Salman Salman
Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP SELAI KACANG MERAH Maya Alamri; Salman Salman; Sofyawati D. Talibo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 5, No 2 (2019): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v5i2.472

Abstract

ABSTRACT  Red beans are only eaten in the form of old seeds, either fresh or aged. Red bean seeds are ingredients that have high energy and are potential sources of vegwtable, Moreover, red beans also can be used as vegetables, dodol wajik ingredients, and the other various foods (Astawan, 2009). The research aims at finding out the Consumers’ Acceptance of Red Bean jam. The research method used is an experimental method in the culinary laboratory. While, data are obtained from the organoleptic test by using 30 untrained panelists with three times treatments which are red bean of 800 g, 900 g, and 1000 g with the addition of peanuts are 200 g, 100 g, and chocolate 30 g. The most preferred taste in red bean jam was in the F3 formula of 1000 red beans without any addition. The most preferred flavor and texture in red bean jam were also in the F3 formula. The conclusion of the study based on the highest value of the acceptance test for red bean jam showed that the highest consumer’s acceptance towards taste, color, aroma, and texture was in F3 (1000 gram of Red beans). ABSTRAK  Kacang merah hanya dimakan dalam bentuk biji yang telah tua, baik dalam keadaan segar maupun yang telah tua. Biji kacang merah adalah bahan yang mempunyai energi tinggi dan sekaligus sumber nabati yang potensial. Kacang merah bisa digunakan sebagai sayuran, bahan dodol wajik dan aneka makanan lainya (Astawan, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Daya Terima Konsumen Terhadap Selai Kacang Merah. Metode penelitian yaitu metode eksperimen di laboratorium kuliner. Data diperoleh dari uji organoleptik dengan menggunkan 30 panelis tidak terlatih dengan 3 kali perlakuan yaitu kacang merah 800 g, 900 g dan 1000 g dengan penambahan kacang tanah 200 g, 100 g dan coklat 30 g. Rasa pada selai kacang merah yang paling banyak disukai yaitu pada formula F3 sebanyak 1000 gram kacang merah tanpa penambahan apapun.  Warna pada selai kacang merah yang paling banyak disukai yaitu pada formula F3. Aroma pada selai kacang merah yang paling banyak disukai yaitu pada formula F3, dan tekstur pada selai kacang merah yang paling banyak disukai yaitu pada formula F3. Kesimpulan penelitian menunjukkan berdasarkan nilai rangking yang tertinggi  uji daya terima selai kacang merah menunjukan  daya terima konsumen terhadap rasa, warna, aroma dan tekrur yang tertinggi pada F3 (1000 gram kacang merah). 
UJI DAYA SIMPAN DAN NILAI GIZI ROTI MANIS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG PISANG KEPOK (MUSA PARADISIACA FOTMATYPICA) Sindya Botutihe; Novian Swasono Hadi; Salman Salman
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 6, No 2 (2020): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v6i2.486

Abstract

Bread is made from wheat flour, and is the main raw material that is still imported, considering that Indonesia is not a wheat producing country, so it is necessary to substitute local food ingredients as a substitute for wheat for the raw material for making bread. The purpose of this study was to determine the shelf life and nutritional quality of sweet bread with kepok banana flour substitution. This study was an experimental study with a completely randomized design using 5 treatments, namely by substitution of kepok banana flour in treatments P0(0%), P1(40%), P2(50%), P3(60%), and P4 (70%) . The shelf life of sweet bread at room temperature can only last 1-3 days, while at refrigerator and freezer temperatures it can last for seven days. Of the four types of treatment, namely P0, P1, P2, P3 and P4, it turned out that the results that met the standard were P3 (60%) treatment with Nutrient content, namely 273.589 grams of energy, 14.42 grams of protein, 9.5 grams of fat and 251,4 grams. It was recommended that the public use banana flour in the manufacture of other types of processed foods and serve as snacks for all age groups, including children, adolescents, adults, the elderly and the elderly because it has good nutritional value.  Roti terbuat dari bahan baku tepung terigu, dan merupakan bahan baku utama yang masih diimpor, mengingat Indonesia bukan negara penghasil gandum, sehingga perlu adanya pengganti bahan pangan local sebagai pengganti gandum untuk bahan baku pembuatan Roti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui uji daya simpan dan mutu gizi roti manis dengan substitusi tepung pisang kepok. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap menggunakan 5 perlakuan yaitu dengan subtitusi tepung pisang kepok pada perlakuan P0(0%), P1( 40%), P2(50%), P3(60%), dan  P4 (70%). Hasil masa simpan yang terdapat pada roti manis dengan suhu ruang hanya bisa bertahan 1-3 hari saja, Sedangkan pada suhu refrigator dan freezer dapat bertahan selama tujuh hari. Dari empat macam perlakuan yaitu P0, P1, P2, P3 dan P4, ternyata hasil yang memenuhi standar adalah  perlakuan P3 (60%) dengan kandungan zat Gizi yaitu Energi 273,589 gram,  protein 14,42 gram, lemak 9,5 gram dan karbohidrat 251,4 gram. Disarankan pada masyarakat agar dapat memanfaatkan tepung pisang dalam pembuatan olahan makanan jenis lainya serta dijadikan sebagai jajanan untuk semua golongan umur, termaksud anak-anak, remaja, dewasa, orang tua maupun untuk lanjut usia karena memiliki nilai gizi yang cukup baik. Kata Kunci:
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERKAIT ANEMIA Salman Salman; Anna Yuliastani Pomalingo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 7, No 1 (2021): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v7i1.569

Abstract

Anemia is a condition with hemoglobin  (Hb) levels in the blood lower than normal. This study aims to determine the picture of knowledge of young women whoare not aware of anemia. The research method used was descriptive research, the population of all students of SMP Negeri 10 Gorontalo City by drawing samples using  a random sampling system, so that a sample of 61 people was obtained. Variable knowledge of adolescent anemia includes the definition, causes, signs, impact and prevention of anemia. Analisis of data using univariate descriptive analysis. The results showed that  the most age group was 14 years old (41.0%) and at least in the 11-year-old age group (1.6%), the level of parental education was the largest in the junior high school education category (45.9%), the parental occupational category was the most as self-employed (42.7%), the description of  adolescent  knowledge about good category   anemia was 6 respondents (9, 8%), sufficient knowledge of 40 respondents (65.6%) and less knowledge of 15 respondents (24.6%).  The conclusion in this study is that the young women's knowledge of anemia is mostly sufficient.Anemia adalah suatu kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang anemia. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif, populasi yaitu seluruh siswi SMP Negeri 10 Kota Gorontalo dengan penarikan sampel menggunakan system random sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak 61 orang. Variable pengetahuan anemia remaja mencakup pengertian, penyebab, tanda – tanda, dampak dan pencegahan anemia. Analisis data menggunakan analisis deskriptif univariate. Hasil penelitian menunjukkan kelompok umur paling banyak yakni umur 14 tahun (41,0%) dan paling sedikit pada kelompok umur 11 tahun (1,6%), tingkat pendidikan orang tua paling besar pada kategori pendidikan  SMP (45,9%), kategori pekerjaan orang tua paling banyak sebagai wiraswasta (42,7%), gambaran pengetahuan  remaja tentang anemia kategori baik sebanyak 6 responden (9,8%), pengetahuan cukup sebanyak 40 responden (65,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 15 responden  (24,6%). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan remaja putri tentang anemia sebagian besar kategori cukup.
GAMBARAN STATUS PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-24 BULAN Apriyanto Anu; Salman Salman; Liean A. Ntau; Sofyawati D. Talibo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 8, No 1 (2022): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v8i1.474

Abstract

Exclusive breastfeeding can be defined as a practice whereby the infants only receive breast milk without complementary foods for the first six months. Early initiation of breastfeeding is beneficial for both mother and child. The prevalence of malnutrition status in toddlers aged 6 to 24 months is 17.75% undernourished toddlers are 32.47% severely stunted toddlers are 25,49% stunted toddlers are 25,08% severely underweight toddlers are 11,98% and underweight toddlers are 22,45%. The study aims at finding out the overview of exclusive breastfeeding status and toddlers aged 6 to 24 months nutritional status in Pauwo Village, Kabila Subdisrict, Bone Bolango District. It applies descriptive survey research with the numbers of samples are seven toddlers. The research variale are the independent variable namely the overview of exclusive breastfeeding status and toddlers aged 6 to 24 months nutritional status in Pauwo Village, Kabila Subditrtict, Bone Bolango District. Finding reveals that toddles who receive exculsive breastfeeding are 19 toddlers (76%) and non-exclusive breastfeeding status are six toddlers (24%). In addition, the toddlers’s nutritional status with overnutrition category is as many as one toddler (4$), normal nutrition is as many as 20 toddlers (80%), undernutrition is as many as two toddlers (8%) and malnutrition is as many as two toddlers (8%). In short, most toddlers in Pauwo Viillage, Kabila Subdisctrict, Bone Bolango District, receive exclusive breastfeeding and have normal nutritional status.Pemberian ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai 6 bulan. Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. . Prevalensi status gizi buruk pada balita usia 6-24 sebesar 17,57% , balita gizi kurang 32,47%, balita sangat pendek 25,49%, balita pendek 25,08%, balita sangat kurus 11,98% sedangkan balita kurus 22,45%. (Riskesdas, 2018). Penetian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi pemberian ASI eksklusif dan status gizi balita umur 6-24 bulan di Kelurahan pauwo Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Jenis penelitian ini adalah  penelitian  survey deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 7 sampel. Vareabel penelitian yaitu variabel variabel mandiri yaitu gambaran status pemberian ASI eksklusif dan status gizi balita usia 6-24 bulan  di Desa Pauwo  Kabupaten Bone Bolango. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita yang mendapatkan ASI eksklusif berjumlah 19 orang (76%) dan yang tidak Eksklusif sebanyak 6 orang (24%). Status gizi anak balita dengan kategori gizi lebih 1 orang (4%), gizi baik 20 oramg (80%), gizi kurang 2 orang (8%) dan gizi buruk sebanyak 2 orang (8%). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu sebagian besar balita di Kelurahan Pauwo Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango medapatkan ASI eksklusif dan berstatus gizi baik.