Malaria merupakan penyakit berbahaya yang setiap tahun menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan telah menyebabkan lebih dari 600.000 kematian. Meskipun beberapa penelitian telah meneliti tentang metode pengobatan untuk malaria, malaria hingga kini tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi senyawa kurkuminoid pada Curcuma longa sebagai kandidat antimalaria dengan melihat hubungan interaksinya dengan ADORA3 secara in silico. Penelitian menggunakan pendekatan in silico melalui metode molecular docking untuk mengidentifikasi afinitas pengikatan interaksi antara senyawa kurkuminoid sebagai senyawa ligan dan ADORA3 sebagai protein target. Website dan aplikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah PubChem, PASS online, SuperPred, NCBI, SWISS-MODEL, SavesWebServer, Proteins Plus, PyRx versi 0.8, dan PyMol versi 2.5.7. Senyawa kurkuminoid yang diteliti adalah curcumin (Compound CID 969516), demethoxycurcumin (Compound CID 5469424), dan bis-demethoxycurcumin (Compound CID 5315472). Reseptor ADORA3 yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kode GenBank KAI4081964.1 dan ChEMBL-ID T36059. Hasil penelitian menunjukkan senyawa kurkuminoid dapat berikatan dengan ADORA3 meskipun dengan tingkat kekuatan dan kestabilan interaksi yang berbeda tergantung jenis senyawa. Selain itu, senyawa kurkuminoid secara in silico dapat menjadi kandidat obat antimalaria dan dapat dengan baik diserap oleh sistem pencernaan karena telah memenuhi Lipinski’s Rule of Five, yaitu memiliki nilai molecular weight ≤ 500; rotatable bonds ≤ 10; H-bond acceptors ≤ 10; H-bond donors ≤ 5; dan Log P ≤ 5. Studi in vitro dan in vivo lanjutan diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil temuan yang menyatakan bahwa senyawa kurkuminoid dapat berikatan dengan ADORA3 sehingga berpotensi sebagai antimalaria.