pada poster cerita bergambar sejarah Pura Pulak dan mengetahui pengaruh dari penggunaan kombinasi warna panas dan dingin pada poster cerita bergambar sejarah Pura Pulaki. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan transformasi dengan melakukan observasi, wawancara dan kepustakaan tentang media promosi poster dan warna yang dipakai. Hasil menunjukkan bahwa poster buku cerita bergambar sejarah Pura Pulaki menggunakan dua jenis warna yaitu warna panas pada bagian tengah poster sedangkan warna dingin digunakan pada bagian pinggir poster digital. Kombinasi warna dingin dan warna panas tersebut menghasilkan warna yang kontras. Kontras warna membuat perbedaan yang jelas antara unsur–unsur poster yang ada, sehingga mudah untuk dibaca bagi yang melihatnya.
PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN TARI LEKO DESA KUKUH KERAMBITAN TABANAN Anak Agung Gede Aris Septiana Putra; I Wayan Swandi; I Nyoman Larry Julianto
Jurnal Nawala Visual Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Nawala Visual Oktober 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/nawalavisual.v3i2.232

Abstract

Buku cerita bergambar merupakan penerapan suatu ide yang dituangkan dalam sebuah cerita dalam bentuk buku. Cerita bisa didapatkan dalam suatu kegiatan berkesenian, seperti halnya Tari Leko Desa Kukuh. Tarian ini mengandung nilai filosofis karena menceritakan kehidupan burung Cetrung dan Kijang yang saling menolong dalam kegiatan pertanian, sehingga memiliki daya tarik pariwisata dalam pementasannya. Perkembangan pariwisata yang menurun akibat pandemi Covid-19, mengakibatkan tarian ini semakin tidak pernah dipentaskan, sehingga terancam menuju kepunahan. Tujuan penelitian ini adalah berupaya melestarikan Tari leko desa Kukuh dengan memuat cerita ke dalam buku cerita bergambar. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa memiliki kekayaan seni tradisi sejak dini melalui buku cerita bergambar. Melalui analisis kualitatif, diperoleh konsep desain “unity” yang dirasakan mampu menumbuhkan emosional pembacanya.
Co-Authors Alit Kumala Dewi Alit Kumala Dewi Alvin Raditya Sutopo Anak Agung Bagus Aditya Keshawa Putra Anak Agung Bagus Wirawan Anak Agung Gde Bagus Udayana Anak Agung Gede Aris Septiana Putra Artadi, I Made Pande Artawan, Cokorda Alit Artha, I Gede Agus Indram Bayu Arya Pageh Wibawa Ayu Bella Ersania Ayu Krisna Gayatri Sari Dewi BAYU PRAMANA, I MADE BAYU SEGARA PUTRA, GEDE BRENDA MEIDYTA SARI, BRENDA MEIDYTA BRYANT ALFREDO, BRYANT christofer satria Debora Okdila Santoso Delfi, Elsye Andriani Denise Kusuma Dewi, Ayu Krisna Gayatri Sari Dwiyani, Ni Kadek Elvian Andreani, Ni Putu Ervin Feliana Faisal, Yusuf FENTINNIA YASODHARA, FENTINNIA Garwa, I Ketut Hartadi, Made Gana Hasbullah - Hasbullah Hasbullah Hasbullah Hasbullah Hasbullah Hasbullah Hutomo Setia Budi I Gede Anjas Kharismanata I Gede Mudana I Gusti Ngurah Agung Mahaputra I Made Agung Windu Sancaya I Made Agung Windu Sancaya I Made Dwiarya Swandi I Nengah Wirakesuma I Nyoman Artayasa I Nyoman Artayasa I Nyoman Larry Julianto I Nyoman Larry Julianto I Nyoman Larry Julianto I Nyoman Larry Julianto I Nyoman Lodra I Nyoman Widhi Adnyana I Nyoman Yoga Sumadewa I Nyoman, suardina I Putu Agus Aditya Mega Putra I Putu Bagus Jayadaru I Putu Tony Aditya I Wayan Adnyana I Wayan Adnyana I Wayan Agus Eka Cahyadi I Wayan Agus Eka Cahyadi I Wayan Mudra I Wayan Mudra, I Wayan I Wayan Putra Adhi Prayoga Ida Bagus Ketut Trinawindu Janottama, I Putu Arya Karja, I Wayan Made Gana Hartadi Markadi, Bhimo Wicaksono MENDY HOSANA M., MENDY HOSANA Mendy Hosana, Mendy Ni Ketut Pande Sarjani, Ni Ketut Ni Made Chandra Oktavia Devi Nuriarta, I Wayan Nyoman Maruta Gautama Permatahati, Ayu Leony Mahadewi Putri Pradnya Ananda, I Made Mardawa Pranawa, I.G.A.Ngurah Bagus Rama Pratama, Nicholas Wila Adi Purnama Adi Wirawan Putra, Gede Bayu Segara Raharja, I Gede Mugi Ratna Anggraini Ratna Cora Sudharsana, Tjok Istri Remawa, Anak Agung Gede Rai Santosa, Hendra Seanny Kurniawati Halim Sony Prasetya Wanandi Sophia Lerina Chandra Suteja, I Kt Swandi, I Made Dwiarya Try Adi Stanaya, I Komang Udayana, Anak Agung Gede Bagus Vincentius Michael Sugiharto virginia puspadewi hadinoto Vonny Taniwijaya Wahyu Indira Wasista, I Putu Udiyana Wina Pertiwi putri Wardani Wirawan, I Gusti Ngurah WULAN PURNAMASARI, WULAN Yogantara, Wayan Arfian YONANDO YONANDO, YONANDO