Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Transformasi Permainan Kim Dari Arena Perjudian Ke Upacara Perkawinan Arnailis Arnailis; Misda Elina; Yurnalis Yurnalis
PANGGUNG Vol 29, No 3 (2019): Transformasi Bentuk dan Nilai dalam Seni Budaya Tradisi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.578 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v29i3.1010

Abstract

ABSTRACTThis research aims at describing the changes of Kim performance in the context of wedding ceremony in Solok city, Sumatera Barat province. Kim was initially used as one of musical performances in gamble, yet it has changed now to be entertainment at a wedding ceremony. This research uses analysis descriptive method by examining the Kim performance, textually and contextually. To see the changes of Kim performance, this research employs metamorphose theory. Research results show that changes in the Kim performances caused by the changes in people’s perspective about a gamble and music in the performance. Therefore, Kim has been transformed from performance in a gamble to be entertainment at the wedding ceremony among Solok community, in West Sumatra province. . Keywords: Kim performance, marriage ceremony, art metamorphose and entertainment ABSTRAK Penelitian ini bertujuan  untuk mendeskripsikan perubahan bentuk permainan Kim dalam masyarakat   Kota Solok Propinsi Sumatera Barat.  Kim merupakan salah bentuk pertunjukan musik yang dijadikan sebagai sarana perjudian.  Namun, dewasa ini pertunjukan Kim telah menjadi sarana hiburan  dalam konteks upacara perkawinan.  Penelitian ini dilaksanakan dengan  metode deskriptif  analisis yang menggunakan teori metamorfosa.  Hasil  penelitian menunjukkan bahwa perubahan permainan Kim terjadi karena adanya pengaruh pandangan masyarakat terhadap konteks judi dan musik yang ada dalam  pertunjukan  Kim.  Oleh karena itu, pada saat ini pertunjukan Kim bukan lagi menjadi sarana perjudian, namun telah berubah menjadi  sarana hiburan yang ditampilkan dalam  upacara perkawinan pada masyarakat kota Solok, Propinsi Sumatra Barat. Kata Kunci: permainan Kim, upacara  perkawinan,  dan metamorfosa seni pertunjukan, seni hiburan
SYNCOFRASE : KOMPOSISI MUSIK DENGAN PENDEKATAN RE-INTERPRETASI TRADISI TOFANI YULIAS SAPUTRA; ARNAILIS ARNAILIS; ALFALAH ALFALAH
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 6, No 1 (2020): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v6i1.611

Abstract

Terinspirasi dari kesenian tradisi gandang tambua Pariaman, pengkarya tertarik pada pukulan gandang tambua pada frase kedua pola kelima lagu alihan anam yang terdapat di Desa Sikapak Timur, Kec. Pariaman Utara. Pengkarya merasakan ada yang berbeda dari permainan pukulan pada frase kedua tersebut, yakni adanya perbedaan jarak jeda/istirahat pada setiap pukulan gandang tambua, yang  mana perbedaan tersebut membuat pengkarya tertarik untuk  melakukan pengamatan jauh lebih dalam sehingga menemukan unsur musikal berupa sinkopasi, dan pengkarya juga menemukan perbedaan matrik, yakni matrik genap dan ganjil. Hal inilah yang menjadi ide dan landasan bagi pengkarya dalam mewujudkan karya ini, sehingga ide tersebut ditafsirkan kembali menjadi garapan komposisi musik dengan memberikan tawaran bentuk “baru” yang berbeda dari bentuk kesenian asalnya.
Musik Tari Adok di Nagari Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok Syerli Marta Lina; Darmansyah Darmansyah; Arnailis Arnailis
Jurnal Musik Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.096 KB) | DOI: 10.26887/musik nusantara.v1i1.2013

Abstract

Musik tari adok merupakan patner sejati yang selalu mengiringi tari adok dalam pertujukannya.  Untuk mengatur tempo kesenian ini mengunakan alat musik gendang bermuka satu yang disebut dengan adok,yang dimainkan oleh satu orang pemusik yang sekaligus sebagai pendendangnya. Dendang yang didendangkan secara terstruktur terdiri dari   lima tanggak  yaitu: 1.Dendang Padah-padah atau disebut juga dengan dendang Buai-buai 2. Dendang  Dendang-dendang  3. Dendang Adau-adau 4. Dendang Dindin-dindin  4. Dendang Sijundai. Dendang ini akan dimainkan sesuai dengan struktur tarinya, dengan sair yang digunakan  biasanya sair yang berbentuk pantun.  kesenian ini biasa ditampilkan pada upacara-upacara adat di Nagari Koto Sani pada waktu malam hari pukul 01.00 wib. Saat ini Tari Adok sudah boleh ditampilkan pada waktu siang hari  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pengumpulan data secara observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan tentang bentuk musik tari adok, tari adok, serta keterkaitan antara musik dengan tari adok. Kata kunci: Musik; tari; adok; dendang; pertunjukan ABSTRACT            The adok dance music is a true partner who always accompanies the adok dance in its performances. To set the tempo of this art using a one-faced drum instrument called the adok, which is played by one musician who is also the singer. The song that is sung in a structured manner consists of five steps, namely: 1. Dendang Padah-padah or also called Dendang Buai-buai 2. Dendang Dendang-dendang 3. Dendang Adau-adau 4. Dendang Dindin-dindin 4. Dendang Sijundai. This dendang will be played according to the dance structure, with the rhymes used usually in the form of poem. This art is usually shown at traditional ceremonies in Nagari Koto Sani at night at 01.00 WIB. Currently, Adok Dance is allowed to be performed during the day. This research uses descriptive analysis method with data collection by observation, documentation, and interviews. The results of the study explain the forms of music for the adok dance, the adok dance, and the relationship between music and the adok dance. Keyword: Music; dance; adok; traditional song; performance 
Lagu La ilaha illallah Dalam Penyajian Ratik Tagak di Nagari Singgalang Elsi Gantika; Arnailis Arnailis; Syafniati Syafniati; Asril Asril
Jurnal Musik Nusantara Vol 1, No 2 (2021): JUrnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.552 KB) | DOI: 10.26887/musik nusantara.v1i2.2168

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lagu Tradisi Ratik Tagak yang disampaikan dalam bentuk nyanyian koor oleh penganut Tarekat Syattariyah di Nagari Singgalang, Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Penganut tarekat ini menempatkan Ratik Tagak sebagai ibadah yang terintegrasi  dalam upacara agama berupa do’a pada berbagai konteks  dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Karakteristik Ratik Tagak terletak pada kalimah-kalimah dzikir ‘Laa Ilaha Illallah, Allah-Allah, Hu- Allah, dan Allah-Hu’ yang dilakukan dengan cara berdiri sambil menggoyang-goyangkan tangan dan tubuh mereka secara terpola sesuai dengan irama kalimah dzikir yang diucapkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatakan kualitatif, menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan  langsung di lapangan, sedangkan data  sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan berupa buku-buku, hasil penelitian berbentuk  laporan, dan kitab-kitab yang berhubungan dengan Ratik Tagak. Hasil yang dicapai  adalah Visualisasi melodi lagu Ratik Tagak yang  berbentuk deskripsi musikal dalam melantunkan dzikir dan lafadz kalimah laa ilaahaillallah secara bersambung dalam pelaksanaannya.
REKONSTRUKSI RATOK SILUNGKANG TUO DARI RITUAL KEMATIAN MENJADI SENI PERTUNJUKAN DALAM RANGKA PELESTARIAN BUDAYA MINANGKABAU Arnailis Arnailis
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 1 (2016): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #1
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

T Silungkang Tuo mourn is one kind of mourn cultural that born in Silungkang Minangkabau, West Sumatera. This traditional art is used to mourn over a dead tiger. This lament / mourn didn't have an obvious text, its perfrormed by chanting without a clear articulation. The people of the Silungkang called it marunguih. Marunguih performed at night by someone inside a sheath nearby the tiger tomb. All of thing that related to the dead of the tiger is performed with marunguih, each of it had a different rhythm. This research had a purpose to learned about the value, asthetic, and also philosophy of the Silungkang Tuo Mourn background. Then it will be reconstructed to a music composition to fulfill the aesthetic standard of an art performance, without dispelling the value of its own traditional society. The methods used in this research is qualitative methods with an anthropology, aesthetic, sosiology, and musicology approach. The methods that are used to gather the data in this research is observation, interview, and documentary. The result of this research is a music composition in a theatrical form and also this research can be used to boost tourism of Silungkang.
METAMORFOSA PERMAINAN KIM DARI ARENA PERJUDIAN KE SENI PERTUNJUKAN DI KOTA SOLOK Arnailis arnailis; Zahara Kamal
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 3 (2018): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #3
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT This research aims at describing the metamorphose of KIM performance in the context of wedding ceremony in Solok city, Sumatera Barat Province. This research used analysis descriptive method by listing KIM perfor-mances textually and contextually. To See the change of KIM performance, theories used in this research were metamorphose theory and aesthetic theory. Research results showed that today, the games of KIM has be-come a performing art functioning as one of new alternatives in entertainment and as the media of communi-cation to learn Minangkabau language. This performing art is wholly packed in the series of interesting aesthetics because every number released is conveyed through dendang (singing/vocal) with the song rhythms that are famous and trend in today society.
TERGUGAT EKSISTENSI DENDANG-DENDANG CUPAK–SOLOK DI ERA GLOBALISASI ! Arnailis Arnailis
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 14, No 2 (2012): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.615 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v14i2.194

Abstract

Dendang-dendang Cupak tidak dikenal masyarakat Minangkabau di daerah Luhak karena tergugat derasnya pengaruh globalisasi, dan kalah bersaing dengan perkembangan seni pertunjukan yang menawarkan banyak aspek antara lain hiburan. Keistimewaan eksistensinya menawarkan “interval melodi”ke modus pentatonik China dan slendro Jawa. Modus ini yang memberi hiasan pada dendang. Karakternya pun berbeda dengan Dendang-dendang Darek. Musik vokal ini menjadi ikon daerah Kubuang Tigo Baleh, dan Solok. Tulisan ini mensugesti seniman, pelaku Dendang memunculkan kreativitas, dan apresiasi daya saing.
‘Dagam’ Kesenian Indang di Desa Mangoe Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat Ariyan Bur; M. Arif Anas; Asep Saepul Haris; Arnailis Arnailis
Jurnal Musik Nusantara Vol 2, No 1 (2022): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v2i1.3088

Abstract

ABSTRAKKesenian indang Pariaman adalah salah satu kesenian tradisi bernafaskan Islam. Namun seiring dengan perkembangan sosial budaya masyarakat pendukungnya, kesenian ini mengalami perkembangan menjadi kesenian rakyat yang tidak lagi dipertunjukan di surau, tetapi diluar surau, seperti di tempat-tempat terbuka, rumah-rumah penduduk, panggung pertunjukan, laga,laga dan sebaginya. Selain itu terjadi juga perkembangan dari segi teks, struktur sajian, bentuk penyajian, dan bahkan sistem pengelolaan. Indang memiliki struktur permainan yang terdiri dari darak panjang, imbauan lagu, darak pendek, nyanyian atau lagu, darak panjang. terdapat beberapa macam darak diantaranya: darak tujuah, darak kupak kapiak, darak tereang ka tereang, yang mana setiap pola awal atau pembuka darak berda-beda, hal ini lah yang menjadi pedoman oleh para anak Indang agar mengetahui darak apa yang akan dimainkan. Karya komposisi musik karawitan yang berjudul “Dagam” ini terinspirasi dari kesenian tradisi indang Pariaman yaitu pada darak tereang ka tereang. Pada darak tereang ka tereang tersebut pengkarya tertarik pada pola awal yang memiliki siklus pola yang lebih panjang dari pada darak yang lain. Dalam pengamatan pengkarya terhadap darak tereang ka tereang yang memiliki siklus pola yang panjang ini, pengkarya juga menemukan berbagai motif ritem yang dapat dikembangkan kembali. Karya komposisi musik “Dagam”  ini digarap dengan menggunakan metode pendekatan tradisi. mewujudkan ide/gagasan yang bersumber dari kesenian Indang Pariaman, yang terinspirasi dari darak tereang ka tereang dengan menggunakan pendekatan tradisi yang berjudul “Dagam” disajikan dalam bentuk pertunjukan secara lansung. Melalui garapan karya komposisi music “Dagam” pengkarya mencoba menghadirkan beberapa bentuk inovasi (kebaruan) dalam berbagai aspek garap sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Kata Kunci: Indang Piaman; Darak Tereang ka Teranag; Pendekatan Tradisi    ABSTRACT            Indang is one of the performing arts with Islamic breath in Minangkabau. However, along with the socio-cultural development of the supporting community, This performing art has developed into a folk performing art which is no longer performed in surau, but outside the surau, such as in open places, people's houses, stage performances, fights, matches and so on. In addition, there have also been developments in terms of text, presentation structure, form of presentation, and even management systems. Indang has a game structure consisting of a long darak, an appeal to a song, a short darak, a song or song, a long darak. There are several types of darak including: darak tujuah, darak kupak kapiak, darak tereang ka tereang, where each initial pattern or opening of darak is different, this is the guideline for Indang children to know what darak will be played. This musical composition entitled "Dagam" was inspired by the traditional art of Indang Pariaman, namely darak tereang ka tereang. In the darak tereang ka tereang, the author is interested in the initial pattern which has a longer pattern cycle than the other daraks. In the artist's observation of the darak tereang ka tereang which has a long pattern cycle, the artist also finds various rhythmic motifs that can be redeveloped. The musical composition "Dagam" was worked on using the traditional approach method. realizing ideas/ideas originating from the art of Indang Pariaman, which was inspired by darak tereang ka tereang by using a traditional approach entitled “Dagam” presented in the form of a live performance. Through the work of the musical composition "Dagam" the artist tries to present several forms of innovation (newness) in various aspects of working according to the concept offered. Keywords: Indang Pariaman; Initial Pattern; Darak Tereang ka Tereang; Tradition Approach
Dendang Baruah Andiang dalam Potoguran di Nagari Banja Loweh Kecamatan Bukik Barisan Gebi Satria; Desmawardi Desmawardi; Arnailis Arnailis; M. Halim
Jurnal Musik Nusantara Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v2i2.3204

Abstract

-Dendang baruah andiang merupakan lagu Tradisi Minangkabau yang termasuk ke dalam kelompok dendang darek yang digunakan untuk kegiatan Potoguran di Nagari Banja Loweh, Kecamatan Bukik Barisan, Kabupaten Lima Puluh Kota. Kegiatan Potoguran merupakan kegiatan padukunan yang gunanya untuk mencelakai orang lain terutama dalam dunia percintaan. Teks yang digunakan adalah teks yang berbentuk pantun yang isinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan dunia pedukunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dendang baruah andiang dalam kegiatan potoguran dengan menggunakan metode kualitatif serta memakai pendekatan deskriptif. Aspek-aspek yang dikaji meliputi, teks, konteks, bentuk  serta fungsi dendang Baruah Andiang terhadap kegiatan potoguran tersebut, untuk membahas bentuk penulis menggunakan teori bentuk dari A.A Djelantik, bentuk yang dikemukakan oleh Djelantik ada bentuk kongkret dan ada bentuk abstrak, bentuk konkret terdiri dari: saluang, peniup saluang, tukang dendang, tempat dan lainnya, sedangkan untuk membahas fungsi penulis menggunakan teori fungsi dari alam P Mariam yang mana dalam teorinya terdapat 10 fungsi, akan tetapi dalam 10 fungsi tersebut terdapat 5 fungsi yang berhubungan dengan fungsi dendang baruah andiang dalam kegiatan Potoguran diantaranya: fungsi komunikasi, fungsi reaksi jasmani, fungsi jati diri, fungsi estetis dan fungsi kepercayaan. 
ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN DIKIA RABANO DI NAGARI TEPI SELO KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR syafniati syafniati; Desmawardi Desmawardi; Arnailis Arnailis
PANGGUNG Vol 32, No 3 (2022): Komodifikasi dan Komoditas Seni Budaya di Era industri Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1353.475 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i3.1765

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis  tekstual dan struktur penyajian Dikia Rabano. Tulisan ini mengungkap teksual  Dikia Rabano , yaitu analisis teks atau syair lagu-lagu pada pertunjukan Dikia Rabano dan mengungkapkan struktur dan nilai-nilai yang terdapat pada  tekstual Dikia Rabano sebagai realitas budaya, yang tak dapat dipisahkan dari eksistensi masyarakat Minangkabau sebagai penyangga kebudayaan. Teks merupakan salah satu unsur yang dominan dalam pertunjukan Dikia rabano. Sebagai instrumennya adalah alat musik Dikia Rabano.  Metode yang digunakan metode kualitatif analisis yang menggunakan teori etnomusikologis dengan melakukan wawancara kepada beberapa orang tokoh seniman. Hasil yang dicapai adalah dapat mengungkapkan tentang analisis tekstual  tentang hubungan musik  dan teksnya, dimana teks yang dinyanyikan sesuai dengan kebutuhan musikalnya. Untuk itu perlu adanya penambahan, pengurangan dan pengulangan kata, suku kata serta kalimat melalui teks