Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Kurkumin terhadap Peningkatan Memori pada Alzheimer: Kajian Pustaka Hilda Al Fadhilah; Alya Tursina; Sara Puspita
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.541

Abstract

Abstract. Alzheimer's is the most common cause of dementia and accounts for about 60-80% of all dementia cases. Most patients are 65 years of age or older and the percentage of people with Alzheimer's increases dramatically with age. In addition to having a direct impact on health, Alzheimer's also has a very significant social impact, causing a substantial reduction in the quality of life for patients, family members, and health workers. Despite the magnitude of the impact caused by Alzheimer's, until now pharmacological therapy to prevent or cure memory decline in Alzheimer's is still limited. Some drugs such as donepezil and galantamine can prevent memory loss, but many patients do not respond to these medications, the beneficial effects are temporary, the drugs are expensive, and are accompanied by a number of side effects. Therefore, there is an urgency to develop a safer, more efficacious, effective, and economical Alzheimer's therapy, one of which is by utilizing natural ingredients, namely curcumin which is a pleiotropic molecule. The purpose of this study was to determine the effectiveness of curcumin to improve memory in Alzheimer's. This study uses a literature review method regarding the Effect of Curcumin on Memory Improvement in Alzheimer's. The type of data used is secondary data. The method of data collection is literature study. From this literature review study, it was concluded that curcumin is effective for improving memory in Alzheimer's. Abstrak. Alzheimer merupakan penyebab demensia yang paling sering dan menyumbang sekitar 60-80% kasus demensia secara keseluruhan. Sebagian besar penderita berusia 65 tahun atau lebih dan persentase penderita Alzheimer meningkat secara drastis seiring bertambahnya usia. Selain memiliki dampak terhadap kesehatan secara langsung, Alzheimer juga menimbulkan dampak sosial yang sangat signifikan, menyebabkan penurunan kualitas hidup yang cukup besar bagi pasien, anggota keluarga, dan petugas kesehatan. Terlepas dari besarnya dampak yang ditimbulkan akibat Alzheimer, sampai saat ini terapi farmakologis untuk mencegah atau menyembuhkan penurunan memori pada Alzheimer masih terbatas. Beberapa obat seperti donepezil dan galantamin dapat mencegah penurunan memori, tetapi banyak pasien tidak respon terhadap pengobatan tersebut, efek menguntungkannya bersifat sementara, harga obat mahal, dan disertai dengan sejumlah efek samping. Oleh karena itu, timbul suatu urgensi untuk mengembangkan terapi Alzheimer yang lebih aman, berkhasiat, efektif, dan ekonomis salah satunya adalah dengan memanfaatkan bahan alam, yaitu kurkumin yang merupakan molekul pleiotropik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas kurkumin untuk meningkatkan memori pada Alzheimer. Penelitian ini menggunakan metode literature review mengenai Pengaruh Kurkumin terhadap Peningkatan Memori pada Alzheimer. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data adalah studi pustaka. Dari studi literature review ini, didapatkan kesimpulan bahwa kurkumin efektif untuk meningkatkan memori pada Alzheimer.
Scoping Review: Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Skabies pada Santri di Pondok Pesantren Imam Syukur Saraha; Ismawati; Sara Puspita
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.835

Abstract

Abstract. Scabies is a skin disease caused by infection with Sarcoptes scabiei var Hominis, occurring with a prevalence of about 200 million people each year due to the low economy, inadequate levels of environmental hygiene and sanitation. Scabies is mostly found in densely populated areas such as dormitories, Islamic boarding schools, hospitals, prisons and nursing homes. Environmental sanitation is one of the factors that can affect the transmission of scabies whose variables consist of ventilation, humidity, lighting, temperature, availability of clean water and residential density. The purpose of this study was to determine the relationship between environmental sanitation and the incidence of scabies in students in Islamic boarding schools. The research uses a scoping review study through the Google Schoolar, ProQuest, Science Direct, and Garuda Portal databases with a feasibility test using the JBI Critical Appraisal Checklist. The total number of initial articles in this study was 289 articles, while the number of articles that met the eligibility criteria was 7 articles. The results showed that 6 out of 7 articles stated that there was a relationship between ventilation, clean water supply, occupancy density, lighting, temperature and humidity with the incidence of scabies. The conclusions of this study indicate that there is a relationship between environmental sanitation and the incidence of scabies in students at Islamic boarding schools. Abstrak. Skabies merupakan penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi Sarcoptes scabiei var Hominis, terjadi dengan prevalensi sekitar 200 juta orang setiap tahunnya diakibatkan oleh ekonomi rendah, tingkat kebersihan dan sanitasi lingkungan yang tidak memadai. Skabies banyak terdapat pada wilayah yang padat penduduk seperti asrama, pesantren, rumah sakit, penjara dan panti jompo. Sanitasi lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi penularan skabies yang variabelnya yang terdiri dari ventilasi, kelembaban, pencahayaan, suhu, ketersediaan air bersih dan kepadatan hunian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies pada santri di pondok pesantren. Penelitian menggunakan studi scoping review melalui database Google Schoolar, ProQuest, Science Direct, dan Portal Garuda dengan uji kelayakan menggunakan JBI Critical Appraisal Checklist. Total jumlah artikel awal pada penelitian ini sebanyak 289 artikel, sedangkan jumlah artikel yang memenuhi kriteria kelayakan sebanyak 7 artikel. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 6 dari 7 artikel menyatakan terdapat hubungan ventilasi, penyediaan air bersih, kepadatan hunian, pencahayaan, suhu dan kelembaban dengan kejadian skabies. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies pada santri di pondok pesantren.
Perbedaan Proporsi Tingkat Aktivitas Fisik berdasarkan Indeks Massa Tubuh pada Perawat Kerja Gilir di Puskesmas Kabupaten Subang Mutiara Natasya Rahma Putri; Ike Rahmawaty Alie; Sara Puspita
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1306

Abstract

Abstract. Nurse is one of the human resource needed in 24 hour medical service thus implementing a shift work system. Shift work at night leads to decrease in physical activity and affect the circadian rhythm which will interfere diet and increase the risk of obesity. This study aims to determine the difference in proportion of physical activity levels based on body mass index in shift work nurses at the Subang District Health Center. The research method used is an analytical observational study with cross-sectional design. The subjects of this study were nurses from 3 Public Health Centers in Subang Regency with a total of 50 subjects, with research period from August to October 2021. The instrument in this study is the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) which consists of seven questions regarding heavy, moderate, light and walking physical activity. The results showed most of the subjects were >35 years old, as many as 34 (68%) nurses with the highest body mass index category were in the obese category with 20 (40%) nurses, as many as 23 (46%) nurses were in the low physical activity category. The analysis test was carried out using chi square test with a p-value of 0.805 which showed that there was no difference in the proportion of physical activity level based on the body mass index category. An additional analysis test with Mann Whitney test was carried out to see the difference in the total Metabolic Equivalent of Tasks (METs) on the body mass index, it showed the p-value was 0.016 which indicated a significant difference with the mean METs in abnormal BMI greater than MET in normal BMI. Abstrak. Perawat merupakan salah satu sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan selama 24 jam sehingga menerapkan sistem kerja gilir. Sistem kerja gilir pada malam hari dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik dan memengaruhi ritme sirkardian yang akan mengganggu diet dan meningkatkan risiko obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi tingkat aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada perawat kerja gilir di Puskesmas Kabupaten Subang. Metode penelitian yang digunakan yakni penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Subjek penelitin ini adalah perawat dari 3 Puskesmas Kabupaten Subang dengan total subjek 50 orang, dengan periode penelitian bulan Agustus hingga Oktober 2021. Instrumen pada penelitian ini yakni kuesioner International Physical Activity Questioner (IPAQ) yang terdiri dari tujuh pertanyaan mengenai aktitvitas fisik berat, sedang, ringan dan berjalan. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar subjek bersusia >35 tahun yaitu sebanyak 34 (68%) perawat dengan kategori indeks massa tubuh terbanyak berada di kategori obese sebanyak 20 (40%) perawat, sebanyak 23 (46%) berada di kategori aktivitas fisik rendah. Uji analisis dilakukan dengan uji chi square dengan hasil p-value 0,805 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan proporsi tingkat aktivitas fisik berdasarkan kategori indeks massa tubuh. Uji analisis tambahan dengan uji mann whitney dilakukan untuk melihat perbedaan total Metabolic Equivalent of Tasks (METs) terhadap indeks massa tubuh didapatkan p-value 0,016 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan, dengan mean METs pada IMT tidak normal lebih besar dibandingkan dengan METs pada IMT normal.
Perbedaan Tingkat Kecemasan Orang Tua Anak Penderita Leukemia Sebelum dengan Sesudah Kemoterapi Suchi Aulia Nur Silmi; Ieva B. Akbar; Sara Puspita
Jurnal Riset Kedokteran Volume 3, No.1, Juli 2023, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.vi.1875

Abstract

Abstract. Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is children's most common type of cancer. Acute lymphoblastic leukemia can be cured with chemotherapy. The initial treatment for ALL is induction chemotherapy, lasting 4–6 weeks using 3 or 4 drugs. Parents who have children with ALL will experience anxiety, especially mothers. This study aims to analyze the differences in the anxiety levels of parents of children with acute lymphoblastic leukemia before and after the induction phase of chemotherapy. The research was conducted in July–October 2022. The research method is a comparative research design with a longitudinal study approach. The sample of this study was 45 people using a total sampling technique on the parents of children with ALL at Al-Islam Hospital in Bandung. Data collection was carried out using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Data analysis used the McNemar test. The results showed that 28 mothers experienced severe–very severe levels of anxiety before the induction phase of chemotherapy, and 28 experienced mild–moderate anxiety levels after the induction phase of chemotherapy. The results of the McNemar test obtained a value of p=0.001 (p<0.05). In conclusion, parents' anxiety in children with ALL increased before chemo and tended to decrease after the induction phase of chemotherapy. Abstrak. Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi pada anak. Leukemia limfoblastik akut dapat disembuhkan dengan kemoterapi. Terapi awal LLA yaitu kemoterapi fase induksi, berlangsung 4–6 minggu menggunakan 3 atau 4 obat. Orangtua yang memiliki anak LLA akan mengalami kecemasan terutama ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan tingkat kecemasan orangtua anak penderita leukemia limfoblastik akut sebelum dengan sesudah kemoterapi fase induksi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli–Oktober 2022. Metode penelitian adalah desain penelitian komparatif dengan pendekatan studi longitudinal. Sampel penelitian ini adalah 45 orang dengan teknik total sampling pada orangtua anak penderita LLA di RS Al-Islam Bandung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data menggunakan uji McNemar. Hasil penelitian menunjukan ibu mengalami tingkat kecemasan berat–sangat berat sebelum kemoterapi fase induksi sebanyak 28 dan mengalami tingkat kecemasan ringan–sedang sesudah kemoterapi fase induksi sebanyak 28. Hasil uji McNemar didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05). Simpulan, kecemasan orangtua pada anak penderita LLA meningkat sebelum kemoterapi dan cenderung menurun sesudah kemoterapi fase induksi.
Perbedaan Tingkat Kecemasan Orang Tua Anak Penderita Leukemia Sebelum dengan Sesudah Kemoterapi Suchi Aulia Nur Silmi; Ieva B. Akbar; Sara Puspita
Jurnal Riset Kedokteran Volume 3, No.1, Juli 2023, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.vi.1875

Abstract

Abstract. Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is children's most common type of cancer. Acute lymphoblastic leukemia can be cured with chemotherapy. The initial treatment for ALL is induction chemotherapy, lasting 4–6 weeks using 3 or 4 drugs. Parents who have children with ALL will experience anxiety, especially mothers. This study aims to analyze the differences in the anxiety levels of parents of children with acute lymphoblastic leukemia before and after the induction phase of chemotherapy. The research was conducted in July–October 2022. The research method is a comparative research design with a longitudinal study approach. The sample of this study was 45 people using a total sampling technique on the parents of children with ALL at Al-Islam Hospital in Bandung. Data collection was carried out using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Data analysis used the McNemar test. The results showed that 28 mothers experienced severe–very severe levels of anxiety before the induction phase of chemotherapy, and 28 experienced mild–moderate anxiety levels after the induction phase of chemotherapy. The results of the McNemar test obtained a value of p=0.001 (p<0.05). In conclusion, parents' anxiety in children with ALL increased before chemo and tended to decrease after the induction phase of chemotherapy. Abstrak. Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi pada anak. Leukemia limfoblastik akut dapat disembuhkan dengan kemoterapi. Terapi awal LLA yaitu kemoterapi fase induksi, berlangsung 4–6 minggu menggunakan 3 atau 4 obat. Orangtua yang memiliki anak LLA akan mengalami kecemasan terutama ibu. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan tingkat kecemasan orangtua anak penderita leukemia limfoblastik akut sebelum dengan sesudah kemoterapi fase induksi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli–Oktober 2022. Metode penelitian adalah desain penelitian komparatif dengan pendekatan studi longitudinal. Sampel penelitian ini adalah 45 orang dengan teknik total sampling pada orangtua anak penderita LLA di RS Al-Islam Bandung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data menggunakan uji McNemar. Hasil penelitian menunjukan ibu mengalami tingkat kecemasan berat–sangat berat sebelum kemoterapi fase induksi sebanyak 28 dan mengalami tingkat kecemasan ringan–sedang sesudah kemoterapi fase induksi sebanyak 28. Hasil uji McNemar didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05). Simpulan, kecemasan orangtua pada anak penderita LLA meningkat sebelum kemoterapi dan cenderung menurun sesudah kemoterapi fase induksi.
Tingkat Pengetahuan Talasemia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Intan Purnamasari; Yani Triyani; Sara Puspita
Jurnal Riset Kedokteran Volume 4, No.1, Juli 2024, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.v4i1.3755

Abstract

Abstract. Thalassemia is a congenital blood disorder caused by failure to form hemoglobin which damages red blood cells and results in anemia or lack of blood in sufferers. As the number of thalassemia sufferers increases, awareness of the importance of knowledge of thalassemia must be raised among the public, especially among students at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University as medical personnel in the future must be able to educate the public well. This research aims to determine the level of knowledge of students at the Faculty of Medicine, Islamic University of Bandung about thalassemia. The research subjects were 204 people. This research uses an analytical observational method with a cross-sectional approach. The results of this research show that the majority of students at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University for the 2022/2023 academic year have a good level of knowledge regarding thalassemia (85.3%). A good level of knowledge among students, especially students at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University, is influenced by several things. Students can get information from various sources, starting from formal education and information available on social media. The sources of information obtained by students can increase understanding and knowledge regarding the definition, diagnosis, management and prevention of thalassemia. Abstrak. Talasemia adalah kelainan darah bawaan yang disebabkan oleh kegagalan pembentukan hemoglobin yang merusak sel darah merah dan mengakibatkan anemia atau kekurangan darah pada penderita. Seiring bertambahnya jumlah penderita talasemia, kesadaran akan pentingnya pengetahuan talasemia harus ditumbuhkan di kalangan masyarakat khususnya pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung sebagai tenaga medis di masa yang akan datang sehingga harus mampu mengedukasi masyarakat dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tentang talasemi. Subjek penelitian sebanyak 204 responden. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tahun akademik 2022/2023 memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai talasemia (85.3%). Tingkat pengetahuan yang baik pada mahasiswa khususnya pada mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Islam Bandung dipengaruhi oleh beberapa hal. Mahasiswa dapat mendapatkan informasi dari berbagai sumber, mulai dari pendidikan formal maupun informasi yang tersedia di media sosial. Sumber informasi yang didapat oleh mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman serta pengetahuan terhadapa pengertian, diagnosis, tatalaksana, serta pencegahan talasemia.
Gambaran Karakteristik Etiologi dan Penyakit Penyerta Pasien End-Stage Renal Disease yang Menjalani Hemodialisis di RS Al-Islam pada Tahun 2018–2022 Ilhan Rakha Aryawardana; Yani Triyani; Sara Puspita
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10722

Abstract

Abstract. In the last few decades there has been an increase in cases of chronic kidney disease (CKD). An increase in CKD cases can result in an increase in cases of end-stage renal disease (ESRD) which can be indicated by an increase in hemodialysis procedures every year. According to data from the Indonesian Renal Registry (IRR) in 2018, the number of new patients undergoing hemodialysis in West Java increased from the previous year by 50% (from 7,444 to 14,771 patients), based on this data, an analysis of the etiology and comorbidities of ESRD patients in 2018–2022 is needed. The aim of this study is to distributively describe the etiology and comorbidities of ESRD cases at Al-Islam Hospital in 2018–2022. The method used in this research is descriptive quantitative with a retrospective approach using the case series method. Samples were taken from medical records of new hemodialysis patients in 2018–2022 and there were 769 ESRD patients. The results of this study showed that there was an increase in ESRD patients by 20.4% during 2018–2022 with the main etiologies being hypertensive kidney disease (61.9%), diabetic nephropathy (19.5%), other causes (6.5%), primary glomerulopathy (4.6%), and lupus nephropathy (3.5%), while the main comorbidities were hypertension (57.0%), diabetes mellitus (16.3%), cardiovascular disease (6.5%), cerebrovascular disease (2.7%), and tuberculosis (2.2%). Conclusion, the most common etiologies during 2018–2022 were hypertensive kidney disease and diabetic nephropathy, while the most common comorbidities were hypertension and diabetes mellitus. From the results of this research, it is hoped that it can become a reference for establishing ESRD prevention programs and for conducting other research to deepen other characteristics using other methods. Abstrak. Dalam beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan kasus chronic kidney disease (CKD). Peningkatan kasus CKD dapat mengakibatkan peningkatan kasus end-stage renal disease (ESRD) yang dapat diindikasikan dengan peningkatan tindakan hemodialisis setiap tahun. Menurut data Indonesia Renal Registry (IRR) tahun 2018 jumlah pasien baru yang menjalani hemodialisis di Jawa Barat meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 50% (dari 7.444 menjadi 14.771 pasien), berdasarkan data tersebut diperlukan analisis etiologi dan penyakit penyerta pasien ESRD pada tahun 2018–2022. Tujuan penelitian ini ialah menggambarkan secara distributif etiologi dan penyakit penyerta kasus ESRD di Rumah Sakit Al-Islam pada tahun 2018–2022. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif menggunakan metode case series. Sampel diambil dari rekam medis pasien baru hemodialisis pada tahun 2018–2022 dan didapatkan pasien ESRD sebanyak 769 pasien. Hasil penelitian terjadi peningkatan pasien ESRD sebesar 20,4% selama tahun 2018–2022 dengan etiologi utama penyakit ginjal hipertensif (61,9%), nefropati diabetik (19,5%), penyebab lainnya (6,5%), glomerulopati primer (4,6%), dan nefropati lupus (3,5%), sementara untuk penyakit penyerta utama hipertensi (57,0%), diabetes melitus (16,3%), penyakit kardiovaskular (6,5%), penyakit serebrovaskular (2,7%), dan penyakit tuberkulosis (2,2%). Simpulan, etiologi yang paling banyak terjadi selama tahun 2018–2022 adalah penyakit ginjal hipertensif dan nefropati diabetik, sementara penyakit penyerta yang paling banyak diderita adalah hipertensi dan diabetes melitus. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk pembentukan program prevensi ESRD dan penelitian untuk memperdalam karakteristik lainnya menggunakan metode lain.