Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

“Pos Box” (Portable Smoker Box) Sebagai Alat Untuk Mengurangi Resiko Kejadian ISPA Pada Pengasapan Ikan Dengan Arang Aktif -, Dwiyanto; Febriantoro, Yulhaimi; Kusuma Nugraha, Fendi; -, Ekawati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.725 KB)

Abstract

Indonesia sebagai negara maritim mempunyai hasil laut yang melimpah, ikan dari hasil laut pada umumnya di olah menjadi ikan asin maupun ikan asap. Dalam pengolahan ikan asap ini, keberadaan asap yang berlebihan di tempat pengolahan ikan menjadikan salah satu faktor resiko terhadap para pekerja untuk menderita ISPA. Pekerjaan di pengasapan ikan merupakan pekerjaan yang paling banyak terpapar oleh asap sisa pembakaran batok kelapa ataupun arang sehingga berpotensi menimbulkan penyakit ISPA di kalangan pekerja. Terlebih lagi di kawasan pesisir Jawa terdapat ribuan tempat pengasapan ikan yang cara produksinya masih menggunakan sistem tradisional, sehingga asap hasil pembakaran langsung mencemari ruangan. Dari situlah muncul inovasi “Pos Box” (Portable Smoker Box) sebagai alat untuk mengurangi resiko kejadian ISPA pada pengasapan ikan dengan arang aktif. Sehingga bukan hanya mengisolasi asap yang di akibatkan dari pengasapan tetapi juga meminimalkan pekerja berkontak langsung dengan asap karena asap di serap oleh karbon aktif dan terlebih lagi alat ini bersifat portable sehingga mudah di bawa kemana-mana. Pos Box merupakan modifikasi dari alat pengasapan ikan yang berbentuk kubus tertutup dan memiliki prinsip kerja dari asap dan kalor yang dilepaskan dari bagian pembakaran akan di alirkan ke atas, sehingga ikan akan terasapi dan asap akan keluar diserap karbon aktif  melalui cerobong sehingga racun dalam asap akan di serap oleh karbon aktif. Alat tersebut memiliki dimensi 1 x 1 x 2 m dan kapasitas produksi ikan asap ±300 potong yang terbuat dari rangka besi dan di lapisi kulit seng dan triplek sehingga alat tidak menyebabkan iklim kerja yang panas.
Samurai PKK (Sistem Palang Pintu Pencegah Kecelakaan Kereta Api) dengan Control Room dan Wifi Signal Gita Putri, Marisa; Fairusiyyah, Nabilah; -, Dwiyanto; Dharmawan, Yuddy
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 3, No 2 (2013): Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.492 KB)

Abstract

Kereta api adalah sarana transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif dan gerbong yang berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang atau barang dalam skala yang besar. Keberadaan alat transportasi ini terbilang efektif dan efisien bagi para penggunanya.Kecelakaan kereta api yang sering terjadi adalah kecelakaan pada pintu perlintasan rel kereta api. Palang pintu perlintasan rel kereta api yang seharusnya berfungsi untuk melindungi dan memberikan peringatan bahwa akan ada kereta yang melintas, justru sering mendatangkan musibah kecelakaan. Oleh sebab itu, perlu adanya inovasi dalam sistem palang pintu rel kereta api seperti menggunakan sistem otomatis dan perlu adanya modifikasi desain palang pintu yang semula hanya setangah  menutup,  namun  model  ini  menutup  full  dari  bawah  hingga  1 meter ketinggian dan menggunakan model buka kesamping serta diberi model yang mengancam seperti bentuk pisau agar masyarakat menjadi lebih waspada, sehingga  masyarakat  tidak  dapat  menerobos  palang  pintu  rel  kereta  api. Dengan adanya inovasi ini akan mengurangi tingkat kecelakaan di rel kereta api.
PENERAPAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DAN POSISI SEMI FOWLER DALAM MENGATASI MASALAH POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DI IGD -, Dwiyanto
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 2 No 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v2i2.181

Abstract

Gagal jantung ialah suatu kondisi klinis atau serangkaian dari gejala yang di ketahuidengan dispnea serta keletihan. Yang ditimbulkan karena adanya edema paru sehinggajantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh, yang diakibatkan karenafungsi jantung tidak dapat bekerja dengan baik. Data dari tahun 2015 menentukan bahwa45% hingga 70% dapat disebabkan pada komplikasi gagal jantung yang dapat menyebabkankematian di seluruh dunia. Tujuan: Penelitian ini untuk menentukan perubahan pola nafassetelah dilakukan tindakan pemberian terapi oksigen dan posisi semi fowler. Metode: Jenispenelitian ini adalah deskriptif dengan cara menetapkan metode studi kasus yang dapatmengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan pada pasien yang mengalami gagal jantungkongestif. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perubahan pola nafas tidakefektif setelah di berikan tindakan terapi oksigen menggunakan NRM 10 liter/menit sertamemposisikan klien dengan posisi semi – fowler yang ditandai dengan status respirasi awal28 x/menit dan 30 x/menit menurun menjadi 25 x/menit dan 26 x/menit. Kesimpulan:tindakan pemberian terapi oksigen dan posisi duduk dengan sudut 450 sebagai salah satuterapi yang dapat membantu menurunkan dispnea menjadi berkurang.
HUBUNGAN RESPON TIME DENGAN PERUBAHAN KESADARAN PADA PASIEN CEDERA DI IGD RUMAH SAKIT -, Dwiyanto
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 3 No 2 (2023): OKTOBER
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v3i2.182

Abstract

Response time perawat merupakan kecepatan dalam penanganan pasien, dihitungsejak pasien datang sampai mendapatkan penanganan dan salah satu faktor yangmempengaruhi survival emergency patient adalah response time perawat. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan response time perawat dengan survival emergencypatien di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Penelitian inimenggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cohort prospektif. Teknikpengambilan sampel adalah nonprobability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45responden diambil dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa response time perawat yang cepat dengan pasien survival sebanyak 32 (71,1%)responden dan tidak survival sebanyak 1 (2,2%) responden. Sedangkan waktu tanggapperawat yang lambat dengan pasien tidak survival sebanyak 7 (15,6%) responden dan yangsurvival sebanyak 5 (11,1%). Penelitian ini menunjukkan ada hubungan response timeperawat dengan survival emergency patien di Instalasi Gawat Darurat Rumah SakitBhayangkara Makassar dengan nilai kemaknaan p=0,000.
POSISI FOWLER UNTUK MENINGKATKAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN (CHF) CONGESTIVE HEART FAILURE YANG MENGALAMI SESAK NAFAS -, Dwiyanto
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 2 No 1 (2022): APRIL
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v2i1.183

Abstract

Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kelainan fungsi jantung yang tidakmampu untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Salah satu gejala klinis adalah sesaknafas merupakan kurangnya oksigen yang masuk keparu-paru. Posisi fowler sebagai salahsatu tidakan keperawatan yang mampu mengurangi sesak nafas sehingga asupan oksigenmeningkat dan sesak nafas berkurang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisapengaruh posisi fowler terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien Congestive HeartFailure (CHF) yang mengalami sesak nafas. Study kasus ini menggunakan desain studi kasusDeskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Congestive Heart Failure(CHF) di IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Jumlah respondensebanyak 2 responden. Studi kasus ini dilakukan pada bulan Oktober 2019. Alatpengumpulan data dengan lembar asuhan keperawatan dan oxymetri. Hasil studimenunjukkan bahwa pre test pasien CHF di IGD RS Roemani mengalami sesak nafas. Pasienpertama dengan RR: 26x/menit dengan SpO2 94%. Pasien kedua mengalamisesak nafasdengan RR: 28x/menit dan SpO2 95%. Hasil post test setelah memposisikan fowler selama15 menit mendapatkan hasil pada responden pertama RR: 20x/menit, SpO2 99%, padaresponden kedua hasil RR: 22x/menit, SpO2 98% Tindakan memposisikan fowler pada pasindengan CHF berpengaruh dalam peningkatan saturasi oksigen bagi pasien.
KEGAWATDARURATAN PRIMARY SURVEY BREATHING DENGAN OPTIMALISASI KEBUTUHAN OKSIGEN DAN CARING PERAWAT PADA PASIEN COVID-19 DI IGD -, Dwiyanto
JOURNAL HEALTH OF EDUCATION Vol 3 No 1 (2023): APRIL
Publisher : Universitas Audi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62611/jhe.v3i1.184

Abstract

Kegawatan pada Covid-19 merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yangdisebabkan oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) sehingga dapat menyebabkanterjadinya penurunan kadar oksigen dalam darah dengan saturasi oksigen ≤95% Tujuan :Memberikan asuhan keperawatan gawatdarurat pada pasien covid-19 dengan penatalaksanaanPrimary Survey terdapat masalah pada breathing agar dapat meningkatkan saturasi oksigen≥95%, mengurangi sesak nafas, irama nafas regular dengan frekuensi 20x/menit, gerakandada simetris serta tidak terdapat retraksi otot dada, tidak ada suara nafas tambahan. Metode :Metode hasil studi kasus menggunakan deskriptif dengan proses pendekatan asuhankeperawatan, tindakan mandiri dengan memonitor frekuensi nafas dan saturasi oksigen sertapemberian posisi semi fowler, tindakan kolaborasi dengan pemberian oksigen konsentrasitinggi Non Rebreathing Mask 10 liter/menit. Hasil : Sesak nafas berkurang dengan saturasioksigen meningkat 99%, gerakan dada simetris, irama nafas irregular 24x/menit, teratasisebagian dan pasien tampak gelisah dan cemas, diberikan oksigen konsentrasi tinggi.Kesimpulan :Perlu kecepatan dan sikap caring perawat terhadap pasien untuk mengatasikecemasan serta sikap menjadi pendengar yang baik dengan selalu memberikan supportagarpasien termotivasi untuk sembuh dan perawat memiliki ketrampilan untuk melakukantindakan mandiri maupun tindakan kolaborasi yang tepat agar penanganan Covid-19 dapatteratasi.