Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimalisasi Pemberian MPASI Dengan Menu Olahan Ibu Berbasis Buku KIA 2020 Annif Munjidah; Nanik Handayani; Nailul Huda; Firdaus Firdaus
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 5, No 4 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v5i4.273

Abstract

Masalah gizi pada bayi dan anak disebabkan oleh pemberian ASI dan MP-ASI yag tidak tepat (segi  kuantitas dan kualitas). Jika anak usia 6-24 bulan tidak memperoleh cukup gizi dari MP-ASI, maka akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan kurang gizi. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan ibu balita dalam memberikan MPASI dengan menu olahan ibu berbasiskan buku KIA 2020. Pada bulan Maret – Juli 2022 di Kelurahan Wonokromo Surabaya dan di RW II Kelurahan Siwalankerto Surabaya. Sasaran pengabdian masyarakat yaitu seluruh ibu baduta (bayi bawah dua tahun) dan ibu balita (bawah lima tahun). Analisa data menggunakan Analisa deskriptif. Hasil pengabdian masyarakat, ada peningkatan pengetahuan ibu balita terkait pemberian MPASI.
PENCEGAHAN STUNTING DENGAN PENINGKATAN MITRA ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PONDOK PESANTREN HIDAYATULLOH AL MUHAJIRIN BANGKALAN Mery Susantri; Nailul Huda; Farah Nuriannisa; Nur Hidaayah; Quddus Salam; Iga Sukmawati; Retno Diah Putri Ekayanti
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21800

Abstract

Menurut survey masih terdapat kader atau mitra ASI eksklusif di PP Hidayatulloh Al-Muhajirin Bangkalan yang masih belum menguasai dan memahami dengan baik bagaimana cara mencegah terjadinya stunting. Berangkat dari permasalahan yang ada tersebut, tim pengusul berencana untuk mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengangkat topik pembahasan yaitu “Pencegahan Stunting dengan Peningkatan Mitra ASI Eksklusif” dengan harapan para terdapat kader atau mitra ASI eksklusif di ponpes mampu menguasai dan memahami dengan baik bagaimana cara mencegah terjadinya stunting. Metode Penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan pencegahan stunting ini dilakukan secara offline di ruang pertemuan dengan mengundang beberapa pengurus dan santri sebanyak 48 santri. Sebelum dan sesudah dilaksanakan penyuluhan peserta diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ASI eksklusif sekaligus sebagai tolak ukur pemahaman peserta. Hasil dan Pembahasan Terdapat 11 responden (22,92%) yang memiliki penilaian post test yang baik, 25 responden (56,25%) memiliki penilaian post test yang cukup dan 10 responden (20,83%) memiliki penilaian post test yang kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan responden sebelum dan setelah dilakukan pemaparan materi penyuluhan. Saat pelaksanaan kegiatan ini terlihat para peserta terlihat antusias dan menyimak materi dengan seksama. Kesimpulan Kegiatan ini berdampak positif. adanya peningkatan pengetahuan terhadap ASI Eksklusif dan pencegahan stunting sehingga diharapakkan kedepannya para kader atau Mitra ASI Eksklusif turut pro aktif dalam mensosialisasikan manfaat ASI Eksklusif kepada masyarakat sekitar ponpes sehingga mampu menekan angka stunting.
PENCEGAHAN STUNTING MELALUI KUDAPAN: PEMBERDAYAAN KADER DI PONDOK PESANTREN AL HIKAM BANGKALAN Nailul Huda; Mery Susanti; Firdaus Firdaus; M. Kevin Bintang Saputra; Deanita Rohma; Nur Sophia Matin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.38779

Abstract

Stunting adalah gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) karena kekurangan unsur seng (Zn). Selain itu, stunting juga merupakan masalah gizi yang berlangsung lama. Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) yang dilakukan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa 27,67% anak di Indonesia mengalami stunting. Ini berarti bahwa 3 dari setiap 10 anak di Indonesia mengalami stunting. Mirisnya, angka ini masih di atas batas 20% yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Ada banyak penyebab stunting di Indonesia, termasuk faktor terdekat seperti status gizi ibu, praktik menyusui, dan praktik pemberian makanan pendamping. Sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa pengetahuan ibu tentang stunting masih tergolong rendah, sehingga perlu adanya upaya promosi kesehatan untuk mengurangi kasus stunting. Selain itu, ibu juga harus memahami bahwa asupan bahan makanan energi dan protein diperlukan guna pencegahan stunting. Asupan protein yang rendah merupakan faktor risiko kejadian stunting pada primer anak usia sekolah. Pemberian edukasi mengenai menu tinggi protein tidak hanya diberikan kepada ibu secara langsung, namun juga bisa diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat. Salah satu kelompok masyarakat yang bisa diberikan edukasi adalah kader pondok pesantren, dimana mereka bisa memberikan pengaruh di lingkungan pondok, sekitar rumah, atau keluarga mereka sendiri. Atas dasar itulah, FK UNUSA terdorong untuk turut mengambil bagian dalam sosialisasi menu tinggi protein kepada pondok pesantren. Adapun pondok yang digandeng sebagai mitra adalah Pondok Pesantren Al Hikam Bangkalan. Pihak FK UNUSA mendorong Pondok Pesantren Al Hikam Bangkalan untuk berperan dalam menyediakan menu tinggi protein kepada para santri. Diperlukan pengabdian dan pendampingan lebih lanjut baik kepada para kader maupun asatidz/asatidzah, khususnya terkait strategi dalam meningkatkan konsumsi protein para santri di pondok pesantren.