Ahmad Lufti Ibrahim
Dosen Pengajar Prodi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Penentuan Kedalaman Menggunakan Metode Rtk Tides (Studi Kasus Perairan Ancol Teluk Jakarta): Determination of Depth Using the Rtk Tides Method (Case Study of Ancol Waters in Jakarta Bay) Sunaryo Sunaryo; Sudarman Sudarman; Ahmad Lufti Ibrahim; Johar Setiyadi
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.41

Abstract

Batimetri adalah pengambilan data kedalaman di bawah air yang menunjukkan nilai ukuran kedalaman atau topografi 3-Dimensi dari dasar perairan. Sekarang ini tuntutan untuk mendapatkan peta batimetri secara real- time belum dapat diwujudkan. Berdasarkan International hydrographic Organization (IHO) pengamatan pasang surut harus dilakukan selama minimal 29 piantan (±30 hari) untuk mendapatkan koreksi pasut, guna mereduksi data kedalaman hasil survei batimetri. Untuk itu dengan metode RTK Tides, survei batimetri real-time diharapkan dapat memberikan metode alternatif di dalam melaksanaan kegiatan survei batimetri, dengan tuntutan hasil yang efisien dan sesuai standar IHO. Dengan mengganti komponen koreksi pasut ini dengan parameter undulasi geoid, selisih nilai tinggi Mean Sea Level (MSL)/Geoid ke chart datum dan mengukur tinggi antena GPS di kapal terhadap permukaan air laut, survei batimetri real-time bisa diwujudkan.
Pengukuran Muka Air Laut dengan Sistem Telemetri Menggunakan Alat Luwes (Live Uninterrupted Water Sensor) Studi Kasus Teluk Jakarta: Sea Level Measurement with Telemetry System Using Live Uninterrupted Water Sensor Case Study of Jakarta Bay Jamesron Pandiangan; Dian Adrianto; Luddy Andreas D; Ahmad Lufti Ibrahim
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 2 (2016): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v2i2.50

Abstract

LUWES (Live Uninterrupted Water Sensor) adalah alat pencatat elevasi muka air laut yang sensornya dipasang dipermukaan air laut dengan ketinggian tertentu dengan metode gelombang ultrasonic. Alat LUWESdimiliki PUSHIDROSAL (Pusat Hidrografi Dan Oseanografi TNI AngkatanLaut) dipergunakan untuk mencatat data pasang surut dimodifikasi sebagai pencatat gelombang permukaan air laut dengan frequaensi 6 heartz atau enam kali pengukuran dalam 1 detik.Pengamatan pasang surut dibandingkan dengan 3 (tiga) stasiun berada di Teluk Jakartadari pada data gelombangnya. Dari penelitian diperoleh alat LUWES yang dimodifikasi untuk pengukuran gelombang dapat mengukur pasang surut dengan menambahkan bahasa “script pemograman alat” di dalam alat data logger serta menaikkan seri alat sensor Maxbotix MB7363 menjadi Maxbotix serie MB7386. Hasil perhitungan data pengukuran pasang surut dari keempat stasiun relatif sesuai dengan tipe pasang surut harian tunggal. Masing–masing nilai bilangan Formzal keempat stasiun tersebut adalah stasiun Putri Duyung F=4,24, stasiun Marina F=3,90, stasiun BIG Pondok Dayung F=4,24 dan stasiun IOC Kolinlamil F=3,79.
Verifikasi Data Gelombang Alat Luwes Dengan RBR Duo (Study Kasus di Perairan Ancol Jakarta Utara): Verification of Flexible Tool Wave Data with RBR Duo (Case Study in Ancol Waters, North Jakarta) Soleman Soleman; Dian Adrianto; Candrasa Surya Dharma; Ahmad Lufti Ibrahim
Jurnal Hidropilar Vol. 3 No. 1 (2017): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v3i1.53

Abstract

Pushidrosal sebagai lembaga resmi dalam pembuatan peta laut telah memiliki alat LUWES (Live Uninterrupted Water Sensor). Dengan modifikasi tertentu alat ini dapat mengukur gelombang air laut, sehingga perlu adanya verifikasi data dengan alat ukur gelombang lain yang telah baku yaitu RBR Duo. Metode pengukuran dilaksanakan dalam satu tempat secara bersama-sama. LUWES menggunakan sensor ultasonik dengan setting alat berada di dermaga dan pengambilan data dalam 1 detik menghasilkan 6 data, sedangkan RBR Duo menggunakan sensor tekanan berada didalam laut dan pengambilan data dalam 10 menit menghasilkan 1 data. Verifikasi dilakukan pada parameter data tinggi gelombang rata-rata, dimulai dengan sinkronisasi waktu dan menggunakan metode perataan fase dalam pengolahan data. Penentuan gelombang LUWES dihasilkan dari tinggi air sebenarnya dikurangi data LUWES rata-rata, selain itu dilaksanakan filtering nilai puncak gelombang dan nilai lembah gelombang untuk menghasilkan tinggi gelombang rata-rata. verifikasi data tinggi gelombang rata-rata dua alat menunjukan sebaran data yang bergerak sejajar dan relatif sama. Nilai regresi linear sebesar 0.924 yang menggambarkan hubungan data yang dihasilkan kedua alat mendekati sempurna. Gelombang representatif alat LUWES mendapatkan H ave = 0,039 m, Hs = 0.70 m, dan H max = 0.122 m sedangkan alat RBR Duo mendapatkan H ave = 0.037 m, Hs = 0.073 m dan H max = 0.134 m. Dengan verifikasi tersebut maka alat LUWES dapat mengukur pasang surut gelombang permukaan air laut.
Pemutakhiran Peta Tematik Pendaratan Menggunakan Perangkat Lunak CARIS PCC 2.15: Updating Landing Thematic Map Using CARIS PCC 2.15 Software Riko Dwi Saputro; Ahmad Lufti Ibrahim; Alin Abimanyu
Jurnal Hidropilar Vol. 7 No. 2 (2021): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v7i2.223

Abstract

Pushidrosal bertugas menyelenggarakan pembinaan hidro-oseanografi meliputi fungsi militer, fungsi pelayanan umum, fungsi penerapan lingkungan laut, dan fungsi diplomasi bidang hidrografi dan batas maritim yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Staf Angkatan Laut. Salah satu produknya adalah Peta Tematik Pendaratan. Adalah Peta yang digunakan untuk operasi pendaratan pasukan pada Operasi Amfibi, yang berisi informasi tentang posisi kedalaman, daerah luncur, lorong sekoci pendarat, garis pantai, titik tengah pantai (beach center), jenis dasar laut, mawar pantai, gradien. Dalam hal ini dinas pemetaan (Dispeta) telah memiliki beberapa perangkat lunak pendukung dalam produksi peta militer yakni CARIS PCC 2.15, dalam proses pembuatan peta militer di Pushidrosal terus mengalami perbaikan dan pemutakhiran pada sektor teknologi maupun metode dalam upaya mendukung tugas pokok TNI. Pembuatan Peta Tematik Pendaratan menggunakan Caris PCC 2.15 dalam bentuk peta kertas dan peta digital telah berhasil dilakukan dengan melakukan tahap penyempurnaan diantaranya teknik heading up arah peta, menampilkan mawar pantai, dan gradien pantai.
Pemetaan Batimetri di Perairan Dangkal menggunakan Data Penginderaan Jauh Spot-7 (Studi Kasus Lembar-Lombok): Bathymetry Mapping in Shallow Waters using Spot-7 Remote Sensing Data (Lombok-Sheet Case Study) Adi Yudha Nugraha; Bayu Prayudha; Ahmad Lufti Ibrahim; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v3i2.120

Abstract

Keunggulan memanfaatkan inderaja untuk pemetaan batimetri yang lebih efektif dan efisien dibanding metode lainnya. Batimetri juga termasuk kedalam suatu sistem dinamis yang rentan akan perubahan, sehingga teknologi inderaja merupakan solusi alternatif yang tepat secara tepat dan berkala untuk merevisi peat batimetri yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan batimetri perairan dangkal Lembar Lombok, menggunakan citra Spot-7 dengan mengaplikasikan metode Water Depth Relatif algoritma Stumpf & Holderied (2003). Salah satu ketentuan teknis yang berlaku internasional yaitu ketentuan IHO (International Hydrographic Organization) dalam publication-C13 yaitu metode Kontrol kualitas terhadap data batimetri, agar diketahui sejauh mana kualitas data batimetri tersebut. Kontrol kualitas data batimetri adalah suatu prosedur untuk memastikan bahwa produk telah memenuhi suatu standar survei hidrografi dan spesifikasi yang ditetapkan. Nilai orde yaitu 67% orde khusus, 0% orde 1A/1B, 0% orde 2 dan tidak masuk 32%. Nilai kedalaman yang dipakai adalah nilai kedalaman hasil dari persamaaan regresi terbaik yang dilihat dari nilai koefisien determinasi, koefisien korelasi dan nilai RMS error. Uji akurasi model Relatif Water Depth menghasilkan nilai R2 sebesar 0,4696, R sebesar 0,6853 dan RMSE 2,055377848. Tingkat akurasi peta batimetri hasil estimasi mencapai 78,77%.
Analisis Pembuatan Peta Laut Kertas Menggunakan Software Arcgis 10.4.1 Berdasarkan Standarisasi Peta No. 1, S-4 Dan S-57 IHO Studi Kasus Peta Laut Kertas Nomor 86 (Perairan Teluk Jakarta): Analysis of Making Paper Sea Maps Using Arcgis 10.4.1 Software Software Based on Map Standardization No. 1, S-4 Dan S-57 IHO Case Study of Paper Sea Map Number 86 (Jakarta Bay Waters) D. Aris Susanto; Ahmad Lufti Ibrahim; Andry Novianto; Dian Adrianto
Jurnal Chart Datum Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v3i2.122

Abstract

Pusat Hidografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) merupakan lembaga hidrografi nasional sebagai perwakilan dari pemerintah Indonesia dalam keanggotaan resmi International Hidrographic Organization (IHO) bertanggung jawab untuk mampu menyediakan data dan informasi Hidro-oseanografi yang akurat dan mutakhir sebagai data dasar yang akan digunakan sebagai bahan analisa dalam bidang militer dan juga bertanggung jawab untuk memberikan jaminan keselamatan navigasi pelayaran di seluruh wilayah perairan yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk dapat menjamin keselamatan navigasi pelayaran di seluruh wilayah perairan Indonesia, Pushidrosal mengeluarkan salah satu produk berupa peta laut kertas yang digunakan untuk bernavigasi di wilayah perairan Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Pushidrosal menggunakan beberapa software untuk membuat peta laut. Sedangkan untuk penggunaan software ArcGis belum digunakan secara maksimal. Pada software ArcGIS sudah dilengkapi dengan tool Nautical Resolution INT1 untuk membuat peta laut. Berdasarkan hasil pengolahan pembuatan peta laut menggunakan software ArcGIS yang berdasarkan ketentuan yang ada pada Peta No. 1, S-4 dan S-57 IHO dapat dilakukan dan menghasilkan peta laut yang sesuai standar IHO.