Sofyawati D. TAlibo
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EATING DISORDERS PADA SISWA SMA DI KOTA GORONTALO Imran Tumenggung; Sofyawati D. TAlibo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 4, No 1 (2018): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v4i1.135

Abstract

ABSTRACT Special report and research on eating disorders (EDs) and its determinant are not very much exist. There are three eating disorders categories namely anorexia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN) and binge eating disorder (BED) that give further impact namely several health disorders problem. Objective it aims to investigate prevalence of EDs and its determinant at students of SMA in Gorontalo City. Research design it is quantitative research with analytical survey method and it applies cross sectional study. Research samples are 350 students of SMA in Gorontalo City. Research hypothesis is Ha: there is influence of knowledge on nutrition, mass media, body image and self confidence on EDs. Ho: there is no influence of knowledge on nutrition, mass media, body image and self confidence on Eds. Finding univariate analysis shows that mostly students of SMA in Gorontalo City have high nutrition knowledge (59,14%), it is not influenced by mass media (73,14%), body image is good (67,42%) and level of self confidence is high (70,57%). Prevalence of EDs is 9,1%. Bivariate analysis shows that knowledge on nutrition has p value for 0,32, p value of mass media for 0,00, p value of body image for 0,00 and p value of body image for 0,00. Conclusion knowledge on nutrition does not correlate with eating disorders at students of SMA in Gorontalo City. Then, mass media, body image and self confidence are correlated with eating disorders incident at students of SMA in Gorontalo City. Keywords: Eating Disorders, Students of SMA ABSTRAK Laporan kasus dan penelitian mengenai kejadian eating disorders (EDs) dan determinannya belum banyak dilakukan. Tiga kategori eating disorders yaitu anoreksia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN), dan binge eating disorder (BED) memberikan dampak yang lebih lanjut yaitu berbagai masalah gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi EDs dan determinannya pada siswa SMA di kota Gorontalo. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei analitik, menggunakan rancangan studi potong lintang. Sampel penelitian adalah siswa SMA di kota Gorontalo sebanyak 350 orang. Analisis data dilakukan dengan cara analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA di kota Gorontalo memiliki pengetahuan gizi yang tinggi (59,14%), tidak dipengaruhi media massa (73,14%), citra tubuh yang baik (67,42%), dan tingkat percaya diri yang tinggi (70,57%). Prevalensi EDs sebanyak 9,1%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan gizi tidak berhubungan dengan kejadian eating disorders pada siswa SMA di kota Gorontalo. Pengaruh media massa, citra tubuh, dan percaya diri berhubungan dengan kejadian eating disorders pada siswa SMA di kota Gorontalo. Kata Kunci: Eating Disorders, Siswa SMA
TINJAUAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN KAYUBULAN KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Sofyawati D. Talibo; Mohamad Iqbal Ahmad
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 3, No 1 (2017): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v3i1.122

Abstract

ABSTRACT The lack of knowledge and skill of breastfeeding lead mothers to become susceptible to the promotion of infant formula that is often stated as a substitute for breast milk. As a result, the number of bottle-feeding, which is potentially harmful to babies, is increasing. This study aims to review the mothers’ knowledge and breastfeeding patterns in the sub-district of Kayubulan, Limboto, Gorontalo regency. The research method is descriptive survey. Population is 32 people. The data were collected by using questionnaires. Results: 29 mothers (90,6%) has comprehensive knowledge and 25% (71,8%) has regular pattern of breastfeeding. Conclusion: most mothers in Kayubulan Village havecomprehensive knowledge and regular pattern of exclusive breastfeeding. Keywords: Knowledge, Pattern, breast Milk ABSTRAK Kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu menyusui tentang keunggulan ASI dan manfaat ASI menyebabkan mereka mudah terpengaruh oleh promosi susu formula yang sering dinyatakan sebagai pengganti air susu ibu, sehingga dewasa ini semakin banyak ibu menyusui memberikan susu botol yang sebenarnya merugikan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pengetahuan ibu dan pola pemberian ASI di kelurahan Kayubulan kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan survei deskriptif. Populasi sebanyak 32 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil yang diperoleh peneliti didapatkan pengetahuan ibu tentang ASI termasuk baik dengan jumlah 29 orang (90,6%) dan pola pemberian ASI termasuk baik dengan jumlah 25 orang (78,1%) berdasarkan hasil jawaban kuesioner. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar ibu di Kelurahan Kayubulan memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI dan sebagian besar ibu di kelurahan Kayubulan memberikan ASI Eksklusif. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Pemberian, ASI
HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGOMEME KECAMATAN DUNGALIO KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Talibo; Sri Yolanda Tuna
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 2, No 1 (2016): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v2i1.106

Abstract

ABSTRACT Nutritional problems are influenced by many factors that influence each other in a complex manner. At the household level, the state of nutrition is influenced by the ability of households to provide sufficient quantities and types of food and parenting styles that are influenced by educational, behavioral and household health factors. One of the causes of malnutrition in children under five is due to inadequate parenting (Tomayahu 2011 in Soekirman 2000).This study aims to determine the relationship between parenting and nutritional status of children under five in Bongomeme Village, Dungaliyo District, Gorontalo Regency.This study includes the type of analytic research. Populassi as many as 109 people, the sample is 86 people. Free variables are parenting and the dependent variable is the nutritional status of children under five. Data analysis in this study used the "chi square" statistical test.The results of this study found parenting of 44 people (51.16%) and those with good nutritional status amounted to 49 people (56.98%). The results of data analysis are based on the Chi square test of the square of the value of X2 calculated greater than X2 table (4,615> 3,481) then the alternative hypothesis is accepted and the null hypothesis is rejected.The conclusion of the study is that there is a relationship between the habit of parenting and nutritional status of children under five in Bongomeme Village, Dungaliyo District, Gorontalo Regency. ABSTRAK Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak factor yang saling mempengaruhi secara kompleks. Ditingkat rumah tangga, keadaan gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan dalam jumlah dan jenis cukup serta pola asuh yang dipengaruhi oleh factor pendidikan, perilaku dan keadaan kesehatan rumah tangga. Salah satu penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita adalah akibat pola asuh anak yang kurang memadai (Tomayahu 2011 dalam Soekirman 2000).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan status gizi anak balita di Desa Bongomeme Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik. Populassi sebanyak 109 orang, yang dijadikan sampel adalah 86 orang. Variable bebas yaitu pola asuh dan variable terikat adalah status gizi anak balita. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistic “chi square”.Hasil penelitian ini didapatkan pola asuh berjumlah 44 orang (51,16%) dan yang berstatus gizi baik berjumlah 49 orang (56,98%). Hasil analisis data berdasarkan uji statistic Chi kuadrat nila X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (4,615>3,481) maka hipotesis alternative diterima dan hipotesis nol ditolak.Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara kebiasaan pola asuh dengan status gizi anak balita di Desa Bongomeme Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo.
GAMBARAN KONSELING GIZI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M.M DUNDA LIMBOTO Sofyawati D. Talibo; Leli Indra Lestiana
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 3, No 2 (2017): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v3i2.129

Abstract

ABSTRACT Health counselling is an educational activity conducted by spreading the message and building confidence, so that people not only conscious, know and understand, but also willing and able to do a suggestion that has to do with health. (Anneahira, 2010). This study aims to determine the picture of nutritional counselling in people with diabetes mellitus in Regional General Hospital Dr. M.M Dunda Limboto. The research method used is descriptive. Subjects are all patients with diabetes mellitus at the Regional General Hospital Dr. M.M Dunda Limboto Gorontalo Regency. Data collection was done by questionnaire. Result: nutritional counselling of 11 patients (100%) are categorised as good. Conclusion: the nutritional counselling in Regional General Hospital Dr. M.M Dunda Limboto are good. Keywords: Nutrition Counseling, Diabetes Mellitus Patients ABSTRAK Konseling kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. (Anneahira, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konseling gizi pada penderita diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.M Dunda Limboto. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif. Subjek seluruh penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.M Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran konsultasi gizi pada pasien penderita Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.M. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo masuk dalam kategori baik yakni 11 orang (100%). Kesimpulannya yakni gambaran konseling gizi Kategori baik, yakni 11 orang dengan presentase(100%). Kata Kunci: Konseling Gizi, Penderita Diabetes Melitus
POLA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MP-ASI PADA ANAK BALITA Syafitri Talibo; Salman Salman; Sofyawati Talibo; M. Anas Anasiru; Anna Y. Pomalingo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 5, No 1 (2019): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v5i1.450

Abstract

Breast milk (ASI) is the best food for babies aged 0-6 months and breastfeeding is given until the baby is 6 months old. Exclusive breastfeeding coverage in Indonesia is still relatively low. This study aims to describe the pattern of breastfeeding and complementary feeding for children under five in Iyok Village, West Bolangitang District, North Bolaang Mongondow Regency. The research method is descriptive survey method. The research sample was 31 children under five. The research variable is the pattern of breastfeeding and complementary feeding. The results showed that 13 children under five who were exclusively breastfed (41.9%) and those who did not receive exclusive breastfeeding were 18 (58.1%). There were 8 children under five who were given complementary foods according to the stages of giving it (25.8%). The conclusion of the study shows that the pattern of exclusive breastfeeding and complementary feeding is still lacking.  Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan dan pemberian ASI diberikan sampai bayi berusia 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui gambaran pola pemberian ASI dan makanan pendamping ASI pada anak balita di Desa Iyok Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Metode penelitian yaitu metode survey deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 31 anak balita. Variabel penelitian yaitu pola pemberian ASI dan makanan pendamping ASI. Hasil penelitian menunjukaan bahwa anak balita yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 13 anak balita (41,9%) dan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 18 anak balita (58,1%). Anak balita yang diberikan makanan pendamping sesuai dengan tahap-tahap pemberiannya sebanyak 8 anak (25,8%). Kesimpulan penelitian menunjukkan pola pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI masih tergolong kurang. 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI ESKLUSIF Sindi Sindi; Anna Yuliastani Pomalingo; Sofyawati Talibo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 7, No 2 (2021): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v7i2.491

Abstract

Exclusive breastfeeding is to give only breast milk without giving other food and drinks to babies from birth to 6 months of age, except for drugs or vitamins. However, it does not mean that after exclusive breastfeeding, breastfeeding is stopped, but it is still given to babies until the baby is 2 years old. The study aims to determine the description of breastfeeding mothers' knowledge about exclusive breastfeeding in Talango Village, Kabila District, Bone Bolango Regency. The type of research was a descriptive survey research. The number of samples was 26 samples. The research variable is the independent variable describing the mother's knowledge about exclusive breastfeeding. The results of the study were the knowledge of breastfeeding mothers, regarding exclusive breastfeeding is more in the good category with a total of 16 people with a percentage of 61.2% and the respondents in the sufficient category are 10 people, the most respondents according to age are 28-33 years old. amounted to 14 people with a percentage of 53.8%. For respondents according to occupation, most of them are IRT with a total of 22 people with a percentage of 84.6. Then respondents according to education more junior high school education with a total of 8 people with a percentage of 30.8%. The conclusion of the study was breastfeeding mothers with exclusive breastfeeding from 26 respondents showed that respondents who had good knowledge were 16 people with a percentage (61.2%) and those who had sufficient knowledge were 10 people with a percentage (38.5%).ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan, kecuali obat atau vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun. Tujuan penelitian  untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI esklusif di Desa Talango Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian adalah  penelitian kuantitatif dengan metode survey deskriptif, untuk melihat gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di desa Talango. Hasil penelitian menunjukkan pengetahun ibu menyusui tentang ASI eskluisf lebih banyak kategori baik dengan jumlah 16 orang dengan presentase 61,2% dan responden kategori cukup berjumlah 10 orang, responden menurut usia  terbanyak yaitu  beusia 28-33 tahun yang berjumlah 14 orang dengan presentase 53,8%. Untuk responden menurut pekerjaan terbanyak IRT dengan jumlah 22 orang dengan presentase 84,6. Kemudian responden menurut pendidikan lebih banyak berpendidikan sekolah menengah pertama dengan jumlah 8 orang dengan presentase 30,8%. Kesimpulan penelitian yaitu ibu menyusui pengetahuan tentang ASI esklusif dari 26 responden menunjukan bahwa responden yang pengetahuannya baik berjumlah 16 orang dengan presentase (61,2%) dan yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 10 orang dengan presentase (38,5%).
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP SELAI KACANG MERAH Maya Alamri; Salman Salman; Sofyawati D. Talibo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 5, No 2 (2019): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v5i2.472

Abstract

ABSTRACT  Red beans are only eaten in the form of old seeds, either fresh or aged. Red bean seeds are ingredients that have high energy and are potential sources of vegwtable, Moreover, red beans also can be used as vegetables, dodol wajik ingredients, and the other various foods (Astawan, 2009). The research aims at finding out the Consumers’ Acceptance of Red Bean jam. The research method used is an experimental method in the culinary laboratory. While, data are obtained from the organoleptic test by using 30 untrained panelists with three times treatments which are red bean of 800 g, 900 g, and 1000 g with the addition of peanuts are 200 g, 100 g, and chocolate 30 g. The most preferred taste in red bean jam was in the F3 formula of 1000 red beans without any addition. The most preferred flavor and texture in red bean jam were also in the F3 formula. The conclusion of the study based on the highest value of the acceptance test for red bean jam showed that the highest consumer’s acceptance towards taste, color, aroma, and texture was in F3 (1000 gram of Red beans). ABSTRAK  Kacang merah hanya dimakan dalam bentuk biji yang telah tua, baik dalam keadaan segar maupun yang telah tua. Biji kacang merah adalah bahan yang mempunyai energi tinggi dan sekaligus sumber nabati yang potensial. Kacang merah bisa digunakan sebagai sayuran, bahan dodol wajik dan aneka makanan lainya (Astawan, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Daya Terima Konsumen Terhadap Selai Kacang Merah. Metode penelitian yaitu metode eksperimen di laboratorium kuliner. Data diperoleh dari uji organoleptik dengan menggunkan 30 panelis tidak terlatih dengan 3 kali perlakuan yaitu kacang merah 800 g, 900 g dan 1000 g dengan penambahan kacang tanah 200 g, 100 g dan coklat 30 g. Rasa pada selai kacang merah yang paling banyak disukai yaitu pada formula F3 sebanyak 1000 gram kacang merah tanpa penambahan apapun.  Warna pada selai kacang merah yang paling banyak disukai yaitu pada formula F3. Aroma pada selai kacang merah yang paling banyak disukai yaitu pada formula F3, dan tekstur pada selai kacang merah yang paling banyak disukai yaitu pada formula F3. Kesimpulan penelitian menunjukkan berdasarkan nilai rangking yang tertinggi  uji daya terima selai kacang merah menunjukan  daya terima konsumen terhadap rasa, warna, aroma dan tekrur yang tertinggi pada F3 (1000 gram kacang merah). 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-24 BULAN Anisa Dyahpratiwi Sadu; Indra Domili; Nangsih S. Slamet; Sofyawati D. Talibo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 5, No 2 (2019): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v5i2.475

Abstract

ABSTRACT  Complementary feeding (MP-ASI) is food and drink given to a child in addition to breast milk uring the weanin period. This research aims to investigate mother’s knowledge about complementary feeding to 6-24 months of age, in the working area of Puskesmas Telaga Jaya, Gorontalo District. This is a descriptive research in describing the variables, and a questionnaire is given to obtain the data. The results are: mothers who have good knowledge on giving complementary feeding to 6-24 months of age child were 33 (41.25%), those who have just enough knowledge were 24 (30%), and those who have lack of knowledfe were 23 (28.75%). Therefore, it can be concluded that most of the mothers with a child in the working area of Puskesmas Telaga Jaya have good knowledge about complmentary feeding to 6-24 months of age child. ABSTRAK  MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi selama periode penyapihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Talaga Jaya Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo.  Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian Deskriptif dengan menggambarkan variabel pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Talaga Jaya Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Pengumpulan data pemberian ASI Eksklusif diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian: Tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Talaga Jaya Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo pengetahuan baik mengenai pemberian MP-ASI berjumlah 33 orang (41,25%), pengetahuan cukup 24 (30%) dan pengetahuan kurang baik berjumlah 23 orang (28,75%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagian besar ibu bayi memiliki pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Talaga Jaya Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo termasuk dalam kategori baik.  
GAMBARAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR Stella Marcela Utami Mbata; Imran Tumenggung; Sofyawati D. Talibo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 5, No 2 (2019): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v5i2.467

Abstract

Children nutrition problems, in general, are an impact of imbalance between intake and expenditure or vice versa, besides mistakes in choosing food ingredients for consumption. The impact of this dependence was chronic disease, overweight and underweight. This research was aimed at finding out an overview of breakfast habits and nutritional status on children of Sekolah Dasar 02 Lemito, Lemito Sub-district. The research method used was descriptive research to determine an overview of breakfast habits and nutritional status on children of Sekolah Dasar 02 Lemito of Lemito Sub-district. Moreover, data collection of breakfast habits was obtained by using questionnaires, while the data colletion of nutritional status were obtained through the result of height and weight measurement. The research findings were: (1) the highest breakfast habits on children of Sekolah Dasar 02 Lemito, Lemito Sub-district was who did not have breakfast amounted to 31 people (64,6%) and who had breakfast habits was 17 people (35,4%); (2) the highest nutritional status level according to body mass index (BMI)/Weight was thin as much as 22 people (45,8) and the lowest one was obesity nutritional status as much as 1 person (2,1%). In conclusion, most of the children of Sekolah Dasar 02 Lemito, Lemito sub-district was in thin nutritional status because most of them did not have breakfast.Masalah gizi secara garis besar merupakan dampak ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran atau sebaliknya disamping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk dikonsumsi. Akibat yang ditimbulkan dari ketergantungan ini utamanya berupa penyakit kronis, berat badan lebih dan berat badan kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan sarapan pagi dan status gizi pada anak sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif untuk melihat gambaran kebiasaan sarapan pagi dan status gizi anak sekolah dasar. Pengumpulan data kebiasaan sarapan pagi di peroleh dengan menggunakan angket, sedangkan data status gizi diperoleh melalui hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebiasaan sarapan pagi anak sekolah dasar yang tertinggi adalah yang tidak sarapan pagi sebanyak 31 orang (64,6%) dan yang  biasa sarapan pagi sebanyak 17 orang (35,4%), tingkat status gizi menurut IMT/U yang tertinggi adalah  kurus sebanyak 22 orang (45,8%) dan yang terendah adalah status gizi obesitas sebanyak 1 orang (2,1%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu anak sekolah dasar lebih banyak berstatus gizi kurus, karena banyak siswa yang tidak biasa sarapan pagi.
PENGARUH PELATIHAN PENYEGARAN KADER TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU Imran Tumenggung; Sofyawati D. Talibo; Fatmayanti Naway
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 9, No 1 (2023): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v9i1.618

Abstract

Cadres are community members who are willing, able and have the time to organize Posyandu activities voluntarily. The knowledge and skills of cadres need to be improved, especially in the duties of cadres in posyandu activities so that they can contribute properly in organizing posyandu activities. Knowledge and skills of cadres can be increased by providing cadre refreshments. This research is a quasi-experimental study with a non-randomized pre and post test group research design. The population in this study were all cadres in the Tilango Health Center, totaling 40 people. Samples were taken from the entire population. The results showed that there were differences in the value of cadre knowledge before and after training, where before training the lowest score was 20% and the highest was 80%, then after training there was an increase in the lowest score to 40% and the highest score to 90%. The results of statistical tests using the Wilcoxon signed rank test obtained a value of p = 0.001 (< α = 0.05), meaning that there was an increase in the knowledge of cadres after receiving training. In conclusion, there is an effect of cadre refreshment on cadre knowledge.Kader adalah anggota masyarakat yang mau, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela. Pengetahuan dan keterampilan kader perlu ditingkatkan terutama pada tugas kader dalam kegiatan posyandu sehingga dapat berkontribusi dengan baik dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu. Pengetahuan dan keterampilan kader dapat ditingkatkan dengan memberikan penyegaran kader.Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian non randomized pre and post test group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader yang ada di wilayah Puskesmas Tilango yang berjumlah 40 orang. Sampel diambil dari seluruh populasi. Hasil penelitiaan menunjukkan adanya perbedaan nilai pengetahuan kader sebelum dan sesudah pelatihan, di mana sebelum pelatihan diperoleh nilai terendah 20% dan tertinggi 80%, kemudian sesudah diberikan pelatihan terjadi peningkatan nilai terendah menjadi 40% dan nilai tertinggi menjadi 90%.Hasil uji statistik menggunakan wilcoxon signed rank test diperoleh hasil nilai p = 0,001  (< α = 0,05), artinya ada peningkatan pengetahuan kader setelah mendapatkan pelatihan.Kesimpulannya ada pengaruh penyegaran kader terhadap pengetahuan kader.