Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS PERBEDAAN KEJADIAN BENTUK PENGABAIAN YANG DIALAMI LANSIA DI PANTI DAN KOMUNITAS MENGGUNAKAN METODE SCREENING DENGAN APLIKASI Jaji Jaji; Jum Natosba; Antarini Idriansari; Khoirul Latifin
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 8, No 1 (2022): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2022
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penuaan merupakan proses perubahan biologik, psikologik, dan sosial yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia seseorang. Tua bukan penyakit namun proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh, dan kadang bisa memicu terjadinya permaasalahan pada lansia yaitu kekerasan pengabaian. Kejadian pengabaian lansia ditemukan satu dari sepuluh lansia setiap bulannya, namunhanya satu dari duapuluh empat kasus yang berhasil dilaporkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kejadian pengabaian yang dialami lansia di panti dan Komunitas menggunakan metode screening dengan aplikasi. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan desain penelitaian yang digunakan adalah uji beda mean. Hasil yang didapatkan bahwa lansia mengalami kekerasan fisik di panti dan komunitas didapatkan p Value 0.00. berarti ada perbedaan yang signifikan, lansia mengalami kekerasan verbal di panti dan komunitas didapatkan p Value 0.00. berarti ada perbedaan yang signifikan, lansia mengalami kekerasan finansial di panti dan komunitas didapatkan p Value 0.822, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan, dan lansia mengalami kekerasan emosi/psikologi di panti dan komunitas didapatkan p Value 0.031, berarti ada perbedaan yang signifikan. Kekerasan pengabaian pada lansia bisa berdampak pada pemenuhan kebuutuhan lansia, salah satu upaya pencegahannya dengan komunikasi, dan memfasilitasi kebutuhan lansia.Kata kunci: pengabaian, lansia, aplikasi
PENGETAHUAN SEBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PERAWATAN ORGAN REPRODUKSI PADA REMAJA Safira Nur Azzura; Jum Natosba; Firnaliza Rizona
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 8, No 1 (2022): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2022
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi saluran reproduksi (ISR) rentan terjadi pada remaja karena perilaku perawatan organ reproduksi yang buruk. Pembentukan perilaku perawatan organ reproduksi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pengetahuan, sikap, jenis kelamin, keterpaparan informasi, uang saku, kebersihan toilet dan kamar mandi, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan perilaku perawatan organ reproduksi pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 344 responden yakni 174 remaja perempuan dan 170 remaja laki-laki yang diambil dengan teknik multistage random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil analisis data bivariat menggunakan uji chi square diperoleh faktor yang berhubungan dengan perilaku perawatan organ reproduksi adalah pengetahuan (p=0,000). Faktor yang tidak berhubungan dengan perilaku perawatan organ reproduksi adalah jenis kelamin (p=0,289), keterpaparan informasi (p=0,205). Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik didapatkan pengetahuan adalah faktor yang paling berhubungan dengan perilaku perawatan organ reproduksi dengan nilai OR = 3,409. Artinya, remaja yang berpengetahuan baik memiliki peluang sebesar 3,409 kali lebih tinggi untuk berperilaku perawatan organ reproduksi yang baik. Pengetahuan dapat menimbulkan kesadaran sehingga menyebabkan remaja berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh sebab itu, peningkatan pengetahuan pada remaja sangat diperlukan agar remaja memahami dan sadar akan pentingnya perawatan organ reproduksi. Perlu adanya pendidikan kesehatan menggunakan leaflet mengenai perawatan organ reproduksi untuk meningkatkan pengetahuan remaja.Kata Kunci: Keterpaparan informasi, pengetahuan, perawatan, organ reproduksi, perilaku, remaja
REDUKSI NYERI DENGAN TERAPI MUROTAL AL-QUR’AN PADA PASIEN GINEKOLOGI DAN ONKOLOGI Aulia Sri Handayani; Bintari Azimah Astuti; Jum Natosba
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 9, No 1 (2023): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2023
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Penyakit ginekologi dan onkologi salah satunya adalah mioma uteri dan kanker serviks. Miomauteri memerlukan penatalaksanaan yang tepat salah satunya adalah laparatomi. Laparatomi merupakan jenisoperasi yang menimbulkan intensitas nyeri pasca bedah yang berat. Penderita kanker serviks seringmengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri merupakan salah satu beban berat bagi pasien kankerselama sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien postoperasi mioma uteri dan pasien kanker serviks untuk mengatasi masalah nyeru dengan aplikasi terapimurotal Al-Qur’an.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap 3 pasienpost operasi mioma uteri dan 3 pasien kanker serviks dengan memberikan terapi murotal Al-Qur’an.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri pada pasien post operasi mioma uteri dan pasien kankerserviks menurun setelah mendapat terapi murotal Al-Qur’an surah Ar-Rahman.Simpulan: Terapi murotal Al-Qur’an efektif menurunkan skala nyeri pasien post operasi mioma uteri danpasien kanker serviks.Kata kunci: Mioma uteri, Post operasi, Kanker serviks, Nyeri, Asuhan keperawatan, Murotal, Ar-Rahman
Optimizing the SAKTI application to raise reproductive-aged mothers' literacy levels about stunting JUM NATOSBA
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): ABDIMASNU
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47710/abdimasnu.v5i1.558

Abstract

Stunting is one of the main health issues faced in Indonesia, especially among children under five years old. Based on the 2022 Indonesian Nutrition Status Survey (SSGI) data, the national prevalence of stunting stands at 21.6%, although there has been a decrease compared to previous years. At the provincial level, South Sumatra also faces significant challenges in reducing the stunting rate. Based on SSGI 2022 data, the prevalence of stunting in South Sumatra is at 24.8%, slightly higher than the national average. This community service program aims to increase public understanding of stunting. The method used is Focus Group Discussion (FGD). The results of the activity showed an increase in community knowledge about stunting by 5.35% based on the pre-test and post-test results. These findings indicate that the intervention in the form of education based on the SAKTI application within the community is effective in reducing the risk of stunting. This program is expected to become a model that can be replicated in other villages with similar conditions.
Optimizing the SAKTI application to raise reproductive-aged mothers' literacy levels about stunting JUM NATOSBA
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): ABDIMASNU
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47710/abdimasnu.v5i1.558

Abstract

Stunting is one of the main health issues faced in Indonesia, especially among children under five years old. Based on the 2022 Indonesian Nutrition Status Survey (SSGI) data, the national prevalence of stunting stands at 21.6%, although there has been a decrease compared to previous years. At the provincial level, South Sumatra also faces significant challenges in reducing the stunting rate. Based on SSGI 2022 data, the prevalence of stunting in South Sumatra is at 24.8%, slightly higher than the national average. This community service program aims to increase public understanding of stunting. The method used is Focus Group Discussion (FGD). The results of the activity showed an increase in community knowledge about stunting by 5.35% based on the pre-test and post-test results. These findings indicate that the intervention in the form of education based on the SAKTI application within the community is effective in reducing the risk of stunting. This program is expected to become a model that can be replicated in other villages with similar conditions.