Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Representasi Cinderella complex pada sinetron Ikatan Cinta Robi'ah Machtumah Malayati; Sayidah Afyatul Masruroh
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Vol 8, No 2 (2022): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 36/E/KPT/2019
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/bricolage.v8i2.3066

Abstract

Studi ini mendeskripsikan tentang bagaimana representasi sinetron Ikatan Cinta yang diproduksi oleh MNC Pictures yang meraih TV rating (TVR) hingga 14,8 dan TV sharing (TVS) hingga 51,5 persen. Angka tersebut tercatat sebagai capaian rating dan share program sinetron televisi tertinggi sepanjang pesinetronan di Indonesia. Yang artinya hampir separoh warga negara Indonesia menyalakan televisi pada jam tayang prime time sinetron Ikatan Cinta. Setidaknya ada tiga alasan mengapa sinetron tersebut menjadi menarik untuk diteliti. Pertama, Ikatan Cinta digemari sebagai tontonan televisi di saat penetrasi televisi mulai tergeser oleh youtube dan media sosial lainnya. Kedua, Ikatan Cinta mendapatkan banyak pujian sebagai sinetron berkualitas, di tengah sinetron Indonesia yang dinilai tidak bermutu. Ketiga, Ikatan Cinta menjadi hiburan saat warga berada dalam tekanan Pandemi Covid 19. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teori representasi Stuart Hall untuk menggambar bagaimana media dalam hal ini produser menggambarkan atau mencitrakan suatu objek sinetron untuk meraih penonton sebanyak-banyaknya. Melalui analisa data hasil rekam, observasi dari mencuplik (sampling) episode-episode sinetron sebagai sample penelitian, diperoleh hasil bahwa terdapat adegan-adegan Cinderella Compleks pada sinetron Ikatan Cinta yang menjadi daya pikat penonton. Cinderella compleks merupakan  sindrom yang menurut Collete Dowling hampir dimiliki oleh setiap wanita, yaitu sebuah sindrom keengganan wanita untuk mandiri dan mengharapkan perlindungan dan pertolongan dari sosok pria idaman yang lebih superior darinya. Cinderella Complex oleh Collete Dowling dalam hal ini akan menjadi landasan konseptual untuk menggambarkan dan menjawab fokus penelitian sinetron Ikatan Cinta bisa mendapatkan rating dan sharing tertinggi sepanjang sejarah sinetron Indonesia.
MODEL RETORIKA AHMAD MUWAFIQ PADA CHANNEL YOUTUBE GUS MUWAFIQ OFFICIAL EDISI 15 NOVEMBER 2020 Nashichun Amin; Sayidah Afyatul Masruroh
Spektra Komunika : Jurnal Komunikasi & Dakwah Vol 1 No 1 (2022): SPEKTRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi & Dakwah
Publisher : Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/.v1i1.2348

Abstract

Di era modern ini, manusia mampu berfikir cepat dan instan, manusia modern saat ini mengandalkan internet untuk sebagian besar keingintahuannya, begitu juga mengasah ilmu pengetahuan yang sifatnya luas dan tak terbatas, kini ada dan dapat di akses 24 jam pada internet, youtube salah satunya. Dalam youtube ini banyak orang menyampaikan gagasan serta pendapatnya akan berbagai hal atau yang sifatnya sedikit merucut pada pembahasan suatu hal saja. Sama halnya yang disampaikan Ahmad Muwafiq atau yang lebih dikenal Gus Muwafiq pada salah satu kajiannya melalui channel youtube Gus Muwafiq Official edisi 15 November 2020. Di sana Gus Muwaffiq memberikan kajian mendalam mengenai sejarah masuknya Islam di nusantara, dengan beberapa hal dan adat istiadat yang masih banyak dilakukan oleh umat muslim, tentu dengan bahasa yang juga mudah dipahami.
Peningkatan Literasi Konvergensi Media bagi Mahasiswa melalui Praktik Lapangan di Jawa Pos munawara; Robi’ah Machtumah Malayati; Ainun Fitri Mughiroh; Sayidah Afyatul Masruroh
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2025): JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ILMU KOMUNIKASI
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/j.png.v2i2.50592

Abstract

Perkembangan teknologi informasi telah mendorong terjadinya konvergensi media, yang menuntut para pelaku komunikasi, termasuk mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), untuk memiliki kemampuan literasi media yang adaptif dan multidimensional. Namun, pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi ekosistem media konvergensi masih terbatas, baik dari segi teori maupun praktik. Sehingga atas hal itu, tujuan dari Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini adalah untuk meningkatkan literasi konvergensi media mahasiswa melalui praktik lapangan langsung di media profesional, dalam hal ini Media Jawa Pos. Metode yang digunakan meliputi pembelajaran teori jurnalistik dasar, praktik penulisan berita softnews, menganalisis berita media cetak dan online, observasi langsung proses kerja redaksi di media cetak, praktik kelanjutan (penajaman) penulisan di multiplatform, serta pendampingan reflektif terhadap pengalaman belajar. Adapun kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan dalam pemahaman mahasiswa terkait: 1) konsep konvergensi media, 2) kemampuan menulis berita untuk berbagai platform (cetak dan digital), 3) melek literasi informasi di berbagai platform media, serta 4) tumbuhnya kesadaran kritis terhadap dinamika industri media. Kegiatan ini dapat menjadi model pembelajaran berbasis praktik yang berkelanjutan antara perguruan tinggi dan industri media, sehingga menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktik mahasiswa di dunia media dan menguasai konvergensi media khususnya.
PENGUATAN LITERASI PESANTREN MELALUI JURNALIS SANTRI (Studi pada Komunitas Literasi Tebuireng) Alfi Nabila, Alfi Nabila; Sayidah Afyatul Masruroh
Millatuna: Jurnal Studi Islam Vol. 1 No. 02 (2024): Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/mjsi.v1i02.6288

Abstract

In an era of very rapid technological development, the Pesantren Tebuireng is consciously opening itself up and utilizing digital technology to progress and keep up with the times. One of them is by building and developing a literacy culture in Islamic boarding schools through literacy communities that form students who are proficient or competent in literacy. Part of this is to build Islamic boarding school information media to spread da'wah. This research intends to find out how the Tebuireng Islamic Boarding School implements a culture of literacy for its students, how the program run by the Islamic boarding school is to form students as Islamic boarding school journalists and how the students experience the program. This research was carried out at the Tebuireng Islamic Boarding School by interviewing several students who were actively involved in the literacy community, as well as reviewing documents carried out on the Pesantren Pesantren's website (tebuireng.online). The results of this research show that; 1) Tebuireng Islamic Boarding School implements a culture of literacy through a literacy community, 2) Tebuireng Islamic Boarding School involves students as subjects of dawah from the Islamic boarding school, 3) Tebuireng Islamic Boarding School creates literacy support programs through media managed by students who are active in the media sector / called student journalists.
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA SANTRI ODGJ DI PONDOK PESANTREN SUNAN KALIJAGA Ai Nursyamsiah; Sayidah Afyatul Masruroh; Shofa Nadya Rahmah
Spektra Komunika : Jurnal Komunikasi & Dakwah Vol 5 No 1 (2025): SPEKTRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi & Dakwah
Publisher : Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/spektra.v5i1.9512

Abstract

Abstrak: Komunikasi Terapeutik merupakan pendekatan komunikasi yang bertujuan menciptakan hubungan yang positif antara perawat dan pasien untuk mendukung proses penyembuhan Orang Dengan gangguan Jiwa (ODGJ). Pondok pesantren Sunan Kalijaga menjadi salah satu lembaga pesantren yang menjadi wadah rehabilitasi santri ODGJ dengan pendekatan komunikasi terapeutik. Penelitian ini juga mengkaji dua fokus penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti seperti proses komunikasi terapeutik dan efek komunikasi terapeutik yang diterapkan kepada santri ODGJ di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Kesamben Jombang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, jenis penelitian deskriptif, yang bersifat field research (penelitian lapangan). Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan Kyai Miftahul Falaq, pengurus dan santri ODGJ. Observasi di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga dan dokumentasi terkait. Teknis analisis data yang dilakukan adalah dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang diterapkan pada santri ODGJ di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga melalui kegiatan interaksi secara perlahan, rutin dan berulang-ulang  serta memberikan motivasi. Pendekatan spiritual seperti mengaji kitab dan Al-Quran, shalat berjamaah, serta tawasul, doa dan shalawat bersama. Jangka proses komunikasi terapeutik memerlukan kurun waktu yang cukup panjang untuk kesembuhan santri ODGJ. Pendekatan komunikasi terapeutik di lingkungan pondok pesantren terbukti efektif yaitu meningkatkan perkembangan santri ODGJ, membangun kepercayaan antara pengasuh, pengurus dan santri ODGJ, mendorong santri ODGJ untuk lebih mandiri dan mampu kembali ke masyarakat untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi studi  lanjutan dan memberikan kontribusi informasi mengenai praktik komunikasi terapeutik di lingkungan pondok pesantren.  Abstract: Therapeutic Communication is a communication approach aimed at fostering a positive relationship between nurses and patients to support the healing process of People with Mental Disorders (ODGJ). Pondok Pesantren Sunan Kalijaga serves as one of the Islamic boarding schools that provides rehabilitation for ODGJ students through the application of therapeutic communication. This study explores two main research focuses: the process and the effects of therapeutic communication implemented for ODGJ students at Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Kesamben Jombang. The research employs a qualitative approach with a descriptive type and is categorized as field research. Datas were collected through interviews with Kyai Miftahul Falaq, boarding school administrators, ODGJ students, as well as through observation at the pesantren and supporting documentation. The data analysis techniques used include data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The findings of the study indicate that therapeutic communication applied to ODGJ students at Pondok Pesantren Sunan Kalijaga is carried out through gradual, consistent, and repeated interactions, along with motivational efforts. Spiritual approaches, such as studying religious texts, reciting the Quran, performing congregational prayers, tawasul, supplication, and collective recitation of shalawat, are also integrated into process. The therapeutic communication process requires a considerable amount of time to support the full recovery of ODGJ students. The therapeutic communication in the pesantren environment has proven effective in enhancing the development of ODGJ students, building trust between Gus Miftah, administrators, and the ODGJ students, and encouraging ODGJ students to become more independent, and reintegrate into society. This research is expected to serve as a reference for future studies and contribute valuable insight into the implementation of therapeutic communication in the Pesantren environment.
IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA PADA MASYARAKAT DESA GROGOL KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG Husen, Fajar Muhamad; Sayidah Afyatul Masruroh; Nor Azeera Binti Adam
Spektra Komunika : Jurnal Komunikasi & Dakwah Vol 5 No 1 (2025): SPEKTRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi & Dakwah
Publisher : Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/spektra.v5i1.9524

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi moderasi beragama pada masyarakat Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori interaksi simbolik Herbert Blumer. Fokus penelitian meliputi: (1) bentuk implementasi moderasi beragama, (2) peran pemerintah desa, tokoh agama, dan masyarakat dalam memperkuat moderasi beragama, serta (3) makna simbolik yang muncul dalam praktik kehidupan sosial masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa moderasi beragama di Desa Grogol berakar pada nilai adat, budaya, dan kekeluargaan yang memperkuat toleransi dan kebersamaan lintas keyakinan. Pemerintah desa dan tokoh agama berperan aktif melalui sosialisasi, pelayanan publik yang adil, kegiatan lintas agama, dan keteladanan sikap toleran. Hubungan antara budaya dan agama mencerminkan interaksi simbolik yang membangun harmoni antara umat Islam dan Kristen. Nilai kesederhanaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap sesama menjadi simbol sosial yang memperkuat praktik moderasi beragama di tingkat lokal. This study describes the implementation of religious moderation among the people of Grogol Village, Diwek District, Jombang Regency. The research employed a qualitative approach using Herbert Blumer’s symbolic interactionism theory. The focus of this study includes: (1) the implementation of religious moderation in community life, (2) the roles of village government, religious leaders, and community members in strengthening religious moderation, and (3) the shared symbolic meanings that shape interfaith harmony. The findings reveal that religious moderation in Grogol Village is rooted in local customs, culture, and kinship values that promote tolerance and togetherness across faiths. The village government and religious leaders actively support religious moderation through public service fairness, interfaith activities, socialization, and modeling tolerant behavior. The interplay between culture and religion reflects symbolic interactions that nurture harmony between Muslim and Christian communities. Simplicity, mutual cooperation, and respect for others serve as meaningful social symbols that reinforce religious moderation at the local level.