Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Disaster Coaching (Dis-Co) sebagai upaya Peningkatan Tanggap Bencana di Desa Watukarung menuju Desa Tangguh Dwi Susilo Rini; Hari Purnomo Susanto
Journal of Social Empowerment Vol. 2 No. 1 (2017): Journal of Social Empowerment
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.886 KB)

Abstract

Desa Watukarung merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pringkuku yang berada dalam kategori rawan bencana. Desa Watukarung terdiri dari 7 Dusun yaitu Dusun Tekil, Dusun Dokgarut, Dusun Karangnongko, Dusun Sempon, Dusun Kenul, Dusun Ketro, dan Dusun Gumulharjo. Dari 7 dusun yang ada, Dusun Gumulharjo merupakan salah satu dusun yang terletak tepat di pesisir pantai dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga lebih beresiko terkena tsunami. Menghadapi konteks tersebut, mahasiswa KKN PPM STKIP PGRI Pacitan melaksanakan program Disaster Coaching (Dis-Co) di Desa Watukarung. Kegiatan ini berbentuk sosialisasi “memahami peringatan dini tsunami”, pemutaran film bertemakan tsunami, dan edukasi kepada orang tua, remaja, dan anak-anak. Program ini dilaksanakan dengan metode pendampingan yang sistematis yang terdiri dari beberapa langkah yaitu: (1) Observasi Masalah; (2) Sosialisasi Program; (3) Perencanaan Program; (4) Analisis Kebutuhan; (5) Pelaksanaan Program; (6) Monitoring; (7) Evaluasi; dan (8) Pelaporan Pelaksanaan kegiatan ini mampu memberikan pemahaman tentang bencana pada beberapa tahap penanggulangan bencana, diantaranya pra bencana, tanggap darurat bencana, pemulihan bencana, dan rehabilitasi rekonstruksi Sehingga ketika terjadi bencana masyarakat tidak panik dan mampu untuk berfikir secara cepat bagaimana cara untuk menyelamatkan diri dan menolong sesamanya dan dapat menentukan tindakan pra bencana maupun pasca bencana.
Pencegahan Kekerasan di SMK Negeri Ngadirojo melalui Optimalisasi KPK (Komisi Pemberantasan Kekerasan) Agoes Hendriyanto; Sugiyono Sugiyono; Dwi Susilo Rini
Journal of Social Empowerment Vol. 3 No. 1 (2018): Journal of Social Empowerment
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.93 KB)

Abstract

Kekerasan fisik merupakan perilaku kontak fisik seseorang kepada korban, dengantujuan melakukan ancaman, cidera, bahkan cacat fisik. Korbannya dari berbagai usia,takmemandang usia muda maupun tua. SMK dengan usia di bawah 17 tahun masih mendapatkanperlindungan dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia). Trend kekerasan pada anakmeningkat setiap tahun yang menjadi motivasi bagi SMKN Ngadirojo untuk mencegahkekerasan kepada siswa SMK terjadi. Menghadapi konteks tersebut, SMK Negeri Ngadirojomembentuk tim khusus yang diberi nama KPK (Komisi Pemberantasan Kekerasan). Tim inibertugas mencegah dan menanggulangi segala tindak kekerasan di sekolah. Programpencegahan dan penanggulangan kekerasan dilakukan dengan metode pendidikan danpendampingan yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu: (1) pembentukan tim pelaksana; (2)sosialisasi; (3) keteladanan; (4) pembiasaan; dan (5) pemberian sanksi. Pelaksanaan programini mampu memberikan pemahaman yang baik tentang kekerasan yang meliputi penyebabkekerasan, jenis-jenis kekerasan, dan sanksi terhadap pelaku tindak kekerasan. Sehingga semuawarga sekolah termotivasi dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk tidak melakukan tindakkekerasan. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya siswa memiliki sikap sopan santun danrasa tenggang rasa terhadap orang lain serta terwujudnya penyelenggaraan pembelajaranyang aman, nyaman, dan menyenangkan.