Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menjadi salah satu sebab kebutuhan beras meningkat sekaligus menjadi alasan utama berkurangnya lahan sawah akibat alih fungsi lahan. Masalah tersebut memicu petani untuk melakukan budidaya padi tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, khususnya di daerah perkotaan (urban farming). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi 3 varietas padi pada sistem budidaya soilless dengan irigasi intermittent sebagai metode urban farming. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu varietas padi yang terdiri atas Ciherang, IR 64, dan Mapan 05, sedangkan faktor kedua yaitu jenis media tanam soilless yang terdiri atas tanah topsoil+sekam+non intermittent, air+sekam+non intermittent, air+ non intermittent, dan air+intermittent 1 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Mapan 05 memiliki respon terbaik pada panjang malai (22,57 cm), jumlah gabah per malai (113,97 bulir), jumlah gabah bernas per malai (100,35 cm), dan berat gabah per rumpun (47,48 g). Sedangkan media tanah topsoil+sekam+non intermittent berpengaruh terbaik pada panjang malai (23,14 cm), panjang akar (37,28 cm), jumlah gabah per malai (111,48 bulir), jumlah gabah bernas per malai (97,31 bulir), dan berat 1000 bulir (32,63 g). Terdapat interaksi yang nyata antara varietas padi dan media tanam soilless terhadap variabel pengamatan rasio pucuk dan akar. Penambahan sekam pada media tanam diduga mampu membuat media tanam berada kondisi yang dikehendaki tanaman sehingga unsur hara, oksigen, dan kebutuhan lainnya dapat diperoleh tanaman dengan mudah yang berakibat pada tingginya produksi.