Elvira Yesica Ginting
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BENTUK, ORNAMEN DAN MAKNA PADA CINCIN TAPAK GAJAH TRADISIONAL KARO Elvira Yesica Ginting; Ganal Rudiyanto; Krishna Hutama
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 3 No. 2 (2021): Junal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Produk
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1426.528 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v3i2.9431

Abstract

Abstract Forms, ornaments, and meanings of creation are interplayed each other as aesthetic elements. These have a load of wisdom, pieces of the civilization history, and culture of a tribe or society. And, these are very important topic to examine about problems that  traditional Karo Tapak Gajah ring face. The ring is just a mere historical artifacts now for the Karo culture actor. Even though, the development of the Karo culture has been always based on the their role. Therefore, qualitative research, historical and cultural approaches can fulfill the basic comprehension about form, ornament, and message when literacy about it is hard to find. The historical approach is to find out the diachronic and cultural events that occur in Karo culture, while the cultural approach knows the background of Karo customs. Thus, the aesthetic elements of the ring can be revealed through evidence of a certain time span and cultural aspects.Keywords: form, ornaments, meaning, traditional Karo Tapak Gajah Ring, aesthetic elements Abstrak Bentuk, ornamen dan makna pada sebuah karya menjadi hal yang saling terikat sebagai elemen estetik dalam sebuah karya. Mereka memiliki muatan memori kearifan, potongan sejarah peradaban dan kebudayaan suatu suku hingga masyarakat. Hal tersebut menjadi penting saat menyangkut permasalahan yang dihadapi oleh cincin Tapak Gajah tradisional Karo yang kini dianggap hanya sebagai artefak sejarah belaka bagi para pelaku budaya Karo. Padahal, sebuah perkembangan budaya tidak lepas dari peran pelaku budaya tersebut. Oleh karena itu, pemahaman mengenai muatan bentuk, ornamen dan makna didalam cincin Tapak Gajah tradisional Karo menjadi kepentingan yang mendasar ketika literasi mengenai hal tersebut sukar ditemukan. Riset kualitatif disertai dengan pendekatan historis dan kultural. Pendekatan historis untuk mengetahui diakronis dan peristiwa-peristiwa budaya yang terjadi dalam budaya Karo, sedangkan pendekatan kultural mengetahui latar belakang adat istiadat Karo. Sehingga, elemen estetik (bentuk, ornamen dan makna) cincin tersebut dapat terungkap melalui bukti rentang waktu tertentu dan aspek kultural.Kata kunci: bentuk, ornamen, makna, cincin Tapak Gajah tradisional Karo, elemen estetik 
POLEMIK PLAGIAT LOGO MAGNIFICENT SAMARINDA DALAM KAIDAH VISUAL Analisis Logo Magnificent Samarinda melalui Semiotika Elvira Yesica Ginting
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.753 KB)

Abstract

Abstrak Perkembangan industri desain grafis kini tidak dapat dipungkiri memiliki berbagai tantangan yang terus-menerus semakin sulit dalam menciptakan karya yang dinilai benar-benar baru. Begitu yang dirasakan saat melihat logo Magnificent Samarinda muncul dan telah disahkan oleh wali kota Samarinda untuk menjadi wajah dari kota Samarinda. Berbagai perdebatan muncul di berbagai portal berita dengan berbagai perspektif karena logo tersebut memiliki kemiripan hingga 90% dengan logo ‘AA Bridge’ karya George Bokhua – sebagai karya yang telah dipublikasi lebih dahulu sebelum logo Magnificent Samarinda. Namun masih jarang ditemukan artikel ilmiah yang membahas kemiripan tersebut berdasar tinjauan semiotika yang didukung dengan prinsip gestalt. Oleh karena itu, dengan metode kualitatif yang didukung dengan dokumen sekunder dapat ditemukan cara tanda (unsur desain: bentuk, garis, ukuran, dan sebagainya) dalam logo membuat logo tersebut tidak berhasil mencapai fungsi dan estetika yang dituju. Banyak distorsi atau bias pada unsur desain logo yang menyebabkan logo tersebut ditolak penonton, tidak dapat menyampaikan makna atau pesan dan berfungsi sebagai logo sesuai kaidahnya dan yang dituju. Kata kunci; plagiat , logo, Magnificent Samarinda, semiotika. Abstract In its development, the industry of graphics design has reached a point where it has become challenging to create something that is considered truly new. One can’t help but agree with that sentiment when the logo of Magnificent Samarinda was unveiled and legitimized by Samarinda city’s major as Samarinda’s symbol. Multiple opinion pieces of varying stances and perspectives have cropped up on many news portals due to the logo’s resemblance (around 90%) to the AA Bridge logo by George Bokhua, which was created before the Magnificent Samarinda logo. However, there aren’t many scientific articles that discuss said resemblance from the semiotics view supported by gestalt principles. Therefore, with a qualitative method supported by secondary documents one can find how signs (design elements: shape, line, size, etc.) in the logo shows that it failed in fulfilling its own function and aesthetics criteria. There are many distortions and biases within the logo that causes its viewer to reject it, meaning it failed in conveying its principals and purpose. Keywords: plagiarism, logo, Magnificent Samarinda, semiotics