Kukuh S. Widodo
Dosen Pengajar Prodi S1 Hidrografi, STTAL

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisa Gelombang pada Dermaga Kolam Pelabuhan Pondokdayung di Tanjungpriok Jakarta: Wave Analysis at the Pondok Dayung Harbor Pond Pier in Tanjungpriok Jakarta Bambang S. Suwardi; Wahyu W. Pandoe; Dian Adrianto; Kukuh S. Widodo
Jurnal Chart Datum Vol. 1 No. 2 (2015): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.153 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v1i2.107

Abstract

Dalam perencanaan pembangunan kolam pelabuhan diperlukan data-data Hidro-Oseanografi, antara lain data gelombang, kecepatan angin dan data batimetri. Data-data tersebut diperlukan untuk mengetahui tinggi gelombang di dalam kolam pelabuhan sebelum dan setelah pembangunan breakwater. Informasi tentang tinggi gelombang diperoleh dengan melakukan simulasi model gelombang menggunakan software STWave 3.0 Simulasi model dilakukan dengan dua metode yaitu metode validasi dan implementasi pada daerah penelitian. Metode validasi dilakukan dengan cara membandingkan tinggi gelombang hasil model dengan perhitungan empiris dan data pengukuran lapangan di Pondokdayung pada tanggal 6-20 Juni 2009 dan di Pulau Damar pada tanggal 10-29 Juli 2009. Pada pemodelan dan perhitungan empiris input data diperlukan berupa kecepatan dan arah angin rata-rata serta tinggi, arah dan periode gelombang di offshore pada tanggal 6-20 Juni 2009 dan 10-29 Juli 2009. Pada metode implementasi input data yang diperlukan berupa kecepatan dan arah angin rata-rata serta tinggi, arah dan periode gelombang pada tahun 2008 Nilai RMS Error antara model dan data lapangan, empiris dan data lapangan serta empiris dan model di Pondokdayung 1,36%; 1,56% dan 0,37%, di Pulau Damar 4,84%; 5,05% dan 0,66%. Hasil pemodelan tiap arah dari delapan penjuru mata angin selama tahun 2008 diperoleh gelombang tertinggi di dermaga dalam kolam pelabuhan pada arah angin dari utara 0,01m, timur laut 0,01m, timur 0,01m, tenggara 0m, selatan 0m, barat daya 0,04m, barat 0,13m dan barat laut 0,25m.
Pemanfaatan Data Hidro-Oseanografi untuk Perencanaan Rute dan Perhitungan Panjang Pipa Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Pemasangan Pipa Bawah Laut di Perairan Tuban Jawa Timur): Utilization of Hydro-Oceanographic Data for Route Planning and Pipe Length Calculation Using Geographic Information System Applications (Case Study of Subsea Pipeline Installation in Tuban Waters, East Java) Sukarno Sukarno; Eddy Prahasta; Kukuh S. Widodo; Novera Budi Lesmana
Jurnal Chart Datum Vol. 1 No. 2 (2015): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.684 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v1i2.111

Abstract

-
Analisis Teknis Batas Laut Teritorial Antara Indonesia dan Malaysia dengan Metode Ekuidistan (Studi Kasus: Perairan Pulau Sebatik, Kalimantan Timur): Technical Analysis of the Territorial Sea Boundary Between Indonesia and Malaysia with the Equidistant Method (Case Study: Sebatik Island Waters, East Kalimantan) Agus Hendra Gunawan; Eka Djunarsjah; Trismadi Trismadi; Kukuh S. Widodo
Jurnal Chart Datum Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v2i1.69

Abstract

Indonesia dan Malaysia memiliki klaim batas Laut Teritorial di perairan Pulau Sebatik yang sampai saat ini belum disepakati oleh kedua negara, oleh karena itu perlu dilakukan sebuah penelitian awal sebagai dasar penarikan batas Laut Teritorial di perairan tersebut. Untuk menetapkan batas Laut Teritorial di perairan Pulau Sebatik dibutuhkan landasan teknis dan hukum yang diakui oleh internasional yaitu TALOS (Technical Aspects on the Law Of the Sea) dan UNCLOS (United Nations Convention on the Law Of the Sea) 1982 khususnya pasal 15 tentang penentuan batas Laut Teritorial dengan prinsip sama jarak. Dengan menggunakan metode deskriptif-analisis melalui penelusuran kepustakaan dan metode grafis berupa kajian di peta laut yang kemudian di analisis berdasarkan aspek-aspek hukum dan teknis menggunakan prinsip sama jarak (Equidistance Principle), didapat beberapa opsi penetapan batas Laut Teritorial. Dari hasil analisis opsi-opsi tersebut, maka penarikan batas Laut Teritorial dengan menggunakan Titik-Titik Dasar yang terletak pada Garis Pangkal Lurus Kepulauan (Point on Baseline) Indonesia terhadap Titik Dasar (Basepoint) Malaysia merupakan opsi yang paling optimal bagi Indonesia.