Muhammad Zulfahmi
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Karya Komposisi Musik “Riuh Berzapin” Inspirasi Filler Zapin Kote Sultan Palembang Singkep Pesisir Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau Alfiansyah Saputra; Susandrajaya Susandrajaya; Muhammad Zulfahmi
Jurnal Musik Nusantara Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v2i1.3086

Abstract

ABSTRAKKomposisi musik karawitan “Riuh Berzapin” dilatarbelakangi oleh ketertatikan pengkarya terhadap salah satu lagu yang terdapat pada kesenian Zapin Kote yaitu lagu Sultan Palembang, jenis kesenian Zapin Desa Kote Provinsi Kepulauan Riau. Pengkarya melihat terdapat unsur-unsur musikal yang memiliki banyak potensi garap, baik pada melodi, ritme, maupun syair pada lagu Sultan Palembang, sehingga menjadi ide dasar pengkarya dalam penggarapan komposisi musik karawitan. Proses penggarapan komposisi “Riuh Berzapin”, menggunakan metode pendekatan tradisi. Alasan memilih pendekatan tradisi yaitu ingin mengembangkan kesenian Zapin Kote menjadi sebuah komposisi musik dengan bentuk yang baru namun tidak menghilangkan nilai tradisi dari kesenian aslinya. Penciptaan karya komposisi musik Karawitan “Riuh Berzapin”, tahapan kerja terdiri dari pengamatan, diskusi, pembentukan (sintesis), realisasi dan penyelesaian karya. Komposisi musik “Riuh Berzapin” bernuansa Melayu menyajikan karya dalam dua bentuk atau bagian. Pada bagian pertama, pengkarya mengembangkan irama dari lagu Sultan Palembang dan juga permainan Laram yang terdapat pada lagu Sultan Palembang. Bagian kedua pengkarya mengembangkan melodi yang terdapat pada permainan gambus, dan juga pola ritme melodi pendek atau Filler yang bersifat rapat serta rampak dan energik, dengan penekanan pada melodi gambus dan interaksi gambus dengan pemain instrument lainya serta vokal. Puncak pertunjukan karya “Riuh Berzapin” terdapat pada bagian akhir garapan, dimana pada bagian ini pengkarya menghadirkan permainan meter tiga dengan melodi yang lebih rapat dan energik. Karya “Riuh Berzapin” menyampaikan pesan nasehat kepada para penonton sebagaimana dapat dilihat pada syair-syair yang dinyanyikan. Karya Komposisi musik Karawitan “Riuh Berzapin” digarap dengan menggunakan metode pendekatan Interpretasi Tradisi, menggunakan konsep dasar pengembangan musik Zapin Riau Kepulauan, sehingga memunculkan varian baru musik Zapin. Karya ini dipertunjukkan secara live dengan mematuhi protokol kesehatan di panggung pertunjukan dan disaksikan secara langsung oleh penonton. Kata Kunci: Riuh Berzapin; Kote; Sultan PalembangABSTRACTThe musical composition of "Riuh Berzapin" is motivated by the artist's interest in one of the songs contained in the Zapin Kote art, namely the Sultan of Palembang song, the type of Zapin art in Kote Village, Riau Islands Province. The artist sees that there are musical elements that have a lot of potential to work on, both on the melody, rhythm, and verse in the Sultan of Palembang song, so that it becomes the basic idea of the artist in cultivating musical compositions. The process of cultivating the composition "Riuh Berzapin", using the traditional approach method. The reason for choosing the traditional approach is to develop the art of Zapin Kote into a musical composition with a new form but not to eliminate the traditional value of the original art. The creation of the Karawitan musical composition "Riuh Berzapin", the stages of work consist of observation, discussion, formation (synthesis), realization and completion of the work. The musical composition "Riuh Berzapin" with Malay nuances presents the work in two forms or parts. In the first part, the artist develops the rhythm of the Palembang Sultan's song and also the Laram game found in the Palembang Sultan's song. The second part of the work develops the melodies found in the gambus playing, as well as the rhythmic patterns of short melodies or Filler which are tight and rampak and energetic, with an emphasis on the melody of the gambus and the interaction of the gambus with other instrument players as well as vocals. The highlight of the performance of the work "Riuh Berzapin" is at the end of the work, where in this section the artist presents a three meter game with a more dense and energetic melody. The work "Riuh Berzapin" conveys a message of advice to the audience as can be seen in the sung poems. The composition of Karawitan music "Riuh Berzapin" was worked on using the Tradition Interpretation approach, using the basic concept of developing Zapin music in Riau Islands, thus creating a new variant of Zapin music. This work is performed live by complying with health protocols on the stage and witnessed by the audience.Keyword: Riuh Berzapin; Kote; Sultan Palembang
Gandang Tambua Pupuik pada Acara Baralek di Nagari Paninjauan Kabupaten Agam Fauzi Fauzi; Ediwar Ediwar; Sriyanto Sriyanto; Muhammad Zulfahmi
Jurnal Musik Nusantara Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v2i2.3200

Abstract

-Gandang Tambua Pupuik merupakan salah satu kesenian tradisional yang ada di Nagari Paninjauan Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Awalnya kesenian ini dipertunjukkan pada kegiatan konsi atau gotong royong di sawah pada saat istirahat minum dan makan, yang bertujuan untuk memberi tahu kepada masyarakat bahwasanya ada gotong royong. Seiring perkembangannya, sekarang kesenian ini tidak lagi dipertunjukkan pada kegiatan konsi di sawah, namun telah dipertunjukkan pada upacara pesta perkawinan, alek nagari dan lain sebagainya. Dalam pertunjukannya kesenian ini dimainkan 10 sampai 15 orang pemain. Ensambel Gandang Tambua Pupuik terdiri dari beberapa instrumen yaitu pupuik batang padi, tambua, talempong, gadabiak (rebana), dan giriang-giriang (tamborin). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan struktur pertunjukan Gandang Tambua Pupuik pada acara pesta perkawinan dan alek nagari di Nagari Paninjauan Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif yakni mengumpulkan data baik lisan maupun tulisan terkait pertunjukan kesenian Gandang Tambua Pupuik,  dengan beberapa teknik seperti observasi ke lapangan tepatnya di Nagari Maninjau, wawancara dengan narasumber yang memiliki pemahaman tentang keberadaan Gandang Tambua Pupuik, studi pustaka terhadap beberapa tulisan terkait kesenian ini, serta pengambilan dokumentasi pertunjukan Gandang Tambua Pupuik di Nagari Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN KESENIAN BARZANJI DI NAGARI PANINJAUAN KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT Arnailis Arnailis; Anak Istri Agung Citrawati; Muhammad Zulfahmi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2023): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i3.1099-1108

Abstract

Pengabdian masyarakat adalah aktivitas sebagai upaya pemberian bantuan kepada masyarakat. Hal tersebut merupakan bagian dalam tiga kewajiban Pendidikan Tinggi. Pelatihan kesenian Barzanji dalam masyarakat Nagari paninjauan merupakan salah satu usaha wali nagari  dalam memberdayakan masyakatnya. Kegiatan ini berlangsung dalam rentang waktu sebulan, dimulai pada 16 Oktober dan berakhir pada tanggal 16 Desember 2022 dan didukung sepenuhnya oleh masyarakat dan pemerintah Nagari paninjauan. Kegiatan ini melibatkan masyarakat yang terdiri dari kaum ibu dan para remaja di nagari tersebut untuk membentuk kelompok kesenian barzanji yang nantinya dapat dijadikan sebagai wahana syiar islam karena dalam kesenian Barzanji terkandung ajaran pendidikan karakter keagamaan meliputi: keyakinan yang kuat dan taqwa, rasa syukur, sikap rendah hati, integritas dan kejujuran, sikap ramah, keadilan, dan kesabaran. Ajaran tersebut dianggap dapat diimplementasikan  dalam kehidupan sehari-hari melalui pendidikan dalam memberikan keteladanan terutama kepada generasi muda agar mampu menjadi insan yang berguna bagi kedua orangtua, agama, nusa dan bangsa.dan kegiatan tambahan yang, disamping itu dapat dijadikan sebagai kegiatan tambahan yang menyenangkan menyenangkan yang nantinya bisa ditampilkan dalam pagelaran pesta seni budaya  yang selalu diadakan setiap tahun di daerah tersebut. Metode yang diterapkan pada kegiatan pengabdian ini yaitu ceramah serta praktik. Metode tersebut terpilih digunakan dalam menjelaskan detail mengenai kesenian barzanji, sedangkan metode praktik dimanfaatkan dalam mempelajari irama dan teknik dalam kesenian barzanji. Tujuan pengabdian adalah menumbuh kembangkan kesenian bernuansa islam ditengah tengah masyarakat nagari Paninjauan. Hasil yang dicapai adalah terbentuknya kelompok kesenian barzanji di daerah Paninjauan.