Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DRIFT CONTROL DEEP BEAM-TO-DEEP COLUMN SPECIAL MOMENT FRAMES DENGAN SAMBUNGAN RBS Utomo, Junaedi
Jurnal Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2012): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.873 KB) | DOI: 10.24002/jts.v11i2.3

Abstract

Balok dalam dengan kekakuan lentur tinggi dapat digunakan untuk mengurangi simpangan antar tingkat sehingga memenuhi batas yang disyaratkan peraturan. Namun kapasitas lentur yang tinggi pada balok dalam akan meningkatkan kebutuhan kekuatan sambungan. Agar sendi plastis tidak terjadi pada sambungan, sambungan balok-kolom harus dirancang berdasar kuat lentur maksimal balok sekitar (1.1 – 1.2)RyMp. Bila sayap atas dan bawah balok dilas langsung ke sayap kolom dengan las tumpul penetrasi penuh, dengan kapasitas tarik sebesar 0.9FyA, maka dapat terjadi gaya tarik pada sayap balok lebih besar dari kapasitas tarik las sehingga perlu perkuatan dengan cover plates atau side plates. Bila dipakai sambungan Reduced Beam Section (RBS) maka akibat coakan pada ujung balok Mp berkurang sehingga gaya tarik sayap balok berkurang maka cover plates dapat dihilangkan. Bentang balok dalam biasanya pendek maka interaksi gaya geser dan momen lentur diperiksa saat perancangan sambungan. Tulisan ini memakai pendekatan yang berbeda dengan yang ada pada AISC 341-05 saat perancangan sambungan RBS pada balok dalam. Studi eksperimental dan analitikal menunjukkan bahwa hipotesis Euler-Bernoulli tidak dapat diaplikasikan pada daerah sambungan. Maka model truss-analogy dipakai untuk menyatakan aliran gaya-gaya pada sambungan, mulai dari muka kolom sampai ke sendi plastis. Model truss-analogy dari Arlekar dan Murty dipakai untuk merancang sambungan balok-kolom, cover plates pada model ini dihilangkan namun rusuk vertikal dipertahankan sebagai pengaku. Dengan penggunaan balok dalam memungkinkan mengontrol simpangan antar tingkat lebih baik, dengan sambungan RBS akan dihasilkan sambungan ekonomis.
Evaluasi Kinerja Seismik Rangka Beton Pemikul Momen Khusus dengan PERFORM-3D Utomo, Junaedi; Ekaputri, Januarti Jaya; Antonius, Antonius; Lie, Han Ay
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 25, Nomor 1, JULI 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1631.12 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v25i1.19310

Abstract

Seismic performance of reinforced concrete frame Buildings which have been designed as Special Moment Resisting Frames in accordance to three Indonesian codes (SNI 1727-2013, SNI 1726-2012 and SNI 2847-2013) can be evaluated using nonlinear dynamic analysis. Criteria related to strength such as component plastic rotation capacity, lateral displacement as well as criteria related to damage of elements in the structures were used to evaluate the seismic performance of the buildings. Assessment to the moment and curvature capacities of the cross sections of beams and columns were done using XTRACT. The global seismic performance of the structures depends on the seismic performance of components in the structures. In nonlinear model of the structures, the degrading strength of the components were modeled to take into account the gradual reduction of the contributed components to the resistance of the structures. PERFORM-3D is one of the software that can be used to generate nonlinear model of structures. Seismic performance level of structures can be obtained from the results of the nonlinear dynamic analysis using PERFORM-3D. The Seismic performance level can be utilized for: (1) detecting any weaker part in the structures, and (2) evaluating the improved design of the structures for enhancing the seismic performance of structures.
PENGARUH RANGKAIAN GEMPA UTAMA – GEMPA SUSULAN TERHADAP REDUNDANSI DAN KERUNTUHAN PROGRESIF STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN BETON BERTULANG Zacharias, Hendry David; Utomo, Junaedi; Arfiadi, Yoyong; Lisantono, Ade
Jurnal Teknik Sipil Vol. 18 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jts.v18i1.9601

Abstract

Rangkaian kejadian gempa meningkatkan kerusakan kumulatif pada struktur karena meningkatnya simpangan antar lantai, terutama untuk daerah potensi gempa kuat atau bangunan penting. Redundansi bergantung pada karakteristik dinamis dan geometris strukturnya serta sifat eksitasi gempa, peningkatan redundansi tidak dapat didefinisikan sebagai kriteria untuk meningkatkan perilaku seismik struktur, namun sangat berkaitan erat dengan keruntuhan progresif. Penelitian ini melihat pengaruh rangkaian gempa MSEq –ASEq terhadap redundansi dan keruntuhan progresif dari 16 model struktur rangka pemikul momen beton bertulang dengan variasi jumlah bentangan dan jumlah lantai tapi dengan luas denah yang sama, dengan melihat nilai simpangan antar lantai dan rotasi balok serta rasio gaya aksial terhadap kapasitas aksial kolom pada beberapa skenario pelepasan kolom. Rangkaian gempa MSEq-ASEq berpengaruh sangat signifikan terhadap kebutuhan redundansi struktur terlihat dari peningkatan nilai simpangan antar lantai namun tidak untuk keruntuhan progresif dimana tidak terjadi peningkatan nilai rotasi balok dan gaya aksial kolom (rasio ≈ 1). Menambah jumlah bentangan pada denah tidak selalu mengurangi besaran simpangan antar lantai, namum efektif untuk mengurangi nilai rotasi balok dan rasio gaya aksial terhadap kapasitas aksial kolom
Desain Gedung Tidak Beraturan Dengan Re-Entrant Corners Menggunakan Dinding Geser Berangkai M. R*, Geraldo De Jesus; Utomo, Junaedi
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.26236

Abstract

Semakin tinggi suatu bangunan maka sistem pembebanan lateral yang dapat berupa beban angin atau beban gempa yang akan semakin besar dengan bertambah tingginya gedung. Ketidakteraturan konfigurasi memperkenalkan tantangan besar dalam desain seismik struktur bangunan. Salah satu bentuk ketidakteraturan tersebut adalah adanya sudut re-entrant yang menyebabkan beban lateral dan amplifikasi torsi pada bangunan; karenanya menyebabkan keruntuhan dini. Dengan demikian, penelitian konstruktif terhadap masalah ketidakberaturan sudut re-entrant. Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami perilaku seismik bangunan dengan denah tidak beraturan denah lantai bentuk-C melalui evaluasi ketidakteraturan konfigurasi efek sudut re-entrant pada tuntutan respons seismik terukur. Respons yang diukur meliputi perpindahan, simpangan antar lantai, gaya geser dasar, dan periode waktu. Tiga model bangunan yaitu; bangunan berbentuk-C menggunakan dinding geser, bangunan berbentuk-C tanpa dinding geser dan bangunan beraturan. Model dianalisis dengan ETABS menggunakan metode Response Spectrum (RS). Hasilnya membuktikan bahwa penambahan dingding geser untuk bangunan re-entrant corner secara signifikan mengurangi perpindahan maksimum dan simpangan antar lantai, namun gaya geser dasar bangunan bertambah karena penambahan dinding geser maka kapasitas penahan beban meningkat. Periode waktu bangunan beraturan lebih tinggi maka bangunan beraturan kurang rentan terhadap gempa bumi dengan frekuensi yang lebih tinggi. Bangunan dengan re-entrant corners dengan periode waktu yang lebih rendah maka rentan terhadap gempa bumi.
PENGARUH RANGKAIAN GEMPA UTAMA – GEMPA SUSULAN TERHADAP REDUNDANSI DAN KERUNTUHAN PROGRESIF STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN BETON BERTULANG Zacharias, Hendry David; Utomo, Junaedi; Arfiadi, Yoyong; Lisantono, Ade
Jurnal Teknik Sipil Vol. 18 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jts.v18i1.9601

Abstract

Rangkaian kejadian gempa meningkatkan kerusakan kumulatif pada struktur karena meningkatnya simpangan antar lantai, terutama untuk daerah potensi gempa kuat atau bangunan penting. Redundansi bergantung pada karakteristik dinamis dan geometris strukturnya serta sifat eksitasi gempa, peningkatan redundansi tidak dapat didefinisikan sebagai kriteria untuk meningkatkan perilaku seismik struktur, namun sangat berkaitan erat dengan keruntuhan progresif. Penelitian ini melihat pengaruh rangkaian gempa MSEq –ASEq terhadap redundansi dan keruntuhan progresif dari 16 model struktur rangka pemikul momen beton bertulang dengan variasi jumlah bentangan dan jumlah lantai tapi dengan luas denah yang sama, dengan melihat nilai simpangan antar lantai dan rotasi balok serta rasio gaya aksial terhadap kapasitas aksial kolom pada beberapa skenario pelepasan kolom. Rangkaian gempa MSEq-ASEq berpengaruh sangat signifikan terhadap kebutuhan redundansi struktur terlihat dari peningkatan nilai simpangan antar lantai namun tidak untuk keruntuhan progresif dimana tidak terjadi peningkatan nilai rotasi balok dan gaya aksial kolom (rasio ≈ 1). Menambah jumlah bentangan pada denah tidak selalu mengurangi besaran simpangan antar lantai, namum efektif untuk mengurangi nilai rotasi balok dan rasio gaya aksial terhadap kapasitas aksial kolom