Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Evaluasi kinerja Bendung Bettu Kabupaten Bulukumba M Jamir; Taufiq Al Hidayat; Mahmuddin Mahmuddin; Fithriyah Arief Wangsa
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil MACCA Februari 2023
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan Bettu merupakan satu dari beberapa bendung di DAS Sungai Bialo, Desa Dampang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Bendungan Bettu merupakan bangunan bendung yang dibangun melintang di atas sungai Bialo untuk mengaliri Daerah Irigasi Bettu (DI) seluas 1.817 Ha dan panjang saluran irigasi untuk alur utama 1.007 m dengan 3 saluran sekunder dengan panjang 11.000 m dan saluran tersier 940 m. Sumber air utama yang digunakan untuk mengairi Daerah Irigasi Bettu berasal dari Bendungan Bettu yang mengairi lima desa dan satu desa di desa Dampang, Barombong, Bialo, Paenre lompoe, Bontosunggu dan Caile. Menganalisis kriteria evaluasi operasi dan kondisi bendungan dengan menggunakan bangunan. Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode penentuan yang dikembangkan oleh Prof. Thomas L. setuju. Metode Proses Hirarki Analitik (AHP). Komponen kinerja bendungan sebagai indikator kesehatan bendungan dibagi menjadi tujuh bagian yaitu debit, sedimen, air laut, bangunan pemulihan, bangunan pembilas, kantong lumpur dan bangunan drainase. Dari ketujuh komponen bendungan tersebut bobot kondisi bendungan sebesar 25,33% dan kondisi bendungan rusak sedang. Operasi bendungan 65,40% dan keberfungsian bendung dalam Kondisi Cukup.
PENGARUH SEDIMEN TERHADAP KAPASITAS SALURAN SEKUNDER PADA JARINGAN IRIGASI AWO KABUPATEN WAJO Karim, Nenny; S. Kuba, Muhammad Syafa'at; Irwan, Muhammad Ahlil Khairi; Nurdiansah, Nurdiansah; Wangsa, Fithriyah Arief
TEKNIK HIDRO Vol 17, No 1 (2024): Teknik Hidro Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v17i1.14363

Abstract

Daerah Irigasi Awo Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo sejak lama sudah ada namun tidak pernah dilakukan pemeliharaan sehingga menimbulkan banyaknya sedimen yang mengendap pada dasar saluran yang menyebabkan terjadinya perubahan dimensi saluran dari dimensi awal saluran yang secara tidak langsung mengakibatkan kurang optimalnya kinerja saluran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar perubahan kapasitas debit saluran dan berapa besar volume sedimen yang ada pada saluran sebagai masukan untuk melakukan pemeliharaan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif karena data yang diolah berupa angka sebagai alat untuk menganalisis mengenai hal yang ingin dicapai. Sedimentasi pada saluran sekunder mempengaruhi kapasitas saluran dimana debit rencana pada saluran sekunder simpellu I sebesar 0,184 m3/det berubah menjadi 0,063 m3/det. Besar Sedimentasi pada saluran sekunder Simpellu I sebesar 45,611 m3 karena adanya sedimen sebesar itu maka mempengaruhi ukuran luasan penampang lintang saluran dimana luas penampang lintang saluran awal sebesar 0,50 m2 menjadi 0,21 m2. Maka dari itu perlu adanya pemeliharaan secara rutin dengan jangka waktu tertentu meliputi pengerukan dan pembersihan pada saluran.
Sistem Antrian dan Pelayanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU Studi Kasus : SPBU 74.921.17 Sungguminasa Kab. Gowa Israil Israil; Muh Amir; Mahmuddin Mahmuddin; Fithriyah Arief Wangsa
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i2.8406

Abstract

Kebutuhan bahan bakar untuk kendaraan sepeda motor dan mobil membuat pihak manajemen SPBU 74.921.17 Sungguminasa Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan harus bisa meningkatkan pelayanan terhadap customernya dalam upaya mengurangi antrian panjang didalam sistem transaksi pengisian bahan bakar minyak. Tujuan penelitian ini adalah membuat model simulasi antrian pengisian bahan bakar dan memberikan alternatif simulasi mengurangi waktu antrian. Metoda yang digunakan adalah melakukan eksperimen model antrian jalur tunggal dan jalur berganda. Hasil yang diperoleh adalah tingkat kedatangan 34,1 kendaraan/jam sedang tingkat pelayanan 33,9 kendaraan/jam. Rata-rata kendaraan dalam sistem adalah 1,0308 permenit (61,85/jam) dimana model antrian jalur berganda yang lebih efektif dalam hal waktu yang digunakan dalam sistem maupun panjang antriannya.