Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Integration of Ornamental Plant Cultivation and Klanceng Bees in Lorejo Tourism Village Development Chatarina Lilis Suryani; FX Suwarta; Umul Aiman
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 7 No 1 (2023): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v7i1.712

Abstract

Lorejo region is the entrance to the Nanggulan Tourism village, so it is very strategic to develop into an alternative tourist destination. One potential development program is the decorative plant. During the pandemic covid 19, the demand for decoratives plants was high, but after the end of the pandemic declined, and the income of the farmers decreased. Because the types of decorative plants cultivated are seasonal, and their prices fluctuate. Orchids can be chosen for cultivation to make a stable price and the business of integration between the cultivation of honeybees with decorative plants. The purpose of the activity was to increase business continuity and income for decorative plant farmers in groups. Orchid cultivation training can increase the knowledge and skills of cultivating, caring for, and how to breed orchids. Beekeeping training can increase farmers' knowledge about how to propagate colonies, maintenance and care, and plant sources of bee food. Based on monitoring and evaluation, it seems clear that there are prospects for the sustainability of the ornamental plant and bee farming business, even though it has not increased income.
Physical, Chemical and Preference Levels of Cendol Substituted with Purple Yam Flour (Dioscorea alata L.) Siti Tamaroh; Chatarina Lilis Suryani; Devi Fitri Astuti Astuti
JITIPARI Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v8i2.8161

Abstract

Purple yam (Dioscorea alata L.) is a local food with many sources of antioxidants, so it becomes a staple food for the community. The addition of purple yam flour to the production of cendol is expected to help increase the selling value of cendol and also purple yam. This research aims to produce cendol with the addition of purple yam flour which has antioxidant activity and liked by the panelists. A completely randomized factorial design was used in this study using 2 factors, namely the treatment of variations in the length of cooking time and variations in the concentration of purple yam flour added, so that 9 treatment combinations were obtained, namely the addition of 10%, 20% and 30% purple yam flour with a cooking time of 10, 15 and 20 minutes. The results showed that there was an effect of cooking time and the addition of purple yam flour concentration had an effect on the chemical properties and preferences of cendol.The best cendol formulation was the addition of 30% purple yam flour and 20 minutes of cooking time. The selected purple yam cendol has nutritional value: ash content 0.082%, antioxidant content 15.55% RSA, phenol content 8.33 mg GAE/g db body and anthocyanin content 15.86 mg/100 g db. Cendol substituted for purple yam flour can ward off free radicals because it has a purple pigment derived from anthocyanin, an antioxidant.
PENINGKATAN KUALITAS SIFAT FISIK DAN KADAR KLOROFIL DARI PASTA PANDAN MELALUI VARIASI KONSENTRASI ZnCl2 SEBAGAI MEDIA EKSTRAKSI DAN JENIS BAHAN PENGISI Yuli Perwita Sari; Nawangsari Rahma Wijaya; Miftahul Nikmah; Zahrotul Umah Fifin Afifah; Nur Aida Sofiani; Chatarina Lilis Suryani
Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 8 No. 1 (2024): Agrisaintifika
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v8i1.4676

Abstract

Pewarna makanan adalah bahan tambahan pangan yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan mampu memberi atau memperbaiki warna. Selain memiliki aroma yang khas, pandan juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Namun, pewarna makanan alami memiliki stabilitas warna yang kurang baik karena sifat pigmennya yang mudah terdegradasi sehingga tidak optimal dalam memberikan warna pada produk pangan. Dengan demikian diperlukan suatu produk pasta pandan yang memiliki kestabilan baik. Pembentukan kompleks Zn-klorofil diketahui dapat menjaga kestabilan warna. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ZnCl2 sebagai media ekstraksi; gum arab dan maltodekstrin sebagai bahan pengisi pada pembuatan pasta pandan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktorial yaitu penambahan konsentrasi ZnCl2 0, 500, 750, 1000 ppm dan penggunaan variasi rasio gum arab dan maltodekstrin yakni 0:2, 1:1, 2:0 (b/b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi ZnCl2 dan penggunaan variasi bahan pengisi berpengaruh secara nyata terhadap kadar klorofil, kadar Zn total, serta uji warna pada sampel pasta pandan yang dihasilkan. Sampel terbaik diketahui sampel dengan perlakuan penambahan konsentrasi ZnCl2 1000 ppm dan penggunaan bahan pengisi berupa gum arab 20% (2:0) yang memiliki kadar klorofil sebesar 237,27 mg/g klorofil, dan kadar Zn total sebesar 173,19 mg/g. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ZnCl2 1000 ppm dan bahan pengisi berupa gum arab dapat menghasilkan pasta pandan dengan kualitas yang baik.
KARAKTERISTIK PERMEN JELI KULIT BUAH MARKISA UNGU (Passiflora edulis L.) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN STEVIA (Stevia rebaudiana) Ichlasia Ainul Fitri; Putri Lestiana Agustine; Chatarina Lilis Suryani
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/3rf7s452

Abstract

Kulit markisa ungu mengandung berbagai senyawa bermanfaat seperti pektin, serat, dan antioksidan. Pemanfaatan kulit markisa ungu dalam pembuatan permen jeli dapat menjadi solusi untuk mengurangi limbah sekaligus menciptakan produk pangan fungsional. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh permen jeli dengan variasi rasio bubur kulit dengan sari markisa ungu dan penambahan ekstrak daun stevia yang disukai panelis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor. Faktor perlakuan yaitu rasio bubur kulit dengan sari markisa yaitu 130:20, 120:30 dan 110:40 b/v dan konsentrasi ekstrak daun stevia 10, 20 dan 30 ml. Data yang dihasilkan di analisis statistik menggunakan ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% dan jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian formulasi permen jeli yang paling disukai dan memiliki aktivitas antioksidan dan kadar vitamin C paling tinggi yaitu permen jeli dengan variasi rasio bubur kulit dengan sari markisa (110:40 b/v) dan penambahan ekstrak daun stevia 10 ml dengan nilai tekstur 273,25 gF, L* 44,48, a* 2,64, b* 7,22, kadar air 62,68% bb, kadar abu 0,23% bk, aktivitas antioksidan 14,48%, kadar fenolik total 3,01 mg GAE/g bk, vitamin C 36,96 mg/100g, dan gula reduksi 3,68%.