Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE AND SHARE(SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BELITANG HILIR TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Nazarudin -
Edumedia : Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): EDUMEDIA : Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/edumedia.v4i2.453

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS)terhadap hasil belajar kelas XI IPA SMA Negeri 1 Belitang Hilir pada materi Jaringan Tumbuhan. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen yang menggunakanPree Eksperimen Design dengan rancangan penelitianOne Group Pretest-Posttest Design.Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 1Belitang Hilir.Sampel dalam penelitian ini ditentukan denganPurposive sampling.Hasil uji t Paired sample t test dan nilai menunjukkan nilai signifikasi (2-tailed)0,000 < signifikasi α 0,05,Thutung> Ttabel 8,651 > 1,690sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SSCS berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Belitang Hilir pada materi Jaringan Tumbuhan. Kata kunci:Model SSCS, hasil belajar, jaringan tumbuhan
IDENTIFIKASI ARTHROPODA PERMUKAAN TANAH DI TAMAN WISATA BUKIT KELAM DAN IMPLEMENTASINYASEBAGAI MEDIA BELAJAR PADA SMARTPHONE Nazarudin Nazarudn
Edumedia : Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 3, No 1 (2019): Edumedia : Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/edumedia.v3i1.274

Abstract

Taman Wisata Bukit Kelam merupakan destinasi wisata di Kecamatan Kelam Permai dengan ekosistem hutan dataran rendah dan hutan hujan tropis. Memiliki potensi keanekaragaman hayati tinggi, dapat dikelola dan dijadikan sebagai sumber belajar, khususnya terkait dengan arthropoda permukaan tanah. Namun potensi yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut dikerenakan letak Taman Wisata Bukit Kelam jauh dari sekolah sehingga tidak memungkingkan pembelajaran langsung dilapangan dilaksanakan pada jam belajar. Di perlu sebuah inovasi dalam pembelajaran yaitu sebuahaplikasi media belajar padasmartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman arthropoda permukaan tanah yang ada di Taman Wisata Bukit Kelam dan mengetahui kelayakan aplikasi media belajar pada smartphone sebegai media pembelajaran. Metode yang digunakanyaitueksplorasi melalui dua jalur pengamata, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik penangkapan langsung dan pitfall trap. Hasil penelitian, di temukan sebanyak 30 spesies arthropoda permukaan tanah,masuk kedalam 4 kelas yaitu: kelas Arachnida, kelas Chilopoda, kelas Diplopoda dan kelas Insekta. Hasilvalidasi rata-rata total media secarakeseluruhan(RTVTK) yaitu sebesar 3,49.Kesimpula aplikasi media belajar pada smartphoneArtropodatanahdikatakan valid dan layak untuk digunakan.
IDENTIFIKASI VARIETAS PADI (ORYZA SATIVA L.) DI DESA MENSIAP BARU DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MEDIA BUKLET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Ita Regina; Nazarudin Nazarudin; Hilda Aqua Kusuma Wardhani
Edumedia : Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 6, No 1 (2022): Edumedia: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/edumedia.v6i1.601

Abstract

Desa Mensiap Baru merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang. Berdasarkan hasil observasi, mayoritas penduduk Desa Mensiap Baru adalah petani. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis varietas padi (Oryza Sativa L.) di Desa Mensiap Baru dan mengetahui kelayakan media buklet dari hasil identifikasi varietas padi (Oryza Sativa L.) di Desa Mensiap Baru sebagai media pembelajaran biologi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ditemukan 14 varietas padi, yaitu padi beras terdiri dari Padi Dankan, Padi Langsat, Padi Pulau, Padi Sengang, Padi Lebang, Padi Arjuna, Padi Impari 11, Padi Impari 3 Bulan, Padi Apit, Padi 46, dan Padi Buah. Sedangkan jenis padi ketan terdiri dari Padi Mentawak, Padi Kasar, dan Padi Temedak. Hasil penilaian kelayakan buklet dari ahli materi dan media memperoleh nilai rata-rata total validasi (CVI) yaitu 0,99 dengan kriteria layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
KARAKTERISASI MORFOLOGI TANAMAN PEKAWAI (Durio kutejensis) Hassk. Becc KOLEKSI KEBUN PERCOBAAN UNIVERISTAS KAPUAS SINTANG KALIMANTAN BARAT Nazarudin Nazarudin; Roida Ervina Sinaga; Fransiska Yusvita Mulyana
JURNAL AGROTEKNOSAINS Vol 6, No 2 (2022): JURNAL AGROTEKNOSAINS
Publisher : Universitas Quality

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36764/ja.v6i2.877

Abstract

The diversity of the Durio genus in West Kalimantan is the highest in Indonesia, one of which is Pekawai (Durio kutejensis). The loss of pekawai genetic resources is a threat due to deforestation. So that real efforts are needed through intensive development through ex-situ and in-situ conservation. The purpose of the study was to obtain information on the morphological diversity of the Pekawai in the Experimental Garden of the Kapuas Sintang University. The research method used purposive sampling, the observed morphological characters were 24 characters consisting of 7 stem characters, 11 leaf characters and 6 fruit characters. Morphological descriptions were analyzed by scoring cluster analysis and dendrogram using the Unweighed Pair-Group Method Arithmetic Average (UPGMA) using the Numerical Taxonomic and Multivariate System (NTSYS) version 2.10 program. The results of the study were 24 morphological characters of leaf stems and fruit against 7 accessions of Pekawai which had a similarity coefficient of 0.78-0.96 or a diversity of 4%-22%. At the coefficient of 0.83 formed 3 main groups. Group I there are 4 accessions with a similarity of 11 characters. At a coefficient of 0.87, they formed 2 groups, 1. UNKA1 and UNKA2 with 21 morphological similarities. 2. GM2 and GM 3 with 20 similarities. Group II. Grouped based on 19 morphological characters, namely GM2 and GM3. Group III. GM5 Morphological similarity 11 characters. The conclusion is that the morphological characterization of 7 Pekawai accessions is known to have a similarity at a coefficient of 0.78 or a diversity of 22%
KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI DAN REPTIL DI KAWASAN HUTAN BUKIT BELUAN KABUPATEN KAPUAS HULU Sri Sumarni; Nazarudin Nazarudin; Zainudin Zainudin
Publikasi Informasi Pertanian Vol 19, No 1 (2023): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v19i1.781

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman Jenis Amfibi dan Reptil di KawasanHutan Bukit Beluan Kabupaten Kapuas Hulu. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi untukpengelolaan kawasan dan wawasan bagi masyarakat dalam menjaga kelestarian jenis dan habitatnya.Pengumpulan data dilakukan secara ekplorasi dengan metode survey perjumpaan visual (Visual EcounterSurvey) pada dua tipe habitat yaitu perairan (aquatik) dan daratan atau terestrial. Penelitian ini berhasilmenemukan 23 jenis amfibi dan reptil, dimana 17 jenis amfibi terdiri dari 5 famili dan 10 genus meliputiBufonida (2 jenis), Dicroglossidae (4 jenis), Megophryidae (5 jenis), Ranidae (4 jenis) danRhacophoridae (2 jenis). Terdapat 6 jenis reptildari 4 famili dan 5 genus antara lain Agamidae (2 jenis),Geckonidae (2 jenis), Scincidae (1 jenis) dan Colubridae (1 jenis).Amfibi yang sering dijumpai adalahAnsonia minuta, Staurois guttatus, Meristogenys spdan Polypedates macrotis. Amfibi yang termasukkategori endemik Kalimantan yaitu Ansonia spinulifer, Limnonectes ibanorum, Limnonectesleporinus, Leptobrachium abbotti dan Staurois guttatu, dan terdapat satu jenis yang penyebarannyamasuk kategori rawan berdasarkan status konservasi IUCN adalah Meristogenys jerbo. Penemuanjumlah jenis dipengaruhi banyak faktor antara lain usaha(effort), faktor biotik (vegetasi) dan faktorlingkungan. Keadaan habitat dengan lingkungan yang mendukung menjadi tempat hidup yang sesuaiuntuk kehidupan amfibi dan reptil. Namun demikian aktifitas manusia menjadi salah satu ancamanterhadap kerusakan atau keberadaan jenis amfibi dan reptil yang terdapat di kawasan hutan BukitBeluan Kabupaten Kapuas Hulu.
KEANEKARAGAMAN JENIS HERPETOFAUNA PADA KAWASAN LINDUNG BUKIT RENTAP KABUPATEN SINTANG Nazarudin, Nazarudin; Sumarni, Sri
Publikasi Informasi Pertanian Vol 20 No 1 (2024): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v20i1.1101

Abstract

Bukit Rentap merupakan salah satu dari bentang alam yang ada di kabupaten Sintang dengan status sebagai kawasan lindung. Potensi hutan selain keanekaragaman hayati, juga menyediakan jasa lingkungan berupa sumber air dan keindahan panorama. Kawasan ini juga merupakan habitat bagi herpetofauna, dimana herpotofauna berperan dalam ekosistem, sebagai bio indikator lingkungan, predator hama dan serangga yang merugikan manusia. Ketersediaan dan keterbatasan informasi tentang herpetofauna yang masih kurang terdokumentasi khususnya di kawasan Bukit Rentap. Penelitian mengenai keanekaragaman jenis herpetaofauna yaitu reptil dan amfibi  dilakukan di habitat akuatik dan terestrial pada kawasan lindung Bukit Rentap Kabupaten Sintang. Tujuan penelitian untuk mengetahui keanekaragaman jenis herpetofauna yang terdapat dalam kawasan lindung Bukit Rentap Kabupaten Sintang. Pengumpulan data herpetofauna dilakukan dengan metode Visual Encounter Survey (VES) dimodifikasi dengan Time Search dan penjelajahan (eksplorasi) pada ekosistem akuatik dan teresterial. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 14 jenis herpetofauna yang terdiri dari 7 jenis amfibi dari 5 famili dan reptil 7 jenis dari  6 famili. Ada 2 jenis yang masuk kategori terancam (EN: Endangered) dalam daftar merah IUCN maupun appendiks II CITES yaitu Limnonectes melasianus dan Staurois guttatus kedua jenis ini merupakan kelompok amfibi. Keberadaan herpetofauna ini didukung oleh adanya berbagai mikrohabitat karena berkaitan dengan pola aktivitas dan sebaran ekologis. Perlindungan kawasan ini sangat penting mengingat makin meningkatnya desakan perubahan kawasan hutan untuk peruntukan lain.
Species and Economic Value of Peat Swamp Ichthyofauna for Community in Kapuas Kiri Hulu Village Sintang Regency Syukur, Muhammad; Sumarni, Sri; Afriani, Rachmi; Nazarudin
Sains Natural: Journal of Biology and Chemistry Vol. 15 No. 2 (2025): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v15i2.772

Abstract

Ichthyofauna is a term for fish fauna or a group of fish. Peat swamp ichthyofauna refers to the entire collection of fish found in peat swamps. Studies on peat swamp ichthyofauna are important not only to identify their species but also to understand their economic roles for the local community. This study aims to identify the species and economic value of peat swamp ichthyofauna for the community in Kelurahan Kapuas Kiri Hulu, Sintang Regency. The research utilized interview and observation methods. Interviews were conducted with local residents to gather information regarding the species and economic value of peat swamp ichthyofauna. Observations were carried out to determine observation points. Ichthyofauna data collection was conducted at six observation points selected to represent the characteristics of the research area. The first observation point was in a community oil palm plantation area, the second in a natural peat swamp without human activity, and the third, fourth, and fifth points in small rivers with different characteristics connecting the Kapuas River in West Kalimantan to the peat swamp area. The sixth observation point was a peat swamp area utilized for community activities. The results of the study identified 14 species of peat swamp ichthyofauna in Kelurahan Kapuas Kiri Hulu, Sintang Regency, including Sepat Mutiara (Tricogaster leeri), Sepat Rawa (Tricogaster tricoptherus), Sepat Siam (Tricogaster pectoralis), Beto (Anabas testudineus), Delak (Channa striata), Seluang Bujur (Rasbora argyrotaenia), Engkarit (Puntius lineatus), Biawan (Helestoma temanncki), Senara (Parambassis ranga), Landin (Macrones gulio), Lele Rawa (Clarias teijsmanni),  Selomang (Betta foreman), Patik (Mystus namurus) dan Rik (Mystus micracantus)). Peat swamp ichthyofauna holds economic value for the local community, both as fresh fish for sale and as processed products such as fermented fish (pekasam), smoked fish (salai), salted fish, wet crackers, and ornamental fish.
Species and Economic Value of Peat Swamp Ichthyofauna for Community in Kapuas Kiri Hulu Village Sintang Regency Syukur, Muhammad; Sumarni, Sri; Afriani, Rachmi; Nazarudin
Sains Natural: Journal of Biology and Chemistry Vol. 15 No. 2 (2025): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v15i2.772

Abstract

Ichthyofauna is a term for fish fauna or a group of fish. Peat swamp ichthyofauna refers to the entire collection of fish found in peat swamps. Studies on peat swamp ichthyofauna are important not only to identify their species but also to understand their economic roles for the local community. This study aims to identify the species and economic value of peat swamp ichthyofauna for the community in Kelurahan Kapuas Kiri Hulu, Sintang Regency. The research utilized interview and observation methods. Interviews were conducted with local residents to gather information regarding the species and economic value of peat swamp ichthyofauna. Observations were carried out to determine observation points. Ichthyofauna data collection was conducted at six observation points selected to represent the characteristics of the research area. The first observation point was in a community oil palm plantation area, the second in a natural peat swamp without human activity, and the third, fourth, and fifth points in small rivers with different characteristics connecting the Kapuas River in West Kalimantan to the peat swamp area. The sixth observation point was a peat swamp area utilized for community activities. The results of the study identified 14 species of peat swamp ichthyofauna in Kelurahan Kapuas Kiri Hulu, Sintang Regency, including Sepat Mutiara (Tricogaster leeri), Sepat Rawa (Tricogaster tricoptherus), Sepat Siam (Tricogaster pectoralis), Beto (Anabas testudineus), Delak (Channa striata), Seluang Bujur (Rasbora argyrotaenia), Engkarit (Puntius lineatus), Biawan (Helestoma temanncki), Senara (Parambassis ranga), Landin (Macrones gulio), Lele Rawa (Clarias teijsmanni),  Selomang (Betta foreman), Patik (Mystus namurus) dan Rik (Mystus micracantus)). Peat swamp ichthyofauna holds economic value for the local community, both as fresh fish for sale and as processed products such as fermented fish (pekasam), smoked fish (salai), salted fish, wet crackers, and ornamental fish.