Nur Riyadi
Dosen Pengajar Prodi S1 Hidrografi, STTAL

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Studi Lapisan Termoklin untuk Menentukan Pola Perambatan Gelombang Suara (Studi Kasus Laut Banda): Thermocline Layer Study to Determine Sound Wave Propagation Patterns (Banda Sea Case Study) Jaka Winanta; A. Rita Tisiana D. Kuswardani; Hendrawan Setiadi; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 1 No. 2 (2015): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v1i2.112

Abstract

Ada beberapa wilayah laut yang sangat menarik di Indonesia, salah satunya yaitu laut banda. Laut Banda adalah sebuah laut yang terletak di Kepulauan Maluku, Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi lapisan termoklin dan mempelajari perubahan cepat rambat gelombang suara didalam air khususnya pada area penelitian di Laut Banda. Data CTD bulan Juni 2010 menunjukan kedalaman batas atas lapisan termoklin yang bervariasi berkisar antara 51 – 88 meter dibawah permukaan laut dan ketebalan lapisan termoklin berkisar antara 145 – 225 meter kemudian terjadi perubahan cepat rambat gelombang suara dimana berkisar antara 1500,9 – 1538,7 ms-1. Data CTD bulan November 2014 menunjukan kedalaman batas atas lapisan termoklin yang bervariasi berkisar antara 30 – 95 meter dibawah permukaan laut dan ketebalan lapisan termoklin berkisar antara 185 – 297 meter, kemudian terjadi perubahan cepat rambat gelombang suara dimana berkisar antara 1495,8 – 1537,5 ms-1. Analisa data model menunjukkan kedalaman lapisan termoklin pada bulan Januari – Juni 2014 berada pada kedalaman 50 – 250 meter dengan cepat rambat gelombang suara yang terjadi berkisar antara 1466 – 1506 ms-1. Bulan Juli – Oktober 2014 lapisan termoklin naik dan berada pada kedalaman 5 – 180 meter perubahan cepat rambat gelombang suara berkisar antara 1470 – 1502 ms-1. Pada bulan November – bulan Desember 2014 dimana lapisan termoklin kembali turun dan berada pada kedalaman 50 – 240 meter dan terjadi perubahan pada cepat rambat gelombang suara yang berkisar antara 1466 – 1506 ms-1.
Analisis Penentuan Lowest Astronomical Tide (LAT) Berbasiskan Lama Waktu Pengamatan (Studi Kasus Perairan Benoa): Lowest Astronomical Tide (LAT) Determination Analysis Based on Observation Time (Case Study of Benoa Waters) Kuncoro Kuncoro1; Nur Riyadi; Eka Djunarsjah; Sofyan Rawi
Jurnal Chart Datum Vol. 1 No. 1 (2015): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v1i1.9

Abstract

Berdasarkan definisi dari International Hydrographic Organization (IHO, 2005), Lowest Astronomical Tide (LAT) secara Internasional digunakan sebagai Chart Datum, yaitu acuan tinggi permukaan air yang digunakan untuk survei Hidro-Oseanografi. LAT ini ditentukan dengan prediksi pasut selama 18.61 tahun. Dalam penelitian ini akan ditentukan bagaimana nilai LAT jika diprediksi dengan data pengamatan pasut kurang dari satu tahun. Dalam penentuan LAT, dilakukan analisis konstanta pasut dan prediksi. Analisis konstanta pasut dihitung dengan menggunakan metode Least Square (kuadrat terkecil) mulai data pengamatan pasut satu bulan, dua bulan, tiga bulan, empat bulan, enam bulan sampai dengan data pasut 12 bulan, kemudian dari hasil analisis konstanta pasut tersebut diprediksi pasut selama 18.61 tahun. Hasil prediksi tersebut akan diperoleh perbedaan nilai LAT data pasut kurang dari satu tahun dengan data pasut selama satu tahun. Selanjutnya dari perbedaan nilai LAT tersebut dilakukan analisis tingkat signifikansi dengan menggunakan pendekatan statistik. Dari hasil perhitungan nilai LAT dengan menggunakan data pengamatan pasut selama satu tahun diperoleh kedudukan LAT sebesar 43.3 cm. Jika dibandingkan dengan nilai LAT dengan menggunakan berbagai variasi data kurang dari satu tahun akan menghasilkan tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam hal ini nilai LAT yang dihitung dengan data kurang dari satu tahun belum bisa disamakan dengan LAT dengan data pengamatan pasut satu tahun.
Koreksi Hasil Pengukuran Kedalaman Akibat Gerakan Oleng dan Angguk Wahana Apung: Correction of the Result of Depth Measurement Due to the Swing and Angk of the Floating Ride Luddy Andreas D; Eka Djunarsjah; Johar Setiyadi; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v2i1.76

Abstract

Wahana apung yang digunakan dalam kegiatan pengukuran kedalaman akan mengalami gerakan oleng dan angguk. Gerakan oleng dan angguk menyebabkan terjadinya kesalahan pada hasil pengukuran kedalaman. Untuk mendapatkan hasil pengukuran kedalaman yang benar, harus dilaksanakan koreksi terhadap hasil pengukuran kedalaman yang masih mengandung kesalahan-kesalahan akibat gerakan oleng dan angguk. Koreksi dapat dilakukan apabila sudut-sudut oleng dan angguk diketahui. Pada tugas akhir ini, akan dibuat sebuah alat yang dapat mengukur besar sudut oleng dan angguk yang terjadi pada wahana apung. Pada pelaksanaan ujicoba, diketahui bahwa alat yang telah dibuat mampu mengukur sudut oleng dan angguk maksimal sebesar 40º. Hasil pengukuran kedalaman yang mempunyai tingkat kepercayaan 95% seperti yang telah direkomendasikan dalam SP-44 IHO edisi 5 Tahun 2008 akan diperoleh apabila : terjadi gerakan oleng atau gerakan angguk saja, maka besar sudut oleng ≤15º atau besar sudut angguk ≤15º. bila gerakan oleng dan gerakan angguk terjadi bersamaan, maka sudut oleng ≤10º dan sudut angguk ≤15º atau sudut oleng ≤15º dan sudut angguk ≤10º.
Studi Karakteristik Massa Air untuk Menentukan Shadow Zone di Selat Makassar: Study of Water Mass Characteristics to Determine Shadow Zone in Makassar Strait Agustinus Agustinus; A. Rita Tisiana Dwi Kuswardani; Wahyu W. Pandoe; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 2 No. 2 (2016): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v2i2.103

Abstract

Perairan Laut Indonesia memiliki arus yang bergerak dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindiadisebut Arus Lintas Indonesia (ARLINDO), ARLINDO membentukkarakteristik massaair yang khas di Perairan Laut Indonesia. Besaran nilai massa air dan ARLINDO mempengaruhi nilai-nilai parameter untuk penentuan Shadow Zone di Selat Makassar. Data CTD 1991, 2005 dan 2015 digunakan untuk menentukan Shadow Zone dengan karakteristik massa air. Metode yang digunakan dengan membagi 3 zona wilayah yang berdekatan dengan memperhitungkan titik ekstrim nilai massa air dan propagasi akustik bawah air. Dari hasil pengolahan dan analisis menunjukkan bahwa pada data CTD tahun 1991, 2005, dan 2015 di titik ekstrim maksimum Selat Makassar memiliki nilai massa air salinitas yang tinggi dan ditemukan massa air Eastern South Pacific Central Water(ESPCW). Massa air ESPCW sangat berperan dalam mempengaruhi propagasi akustik bawah air. Massa air ESPCW menghasilkan daerah Shadow Zone yang luas berada di lapisan permukaan dan dibawah pancaran sonar sedangkan di titik ekstrim minimum Selat Makassar memiliki nilai massa air salinitas yang rendah dan ditemukan massa air Western South Pacific Central Water(WSPCW). Massa air WSPCW tidak begitu berperan dalam mempengaruhi propagasi akustik bawah air. Massa air WSPCW menghasilkan daerah Shadow Zone hanya berada di bawah pancaran sonar sedangkan di lapisan permukaan cenderung tertutupi oleh sonar.
Analisis Pengaruh Arus dan Angin Terhadap Olah Gerak Kapal pada Rencana Pintu Masuk Dermaga Pondokdayung (Studi Kasus Kapal Kelas Frosch): Analysis of the Effect of Currents and Winds on Vessel Movement at the Plan of the Entrance of the Pondok Paddle Pier (Case Study of the Frosch Class Ship) Agung Prabowo; Wahyu W. Pandoe; Sofyan Rawi; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 3 No. 1 (2017): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v3i1.118

Abstract

Pembangunan dermaga Pondokdayung dengan struktur pemecah gelombangnya memiliki pengaruh terhadap pola arus yang terjadi di pintu masuk dermaga tersebut. Pola arus yang terjadi ditambah pola angin pada area tersebut akan mempengaruhi olah gerak kapal yang melintas masuk ke dalam dermaga. Dalam penelitian ini disimulasikan melalui perangkat lunak pemodelan numerik ADCIRC 2DDI dengan antar muka program SMS 9.1, pembangunan pangkalan TNI AL Pondokdayung telah selesai dibangun lengkap dengan struktur pemecah gelombangnya. Pada titik tepat di depan pintu masuk dermaga diunduh data kecepatan dan arah arus selama 1 bulan. Data tersebut beserta data angin hasil survei Dishidros 2009, dimasukkan ke dalam rumusan untuk menghitung gaya arus dan gaya angin yang diterima kapal. Hasil simulasi dan penghitungan gaya angin dan gaya arus menunjukkan angin memiliki pengaruh lebih dominan dibandingkan dengan arus terhadap olah gerak kapal di pintu masuk dermaga. Besar pengaruh itu ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: kecepatan, sudut datang terhadap badan kapal dan luasan penampang kapal yang tertiup angin.
Pemetaan Batimetri di Perairan Dangkal menggunakan Data Penginderaan Jauh Spot-7 (Studi Kasus Lembar-Lombok): Bathymetry Mapping in Shallow Waters using Spot-7 Remote Sensing Data (Lombok-Sheet Case Study) Adi Yudha Nugraha; Bayu Prayudha; Ahmad Lufti Ibrahim; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v3i2.120

Abstract

Keunggulan memanfaatkan inderaja untuk pemetaan batimetri yang lebih efektif dan efisien dibanding metode lainnya. Batimetri juga termasuk kedalam suatu sistem dinamis yang rentan akan perubahan, sehingga teknologi inderaja merupakan solusi alternatif yang tepat secara tepat dan berkala untuk merevisi peat batimetri yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan batimetri perairan dangkal Lembar Lombok, menggunakan citra Spot-7 dengan mengaplikasikan metode Water Depth Relatif algoritma Stumpf & Holderied (2003). Salah satu ketentuan teknis yang berlaku internasional yaitu ketentuan IHO (International Hydrographic Organization) dalam publication-C13 yaitu metode Kontrol kualitas terhadap data batimetri, agar diketahui sejauh mana kualitas data batimetri tersebut. Kontrol kualitas data batimetri adalah suatu prosedur untuk memastikan bahwa produk telah memenuhi suatu standar survei hidrografi dan spesifikasi yang ditetapkan. Nilai orde yaitu 67% orde khusus, 0% orde 1A/1B, 0% orde 2 dan tidak masuk 32%. Nilai kedalaman yang dipakai adalah nilai kedalaman hasil dari persamaaan regresi terbaik yang dilihat dari nilai koefisien determinasi, koefisien korelasi dan nilai RMS error. Uji akurasi model Relatif Water Depth menghasilkan nilai R2 sebesar 0,4696, R sebesar 0,6853 dan RMSE 2,055377848. Tingkat akurasi peta batimetri hasil estimasi mencapai 78,77%.
Pemodelan Hidrodinamika Barrier Wall dan Sedimentasi di Perairan Dermaga Kolam Koarmatim Surabaya: Hydrodynamic Modeling of Barrier Wall and Sedimentation in Surabaya Koarmatim Pond Pier Yohanes Indra Kusuma; Sahat Monang Simanjuntak; Widodo S. Pranowo; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v4i1.126

Abstract

Dermaga Koarmatim memiliki nilai strategis dalam menyiapkan unsur pemukul di laut dalam mengemban tugasnya agar mampu memberikan hasil yang optimal sesuai yang diharapkan oleh pimpinan TNI AL. Akan tetapi ancaman alamiah akibat pendangkalan dari berbagai sumber bisa mengurangi nilai efektivitas dari fungsi dermaga itu sendiri. Oleh karena itu, dibangun suatu pemodelan hidrodinamika menggunakan software Mike 21 dengan beberapa asumsi untuk mengetahui karakteristik perairan tersebut beserta sebaran sedimentasinya berikut cara mengurangi sebaran sedimentasi itu sendiri dengan metode barrier wall. Verifikasi hasil model pasang surut dengan data pasang surut BIG berkatagori baik dengan nilai RMSE 0,0649 dengan korelasi konsistensi datanya mencapai nilai 0,9949. Arus tertinggi berkekuatan 0,4 meter/detik dan gelombang tertingginya mencapai 0,0000871 meter. Hasil pemodelan sebelum adanya bangunan barrier wall menghasilkan nilai akumulasi transpor sedimen tertinggi dalam satu bulan sebesar 166,603 gram/liter dan nilai SSC (Suspended Sediment Concentration) sebesar 2,891405214 kilogram/meter3. Perubahan nilai setelah adanya bangunan model barrier wall pada transpor sedimen tertinggi sebesar 85,341 gram/liter dan nilai SSC tertinggi 2,97618518 kilogram/meter3. Berdasarkan data diatas, maka dapat dihitung perbedaan estimasi pengerukan dermaga pada kala waktu 5 serta 10 tahun sebelum dan sesudah adanya bangunan model barrier wall.
Identifikasi Objek Berdimensi Kecil Menggunakan Sapuan Multibeam Echosounder: Identify Small Dimensional Objects Using the Multibeam Echosounder Sweep Zainul Arif Akbar; Danar Guruh Pratomo; Adhi Kusuma Negara; Nur Riyadi
Jurnal Chart Datum Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.612 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v4i2.134

Abstract

Survei Hidrografi adalah ilmu pengukuran dan pengambaran fitu-fitur yang mempengaruhi navigasi maritim, konstruksi kelautan, pengerukan, eksplorasi / pengeboran minyak lepas pantai dan kegiatan-kegiatan lain yang terkait. Pada saat pelaksanaan survei, keselamatan personel, alat, data dan lingkungan sangat diutamakan. Resiko yang sering terjadi pada saat survei yaitu terjatuhnya peralatan survei pada saat penggambilan data dilaut. Penelitian ini menggunakan objek berdimensi kecil dengan ukuran kurang dari 1 meter sebagai target untuk diteliti karena alat survei milik Pushidrosal rata-rata berukuran di bawah 1 meter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performa MBES EM 2040 dual head milik SV KRI SPICA-934 dalam mengidentifikasi objek berdimensi kecil dengan cara memperbanyak jumlah sapuan. Pengambilan Data dilakukan pada tanggal 20 - 25 April 2018 di perairan dermaga pondok dayung baru, Teluk Jakarta Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hasil pengolahan Data menggunakan CARIS HIPS and SIPS 9.0 menyatakan bahwatarget dengan dimensi kurang dari 1 meter pada kedalaman 10 meter dapat dideteksi mengunakan 3 kali sapuan MBES.