Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penguatan Program CHSE Mendukung Kebangkitan Pariwisata dan Bali Reborn di Banjar Penestanan Kelod, Desa Sayan Luh Gede Pradnyawati; Made Indra Wijaya; Putu Nita Cahyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 1 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pariwisata menjadi sektor paling terdampak akibat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Provinsi Bali sebagai penyumbang terbesar sektor pariwisata di negara Indonesia menjadi salah satu destinasi yang paling terkena dampak dari pandemi ini. Salah satu pusat destinasi di Bali yang sangat terkenal sampai mancanegara adalah Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Banjar Penestanan Kelod merupakan salah satu banjar yanga ada di Desa Sayan yang beberapa penyedia jasa akomodasinya masih belum menerapkan cleanliness, health, safety and environmental sustainability (CHSE) dengan baik. Dari hasil diskusi tim pengabdian dengan kader didapatkan beberapa permasalahan terkait penerapan CHSE. Permasalahan tersebut diantaranya masih kurangnya pengetahuan yang didapatkan kader mengenai program CHSE yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang harus diterapkan di masa new normal pada destinasi wisata. Masih minimnya pengetahuan kader tentang bagaimana penyebaran virus Corona yang telah melumpuhkan pariwisata Bali. Para kader masih sedikit memiliki gambaran dan informasi mengenai protokol kesehatan yang baik dan tepat guna mencegah penyebaran Covid-19 ini. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah diawali dengan sosialisasi program kepada mitra, Focus Group Discussion (FGD) dengan kader, pemberian edukasi tentang CHSE dan pencegahan penyebaran Covid-19 dan pelatihan tentang penerapan CHSE. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah semua kelompok mitra telah mampu melakukan kegiatan program penguatan CHSE di Banjar Penestanan Kelod, Desa Sayan. Kegiatan “peer” penerapan CHSE dan pencegahan penyebaran Covid-19 sudah berjalan dengan lancar. FGD telah mampu merumuskan permasalahan yang para kader alami dalam penerapan program CHSE, kendala-kendala pun sudah terpecahkan. Saran yang dapat kami berikan dalam kegiatan pengabdian ini adalah agar kelompok mitra dapat menjadi ujung tombak perekrutan mitra lainnya sebagai partner dalam melakukan kegiatan “peer” penguatan program CHSE dalam mendukung bangkitnya pariwisata dan Bali reborn di Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Pemberdayaan Kader Bina Keluarga Balita Dalam Penanggulangan Stunting Di Desa Bukian, Kecamatan Payangan Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Ni Made Hegard Sukmawati; Anny Eka Pratiwi
Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK Vol. 7 No. 1 (2023): Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.534 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v7i1.2509

Abstract

Stunting adalah salah satu bentuk gangguan gizi dari segi ukuran tubuh yang ditandai dengan kondisi tubuh yang pendek melebihi defisit -2SD menurut standar WHO. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali tahun 2007, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan prevalensi stunting yang tinggi. Salah satunya di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa masalah stunting cukup tinggi. Dari hasil wawancara dengan kader diperoleh beberapa permasalahan terkait program pencegahan stunting yaitu minimnya informasi yang diperoleh kader dan rendahnya pengetahuan kader tentang pencegahan stunting. Mitra yang diberdayakan adalah Kader BKB (Bina Keluarga Balita). Dari hal tersebut maka pemberdayaan kader sangat diperlukan untuk pencegahan stunting di Kabupaten Payangan. Target luaran dari kegiatan ini adalah menurunkan stunting di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Hasil dari kegiatan ini adalah kelompok mitra berperan aktif dalam setiap kegiatan PKM dengan persentase kehadiran 100% dan partisipasi aktif 100%. Secara umum program ini dapat dikatakan berhasil karena telah terjadi penurunan angka stunting di Desa Bukian Kecamatan Payangan. Saran yang dapat disampaikan adalah Kader BKB dapat menjadi ujung tombak keberlanjutan program penanggulangan stunting secara berkesinambungan di wilayahnya masing-masing sehingga dapat memberdayakan kader untuk mengurangi permasalahan stunting di Kabupaten Gianyar.
PKM Pemberdayaan Pedagang Perempuan dalam Pencegahan IMS dan HIV/AIDS di Pasar Umum Payangan Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Komang Triyani Kartinawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selain populasi kunci seperti pekerja seks, LGBT, penasun, para pedagang perempuan merupakan kelompok yang berisiko juga tertular IMS dan HIV/AIDS. Para pedagang perempuan, ibu rumah tangga merupakan kelompok berisiko rendah yang rentan tertular. Pasar merupakan tempat dengan mobilisasi dan interaksi masyarakatnya yang tinggi, sehingga tidak memungkiri terjadinya perilaku seksual yang berisiko. Selain itu Payangan merupakan kecamatan yang tinggi kunjungan treveler di Provinsi Bali, dimana daerahnya termasuk daerah agraris dan ekowisata sangat digalakkan. Berdasarkan wawancara dengan mitra didapatkan permasalahan bahwa kurangnya pengetahuan mitra tentang pencegahan IMS dan HIV/AIDS. Selain itu kurangnya pengetahuan pedagang perempuan tentang pemasaran dagangan online yang mana mereka cenderung berdagang hanya di tempat saja. Dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdi didapatkan hasil bertambahnya pengetahuan para kader tentang pencegahan IMS dan HIV AIDS sebesar 100%. Para kader pedagang juga sudah terlatih dalam hal pemasaran online hasil dagangan. Pedagang juga sudah bisa secara mandiri dalam bertransaksi melalui platform digital. Kontribusi mitra terhadap pelaksanaan kegiatan program kemitraan masyarakat ini sangat baik. Mitra sangat antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemberdayaan pedagang perempuan dalam pencegahan IMS dan HIV/AIDS di Pasar Payangan.
Pemberdayaan Kader PKK Desa Bukian untuk Mendukung ASI Eksklusif melalui Manajemen ASI Perah Ni Made Hegard Sukmawati (Scopus ID: 57189732715); Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bukian merupakan salah satu desa sasaran program Community Oriented Medical Education (COME) 1000 Hari Awal Kehidupan (HAK) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Berdasarkan survey yang dilakukan pada program COME 1000 HAK tingkat keberhasilan asi eksklusif pada Ibu di wilayah ini hanya sebesar 25.47%, dan sebagian besar (54.39%) memberikan alasan karena bekerja. Dengan adanya pelatihan bagi kader PKK tentang manajemen ASI perah, maka pengetahuan mengenai manajemen ASI perah dapat ditingkatkan guna mendukung suksesnya asi eksklusif terutama pada ibu pekerja. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi pemaparan materi melalui presentasi, penayangan video, dan diskusi. Rancangan evaluasi kegiatan meliputi evaluasi kehadiran, partisipasi aktif kader, membandingkan pengetahuan dan kemampuan mitra terkait manajemen ASI perah melalui pre-test dan post-test. Hasil: Program Pengabdian Masyarakat Pemberdayaan Kader PKK Desa Bukian Untuk Mendukung Asi Ekslusif Pada Ibu Pekerja Melalui Manajemen Asi Perah di Desa Bukian berjalan dengan lancar dan peserta telah memiliki pengetahuan yang cukup baik terkait manajemen asi perah. Hasil evaluasi terhadap pengetahuan peserta terkait manajemen asi perah, menunjukkan kenaikan skor pengetahuan dari rerata 32 (pre-test) dan terjadi kenaikan skor rerata menjadi 80.0 (post-test). Area pengetahuan yang masih dapat ditingkatkan yakni terkait pengetahuan mengenai lama simpan asi perah berdasarkan jenis lemari pendingin/freezer yang digunakan. Evaluasi terhadap kepuasan peserta terhadap keberlangsungan program dilakukan secara kualitatif melalui dialog dan secara umum peserta menyatakan puas dengan kegiatan ini dan menyatakan telah memberikan pengetahuan baru bagi peserta.
Overview of the first 1000 days of life and stunting in toddlers 0-2 years old in Tegallalang District, Bali Province Pradnyawati, Luh Gede; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Komang Triyani Kartinawati; Made Indra Wijaya; Anak Agung Sagung Mirah Prabandari
Journal of International Surgery and Clinical Medicine Vol. 3 No. 1 (2023): (Available online: June 2023)
Publisher : Surgical Residency Program Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/jiscm.v3i1.41

Abstract

Introduction: The most crucial time for a child's physical and cognitive development is the first 1000 days of life. Their nutritional state will influence toddlers' future health, intelligence, and productivity in the first 1000 days of life. The study aimed to describe the first 1000 days of life in toddlers aged 0-2 years. Methods: This cross-sectional study used a household survey in 30 clusters. Five samples of children between 0-1 years old and five samples between the ages of 1-2 years old were selected by simple random sampling from each census block for 300 respondents. Nutrition adequacy was analyzed in Nutrisurvey 2007 program. All data were analyzed descriptively in the SPSS program. Results: The prevalence of stunting in children aged 0-2 in Tegallalang District was 12%. Among children 0-1 years old was 8%, while in children aged 1-2 years was 17%. 41% of pregnant women and toddlers were exposed to secondhand smoke. The rate of exclusive breastfeeding was 44%, vitamin A supplementation was 43.7%, deworming treatment was 52%, and only 20% of people had clean water. There were 115 toddlers aged 1-2 years w    deficits in carbohydrates, 140 toddlers with deficits deficiencies, and 80 toddlers with deficits in iron. Conclusion: The problem of stunting in Tegallalang District still exists. Community health workers should encourage women and their male partners regarding second-hand smoke, exclusive breastfeeding, vitamin A supplementation, and deworming treatment. Access to clean water is also urgently required. Further study is needed to determine the modifiable risk factors for stunting.
Nutrition Adequacy Level of Pregnant Women and Toddlers Aged 0 to 24 Months in Gianyar Regency Pradnyawati, Luh Gede; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Anak Agung Sagung Mirah Prabandari; Made Indra Wijaya
WMJ (Warmadewa Medical Journal) Vol 8 No 2 (2023): November 2023
Publisher : Warmadewa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wmj.8.2.7990.41-48

Abstract

Stunting has become a national issue that has received a lot of attention recently, as stunting can affect the nation's productivity in the future. The adequacy of nutritional intake in months 0 up to 24 months, or 1000 days of life, is one of the key factors in preventing stunting. This study aims to determine the nutrition adequacy level of pregnant women and children aged 0 to 24 months in Gianyar Regency. This study was a household survey with a cross-sectional approach. The samples were households in Gianyar Regency in 2021 with pregnant women and young children (up to 24 months old), chosen using the cluster method with the census block serving as a cluster. From each selected census block, 5 samples of pregnant women, 5 samples of children aged 0–1 year, and 5 toddlers aged 1-2 years will be selected by a simple random method. Data was collected using the Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Data analysis was performed using the NutriSurvey application. The total energy of pregnant women was moderately deficient; protein and fat adequacy were normal, while carbohydrates, calcium, and iron were severely deficient. Nutritional adequacy for toddlers aged 0–1 year in the form of energy, protein, fat, carbohydrates, calcium, and iron was classified as normal. Nutritional adequacy for toddlers aged 1-2 years in the form of energy, protein, fat, calcium, and iron was classified as normal, while carbohydrates were moderately deficient. The presence of nutrition deficiencies among pregnant women indicates that a public health program regarding carbohydrate, calcium, and iron deficiencies is urgently needed.
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kuta Selatan Made Diah Padmawati; Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 2 (2024): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.2.2024.217 - 227

Abstract

[The Relation between Family Support and Pulmonary Tuberculosis Drugs Compliance in Working Area of UPTD Puskesmas Kuta Selatan]. The high number of cases of pulmonary tuberculosis and the low success rate of treatment (success rate) caused by non-compliance with recommendations for taking medication can result in sufferers experiencing drug resistance. Family support is needed to ensure that sufferers take medication because the tuberculosis treatment process takes a long time so that the drug withdrawal rate can be reduced. The purpose of this research is to find out the family relationship to compliance with drug consumption in pulmonary tuberculosis victims in the working area of UPTD Puskesmas Kuta Selaran??. A cross-sectional design was used on 35 respondents using a sampling technique using consecutive sampling. Information was collected through the use of 2 types instruments, namely family support questionnaires and the Morisky Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8) regarding adherence. The data collected was analyzed using univariate analysis and bivariate analysis using the chi square test. The results obtained that there was a relations between family support and drug compliance (? value=0.015, <0.05) and people through good family support are 9,500 times more compliant in taking medication than those with less support. Researchers recommend that health workers carry out outreach to increase family support with the target which not only affects the sufferer but also the family.