Muhammad Ilmi Hatta
Faculty Of Psychology Universitas Islam Bandung, Bandung, Indonesia

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series: Psychology Science

Hubungan antara Job Insecurity dengan Work Engagement Karyawan Bank Y Naurah Aninda; Muhammad Ilmi Hatta
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12978

Abstract

Abstract. This study discusses the relationship between job insecurity and work engagement among employees of Bank Y. Organizations need dynamic and dedicated employees, namely employees who have engagement in carrying out their work [2]. Job insecurity can reduce work engagement and performance, thus highlighting the need for strategies to reduce job insecurity and increase work engagement. Work engagement is very important for employee performance and well-being. The Job demands-Resources (JD-R) theory is relevant to work engagement because both aspects can determine the level of work engagement. Although job insecurity can affect work engagement, this relationship is complex and requires further research. The research method used in this study is quantitative with a correlation research design. The measuring instrument for job insecurity uses the Job insecurity Scale, and for work engagement uses the UWES-9 measuring instrument. And the results of the Pearson Correlation Output between the Job insecurity and Work engagement variables are known to have a correlation value of 0.033, this value is too close to 0 which can be interpreted that there is a very weak linear relationship between the two variables. Abstrak. Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara job insecurity dan work engagement di kalangan karyawan bank Y. Organisasi membutuhkan karyawan yang dinamis dan berdedikasi, yaitu karyawan yang memiliki engagement dalam menjalankan pekerjaannya [2]. Job insecurity dapat mengurangi work engagement dan kinerja, sehingga menyoroti perlunya strategi untuk mengurangi job insecurity dan meningkatkan work engagement. Work engagement sangat penting untuk kinerja dan kesejahteraan karyawan. Teori Job demands-Resources (JD-R) relevan dengan work engagement karena kedua aspek tersebut bisa menentukan tinggi rendahnya work engagement. Meskipun job insecurity dapat mempengaruhi work engagement, hubungan ini kompleks dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian korelasi. Alat ukur untuk job insecurity menggunakan Job insecurity Scale, dan untuk work engagement menggunakan alat ukur UWES-9. Dan didapatkan hasil Output Korelasi Pearson antara variabel Job insecurity dan Work engagement diketahui memiliki nilai korelasi 0.033, nilai ini terlalu dekat dengan 0 yang dapat diartikan bahwa terdapat hubungan linear yang sangat lemah diantara kedua variabel.
Pengaruh Adversity Quotient terhadap Optimisme pada Mahasiswa Bekerja di Universitas Islam Bandung Kayla Ashifa Zahra Rudito; Muhammad Ilmi Hatta
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 5 No. 2 (2025): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v5i2.18686

Abstract

Abstract. The phenomenon of students juggling dual roles as students and workers is on the rise, but these roles often lead to significant academic and professional stress. This study aims to examine the influence of Adversity Quotient on optimism among working students at Bandung Islamic University. A quantitative approach with a causal design was used. Data was collected through an online survey using a questionnaire distributed to 125 active students working part-time with specific criteria. The instruments used were the Adversity Response Profile scale and a modified optimism scale, which were then analyzed using simple linear regression through the SPSS application. The results showed that both Adversity Quotient and optimism among students were in the low category. However, there was a significant positive influence of Adversity Quotient on optimism, contributing 40.8%. This means that the higher an individual's ability to cope with difficulties, the higher their level of optimism. This study contributes to the development of positive psychology research and serves as a reference for educational institutions and the workplace in understanding the potential and challenges of working students. The author expresses gratitude to all parties who assisted in the smooth conduct of this research. Abstrak. Fenomena mahasiswa yang menjalani peran ganda sebagai pelajar dan pekerja semakin meningkat, namun peran ini kerap menimbulkan tekanan akademik dan profesional yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Adversity Quotient terhadap optimisme pada mahasiswa bekerja di Universitas Islam Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain kausalitas. Data dikumpulkan melalui survei daring menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 125 mahasiswa aktif yang bekerja paruh waktu dengan kriteria tertentu. Instrumen yang digunakan adalah skala Adversity Response Profile dan skala optimisme yang dimodifikasi, kemudian dianalisis menggunakan regresi linear sederhana melalui aplikasi SPSS. Hasil menunjukkan bahwa baik Adversity Quotient maupun optimisme pada mahasiswa berada dalam kategori rendah. Namun, terdapat pengaruh positif yang signifikan dari Adversity Quotient terhadap optimisme dengan kontribusi sebesar 40,8%. Artinya, semakin tinggi kemampuan individu dalam menghadapi kesulitan, maka semakin tinggi pula tingkat optimisme yang dimiliki. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan kajian psikologi positif, serta menjadi acuan bagi institusi pendidikan dan dunia kerja dalam memahami potensi dan tantangan mahasiswa bekerja. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini.
Pengaruh Stres Kerja terhadap Work Engagement Karyawan di PT X Ratu Nasya Khairiyah Kireina; Muhammad Ilmi Hatta
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 5 No. 2 (2025): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v5i2.18913

Abstract

Abstract. Human resources are the most critical asset in an organization, serving as the driving force behind the company’s success. Employee work engagement has become a central focus in modern human resource management due to its significant role in achieving organizational goals. This study aims to examine the influence of job stress on employee work engagement at X. The method used is quantitative, employing a questionnaire approach involving 90 contract and permanent employees of PT X. The instruments used were the Job Stress Scale and the Utrecht Work Engagement Scale (UWES). The results showed that job stress had a negative and significant effect on work engagement. The regression coefficient was -0.835 (p < 0.05), indicating that higher job stress levels are associated with lower levels of work engagement. The coefficient of determination (R-squared) value of 0.431 indicates that job stress explains 43.1% of the variation in work engagement. These findings imply that effective management of job stress is essential to enhance employee work engagement at PT X. Abstrak. Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam organisasi yang berperan sebagai motor penggerak utama keberhasilan perusahaan. Work engagement karyawan menjadi fokus utama dalam manajemen sumber daya manusia modern mengingat perannya yang signifikan dalam mencapai target perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh stres kerja terhadap work engagement karyawan di PT X. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan kuesioner yang melibatkan 90 karyawan kontrak maupun tetap PT X. Alat ukur yang digunakan adalah Job Stress Scale dan UWES (Utrecth Work Engagement Scale) Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap work engagement. Koefisien regresi sebesar -0,835 (p < 0,05) mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat stres kerja, semakin rendah tingkat work engagement karyawan. Nilai koefisien determinasi (R-squared) sebesar 0,431 menunjukkan bahwa stres kerja mampu menjelaskan 43,1% variasi work engagement. Temuan ini mengimplikasikan bahwa pengelolaan stres kerja yang efektif penting untuk meningkatkan work engagement karyawan di PT X.