Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Scoping Review: Hubungan antara Olahraga dengan Kualitas Hidup Wanita Menopause Fairul Khalifa Muhammad; Hidayat Widjajanegara; Dean Wahjudy Satyaputra
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.725

Abstract

Abstract. Menopause is a period of transition from productive to non-productive periods caused by increasing age and decreasing levels of the hormones estrogen and progesterone marked by the end of menstruation. This can cause a decrease in the quality of life and can be improved again by improving lifestyle, namely by exercising to reduce the symptoms of syndrome climacteric to improve the quality of life of postmenopausal women. The purpose of this study was to determine the relationship between exercise and quality of life in postmenopausal women. This research use method scoping review. The databases used are PubMed, ScienceDirect, and SpringerLink with the keywords menopause AND exercise OR lifestyle AND quality of life taken from 2011 to 2021 with the number of journals obtained 15,045 then screening with PICOS to obtain six journals. Journals that meet the criteria eligible based on the critical appraisal are six journals. The research design of all articles was a Randomized Control Trial. The intervention given is exercise. Measurement of quality of life in selected journals, among others, uses Health-Related Quality of Life (HRQoL) and Menopause-Specific Quality of Life (MENQol). The results of the six journals showed that there was an increase in the quality of life in postmenopausal women who did sports. This is evidenced by an increase in vasomotor function, physical, psychosocial, and sexual. Abstrak. Menopause merupakan masa peralihan dari masa produktif ke masa non produktif yang disebabkan bertambahnya usia dan menurunnya kadar hormon estrogen dan progesteron ditandai dengan berakhirnya menstruasi. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan dapat ditingkatkan kembali dengan cara memperbaiki pola hidup, yaitu dengan olahraga agar dapat mengurangi gejala sindroma climacteric sehingga meningkatkan kualitas hidup wanita menopause. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara olahraga dengan kualitas hidup pada wanita menopause. Penelitian ini menggunakan metode scoping review. Database yang digunakan yaitu PubMed, ScienceDirect, dan SpringerLink dengan kata kunci menopause AND exercise OR lifestyle AND quality of life yang diambil dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2021 dengan jumlah jurnal yang didapat 15.045 kemudian dilakukan screening dengan PICOS hingga didapatkan enam jurnal. Jurnal yang memenuhi kriteria eligible berdasarkan critical appraisal yaitu enam jurnal. Desain penelitian semua artikel adalah Randomized Control Trial. Intervensi yang diberikan adalah olahraga. Pengukuran kualitas hidup pada jurnal terpilih, yaitu antara lain menggunakan Health-Related Quality of Life (HRQoL) dan Menopause-Specific Quality of Life (MENQol). Hasil dari keenam jurnal tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan quality of life pada wanita menopause yang melakukan olahraga. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan fungsi vasomotor, fisik, psikososial dan seksual.
Scoping Review: Pengaruh Pemberian Sediaan Kacang Kedelai terhadap Gejala Hot Flushes pada Pasien Menopause Mutiara Salsa Ervina; Hidayat Widjajanegara; Dean Wahjudy Satyaputra
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.945

Abstract

Abstract. Menopause is characterized by a decrease in estrogen that can cause unpleasant symptoms such as hot flushes, night sweats, sleep disorders, and vaginal dryness. Of these menopausal symptoms, many women report that hot flashes are the most troublesome. The most effective treatment for menopausal symptoms is hormone therapy (HT). However, the use of hormone therapy is declining due to many proven side effects, such as an increased risk of uterine cancer and breast cancer. Several complementary and alternative therapies, such as herbal estrogens, are widely used to treat menopausal symptoms. Plant-based estrogens, or phytoestrogens (such as soybeans), are a reliable source of isoflavones that help relieve menopausal symptoms. The purpose of the study was to analyze the effect of giving soybean preparations on the symptoms of hot flushes. This study uses a scoping review to analyze scientific writings from four data sources, namely Science direct, Springer link, Pubmed and ProQuest. The initial search resulted in 1,035 articles, and 5 articles that were eligible (elegible) were summarized in the PRISMA diagram. The PICOS criteria in this study were Population (menopausal women), Intervention (given phytoestrogens from soybeans), Comparison (patients who were not given phytoestrogens from soybeans), Outcome (complaints of Hot Flushes in postmenopausal patients), and Study (Randomized Control Trial). Analysis of five articles showed that regular intake of phytoestrogens from soybeans led to a significant reduction in hot flushes over placebo in four articles. In addition, there is an article stating that taking isoflavones from soy does not significantly change the symptoms of hot flushes. The conclusion of this study showed that consumption of preparations from soybeans was more effective in reducing the symptoms of hot flushes. Abstract. Menopause ditandai dengan penurunan estrogen, yang dapat menyebabkan gejala tidak nyaman seperti hot flushes, keringat malam, gangguan tidur, dan kekeringan pada vagina.. Gejala menopause yang paling banyak dilaporkan sangat mengganggu adalah hot flushes. Pengobatan yang paling efektif untuk mengurangi gejala menopause adalah terapi hormon (HT). Namun, karena banyak efek samping yang terbukti, seperti peningkatan risiko kanker rahim dan kanker payudara, penggunaan untuk terapi hormon telah menurun. Beberapa terapi pengobatan komplementer dan alternatif seperti estrogen herbal telah banyak digunakan untuk mengatasi masalah menopause. Estrogen herbal atau fitoestrogen seperti kedelai adalah sumber isoflavon yang dapat diandalkan untuk mengurangi gejala menopause. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian sediaan kacang kedelai terhadap gejala hot flushes pada pasien menopause. Penelitian ini menggunakan scoping review untuk menganalisis tulisan ilmiah dari empat sumber data yaitu Science direct, Springer link, Pubmed dan ProQuest. Pada pencarian awal dihasilkan 1.035 artikel, dan artikel yang memenuhi kelayakan (elegible) ada 5 artikel dirangkum dalam diagram PRISMA. Kriteria PICOS dalam penelitian ini adalah Population ( wanita menopause), Intervention ( pemberian fitoestrogen dari kacang kedelai), Comparison ( pasien yang tidak diberikan fitoestrogen dari kacang kedelai), Outcome ( keluhan hot flushes pada pasien menopause), dan Study (Randomized Control Trial). Hasil analisis dari 5 artikel menunjukkan empat artikel menyatakan konsumsi rutin fitoestrogen dari kacang kedelai menghasilkan pengurangan jumlah hot flushes yang jauh lebih tinggi dari pada plasebo. Selain itu, terdapat satu artikel menyebutkan konsumsi isoflavones dari produk olahan kedelai tidak menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap gejala hot flushes. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan konsumsi sediaan dari kacang kedelai lebih efektif dalam mengurangi gejala hot flushes.
Gambaran Antara Usia Ibu dan Gravida dengan Kejadian Preeklamsia Berat di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 Alda Olivia Magdalena; Hidayat Widjajanegara; Indri Budiarti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10560

Abstract

Abstract. Severe preeclampsia is defined as preeclampsia associated with severe complications in the mother and fetus that can cause an emergency situation. The criterion for severe preeclampsia is a blood pressure of 160/110mmHg. Severe preeclampsia is the cause of 30%-40% of maternal deaths in Indonesia. The study aimed to analyze the description of maternal age and gravida status with the occurrence of severe preeclampsia at Al-Ihsan Bandung Regional General Hospital. The study used observational analytic with cross-sectional method. The subjects in this study were pregnant women with severe preeclampsia who were hospitalized at Al-Ihsan Hospital throughout 2022. The sample size amounted to a sample of 270 pregnant women with severe preeclampsia. The sampling technique used purposive sampling that met the inclusion and exclusion criteria by taking medical records in the Obstetrics and Genocology section at Al-Ihsan Regional General Hospital. Data were analyzed by Chi Square Test with a degree of significance of 0.05%. The results of the study from a total of 270 samples analyzed, 150 people (56%) were severe preeclampsia. Maternal age > 35 years with PEB as many as 101 people (77%). Multigravida with PEB amounted to 122 people (81%). Abstrak. Preeklamsia berat didefinisikan sebagai preeklamsia yang berhubungan dengan komplikasi berat pada ibu dan janin yang dapat menimbulkan keadaan yang gawat darurat. Kriteria pada preeklamsia berat adalah tekanan darah 160/110mmHg. Preeklamsia berat adalah penyebab dari 30%-40% kematian maternal di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk menganalisis gambaran usia ibu dan status gravida dengan kejadiaan preeklamsia berat di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan Bandung. Penelitian menggunakan analitik observasional dengan metode cross-sectional. Subjek pada penelitian ini adalah ibu hamil dengan preeklamsia berat yang berada di rawat inap RSUD Al-Ihsan sepanjang tahun 2022. Besar sampel berjumlah sampel 270 ibu hamil dengan kejadiaan preeklamsia berat. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi serta ekslusi dengan mengambil catatan rekam medik pada bagian Obstetri dan Genokologi di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan. Data dianalisis oleh Uji Chi Square dengan derajat kemaknaan sebesar 0,05%. Hasil penelitian dari total 270 sampel yang dianalisis, 150 orang (56%) preeklamsia berat. Usia Ibu > 35 tahun dengan PEB sebanyak 101 orang (77%). Multigravida dengan PEB berjumlah 122 orang (81%) .​
Hubungan Antara Status Gravida, Interval Paritas, dan Usia Ibu dengan Kejadian Preeklamsia di RSUD Al-Ihsan Nouval Firdaus; Hidayat Widjajanegara; Mira Dyani Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11945

Abstract

Abstract. Hypertension in pregnancy (HIP) according to The National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) is a complication of pregnancy that contributes significantly to maternal and fetal morbidity and mortality. In Indonesia, the mortality and morbidity of hypertension in pregnancy is still quite high. Preeclampsia is one of the four categories of hypertension in pregnancy with a global incidence of 10% of pregnant women worldwide. Prevalence in Indonesia is 128,273 / year or around 5.3%. The purpose of this study was to determine the relationship between gravida status, parity interval, and maternal age with the incidence of preeclampsia at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency. This sample selection technique uses probability sampling with simple random sampling technique with a total of 208 samples. The research method is cross-sectional method based on inclusion criteria and is considered representative of the population. The results of this study obtained, pregnant women with risky gravida status (primigravida or grande multi gravida) who experienced preeclampsia as many as 55 people or 66.3% obtained a p-value (0.000). 000), risky parity interval (<2 years or >5 years) who experienced preeclampsia as many as 52 people or 47.3% obtained p-value (0.487), and the age of pregnant women at risk (<20 or >30 years) who experienced preeclampsia as many as 47 people or 66.2% obtained p-value (0.001). The results of this study indicate a significant relationship between gravida status and maternal age with the incidence of preeclampsia, while the parity interval does not have a significant relationship with the incidence of preeclampsia at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency. Abstrak. Hipertensi dalam kehamilan (HDK) menurut The National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) merupakan komplikasi kehamilan yang berkontribusi signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Preeklamsia salah satu dari empat kategori dari hipertensi dalam kehamilan dengan insidensi secara global sebanyak 10% ibu hamil diseluruh dunia. Prevalensi di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gravida, interval paritas, dan usia ibu dengan kejadian preeklamsia di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung. Teknik pemilihan sampel ini menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling dengan jumlah 208 sampel. Metode pada penelitian ini menggunakan metode cross-sectional berdasarkan kriteria inklusi dan dianggap mewakili populasi. Hasil penelitian ini didapatkan, ibu hamil yang berstatus gravida berisiko (primigravida atau grande multi gravida) mengalami preeklamsia sebanyak 55 orang atau 66,3% diperoleh nilai p-value (0,000), interval paritas berisiko (<2 tahun atau >5 tahun) yang mengalami preeklamsia sebanyak 52 orang atau 47,3% diperoleh nilai p-value (0,487), dan usia ibu hamil berisiko (<20 atau >30 tahun) yang mengalami preeklamsia sebanyak 47 orang atau 66,2% diperoleh nilai p-value (0,001). Didapatkan hasil pada penelitian ini hubungan yang bermakna antara status gravida dan usia ibu dengan kejadian preeklamsia, sedangkan pada antara interval paritas tidak terdapat hubungan bermakna dengan kejadian preeklamsia di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung.
Hubungan antara Lokasi Endometriosis dengan Jumlah Kehamilan di Klinik Obgyn RSHS Shinta Priwardani; Hidayat Widjajanegara; Julia Hartati
Jurnal Riset Kedokteran Volume 4, No.2, Desember 2024, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.v4i2.5230

Abstract

Abstract. Endometriosis is the growth of endometrial tissue outside the uterine cavity or located in the uterine cavity. Infertility is a serious problem for married couples, endometriosis is the gynecological disease that most often causes infertility in patients, with an incidence rate 10% of women in the world. Blockage of the fallopian tubes due to adhesions is one of the main mechanisms for infertility in endometriosis patients. This study aims to analyze the relationship between the location of endometriosis and the number of pregnancies at the OBGYN clinic of Hasan Sadikin Hospital in 2022. This study is a cross-sectional study of 40 patients. Data were obtained from medical records in the form of age characteristics, pregnancy history and number of pregnancies. Data were analyzed using the Anova statistical test. Results: this study obtained the characteristics of endometriosis patients, the majority were >40 years old 40%, had never had 1 and 2 pregnancies 37.5% and had endometriosis in the ovary location as many as 30 people 75% and the uterus as many as 8 people 20%. The Chi-Square test obtained a p-value of 0.636, where the value is greater than 0.05, so there is no significant relationship between the location of endometriosis and infertility in OBGYN clinic patients at Hasan Sadikin Hospital in 2022. Abstrak. Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan endometrium yang berada di luar rongga rahim atau kavum uteri. Infertilitas merupakan masalah yang serius bagi pasangan suami istri, endometriosis merupakan kelainan ginekologi yang paling sering menyebabkan infertil pada pasien, dengan angka kejadian 10% pada wanita di dunia. Tersumbatnya tuba Fallopii karena adhesi menjadi salah satu mekanisme utama terjadinya infertilitas pada pasien endometriosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lokasi endometriosis dengan jumlah kehamilan di klinik OBGYN RS Hasan Sadikin tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional pada 40 pasien. Data diperoleh dari rekam medis berupa karakteristik usia, riwayat kehamilan dan jumlah kehamilan. Data dianalisis dengan uji statistik Anova. Hasil: penelitian ini didapatkan karakteristik pasien endometriosis, mayoritas berusia >40 tahun 40%, tidak pernah mengalami kehamilan sebanyak 1 dan 2 kali 37.5% dan mengalami endometriosis di lokasi ovary sebanyak 30 orang 75% dan uterus sebanyak 8 orang 20%. Uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0.636 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Lokasi endometriosis dengan infertilitas pada pasien klinik OBGYN RS Hasan Sadikin tahun 2022.