Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tari Sengidyan Marsan, Sebuah Sajian Karya Tari Adalah Karakter Bukan Gender: Tari Sengidyan Marsan Deta Cahya Ramadhani; Sulistyani; I Ketut
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 1 No 1 (2021): Terbitan Pertama Bulan Juni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.215 KB)

Abstract

Tari Sengidyan Marsan merupakan karya tari yang bersumber dari sejarah tari Gandrung, serta terinspirasi terhadap pertunjukan tari Gandrung Banyuwangi dan tari kreasi baru Gandrung Marsan. Penata melihat terdapat kesamaan antara sumber garap tersebut dengan karakter diri penata, serta kemampuan dalam menarikan tari putri. Penggabungan ide cerita dan karakter serta kemampuan penata akan dituangkan dalam wujud tari. Tujuan penciptaan karya tari ini yakni ingin mewujudkan kesetaraan gender dan menepis anggapan penari putra yang menarikan tari putri dianggap kurang sopan, melecehkan kodrat dan sebagainya. Karena yang disajikan dalam sebuah karya tari adalah karakter bukan gender. Karya tari ini mengusung kemampuan sosok Marsan menjadi penari Gandrung yang menghibur sekaligus menyamar sebagai spionase untuk melawan Kompeni Belanda. Penciptaan tari Sengidyan Marsan menggunakan metode penciptaan Alma M. Hawkins yang diterjemahkan oleh Y Sumandiyo Hadi, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu: tahap penjajagan (exploration) tahap ini melakukan penentuan penari, penentuan tata busana dan rias, penentuan komposer,penentuan lighting dan crew serta tempat latihan; tahap penuangan (improvisation), yakni melakukan penuangan dan percobaan gerak; dan tahap pembentukan (forming) ialah melakukan tahap pembentukan serta penyempurnaan karya seperti menyamakan gerak dan menyamakan ekspresi. Karya tari Sengidyan Marsan adalah karya tari kelompok yang ditarikan oleh lima orang penari laki-laki dengan struktur tari dibagi menjadi tiga bagian. Karya tari Sengidyan Marsan berbentuk kreasi baru dengan tema kepahlawanan yang menggunakan gerak tari kerakyatan. Karya ini diiringi dengan gamelan Banyuwangi yang direkam, kemudian di kombinasikan dengan menggunakan Musical Instrument Digital Interface (MIDI) dan berdurasi waktu kurang lebih 12 menit.Kata Kunci: Sengidyan Marsan, Gandrung Banyuwangi, Gender, Kreasi Baru.
Hakikat Ilmu Dan Pengetahuan Dalam Kajian Filsafat Ilmu Inggita Sukma Anggreini; Muhammad Muhyi; I Ketut; Suratno Suratno
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 17 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8310477

Abstract

Pada bagian pendahuluan tersebut, dijelaskan bahwa ilmu dan pengetahuan memiliki pengertian yang berbeda meskipun sering digunakan secara serempak oleh para ilmuwan. Ilmu (science) adalah aktivitas yang sistematis yang membangun pengetahuan tentang struktur dan perilaku dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan percobaan. Sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang ada tanpa memiliki metode dan mekanisme tertentu, lebih berakar pada adat dan tradisi serta pengalaman belaka. Pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis, seperti pengetahuan eikasia (khayalan) yang berhubungan dengan kesenangan dan kesukaan manusia, pengetahuan pistis (substansial) yang berdasarkan pada hal-hal yang terlihat dalam dunia nyata atau yang dapat diindra, dan pengetahuan dianoya (matematik) yang berkaitan dengan matematika dan penalaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan melakukan studi kepustakaan atau library research. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan data dari berbagai sumber seperti dokumen, buku, artikel ilmiah, dan majalah yang relevan dengan topik penelitian. Data yang dikumpulkan kemudian dibaca, dipahami, dan dianalisis untuk mendukung pembahasan selanjutnya. Kata Kunci: Ilmu, Pengetahuan, Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan