Zainal Arifin
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEJIK BERBASIS KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU SMK (Studi Pada SMK Kelompok Teknologi Bidang Otomotif di Kota Yogyakarta) Zainal Arifin
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 9, No 1 (2012): APRIL 2012
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.817 KB) | DOI: 10.17509/jap.v14i1.6708

Abstract

Pada awal millenium ketiga ini dunia pendidikan Indonesia khususnya pendidkan kejuruan, dihadapkan pada tantangan global, dalam mengadapi  persaingan tenaga kerja di wilayah regional Asia, baik dalam konteks Asean Free Trade Association (AFTA) maupun Asean Free Labor Association (AFLA). Isu penting saat ini adalah seberapa besar penyelenggaraan pendidikan kejuruan (SMK) relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan dunia usaha maupun industri. Ketidaksesuaian (mismatch) ini telah menjadi isu utama yang menyebabkan polemik berkepanjangan antara dunia usaha, dunia industri dan dunia pendidikan. Salah satu upaya untuk mewujudkan keselarasan SMK dengan dunia industri yang perlu dikembangkan baik oleh lembaga pendidikan maupun dunia usaha dan masyarakat adalah mengembangkan jejaring kerjasama (cooperation networking) yang saling menguntungkan khususnya dalam mencapai tujuan bersama. Penelitian ini bertujuan ingin memperoleh gambaran empirik tentang kerjasama kemitraan antara SMK dengan dunia industri dalam perencanaan strategi, implementasi, efektifitas, hasil dan manfaat kerjasama kemitraan dalam pengembangan sekolah. Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif naturalistik, dengan metode deskriptif dan studi kasus, serta tehnik penelitian menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya semua SMK di Kota Yogyakarta telah melakukan kerjasama kemitraan dengan industri pasangan khususnya dalam pelaksanaan program PKL/PSG. Sebagai wujud dari kerjasama kemitraan dengan dunia industri SMK telah memiliki skenario pengembangan kerjasama kemitraan  yang dituangkan dalam RIPS, sebagai wujud implementasi manajemen stratejik, dan kerjasama kemitraan dalam pengembangan sekolah. Namun  sebagian besar SMK belum mampu memberdayakan semua potensi industri pasangan untuk pengembangan sekolah, khususnya dalam pengembangan sumber belajar yang dibutuhkan dalam pengembangan PBM dan unit produksi dan jasa sebagai implementasi production base education dan work base education belum dapat diimpelementasikan.This study is aimed to obtain empirical overview of partnership between the vocational school and the industries in strategic planning, implementation, effectiveness, outcomes and benefits of partnership in development of the school. The study applies  qualitative naturalistic approac, with descriptive methods and case studies, obtained data by using interviews, observation and documentation. To analyzed data, the researcher used SWOT analysis and ethical-emic, in order to determine the strategic aspects, which then became the development of alternative conceptual model of partnership, namely the development of conceptual models developed a vision to empower all school stakeholders, especially the user, developing and revitalizing the structure function of the development team.The research shows that most of vocational schools, in the city of Yogyakarta, have  cooperating partnerships with industry partners, especially in the implementation of PKL/PSG (industrial job training). Most of SMK have not been able to empower all potential industry partners for school development cooperation programs of the most prominent is the implementation of the PKL/PSG, job training for teachers and technicians, curriculum validation, competency assessment and employees recruitment. While the development of learning resources needed in the development of the learning process and the unit of production and services as a production base implementation of work base education and production base education, has not been able implemented, and there is  only one has been able to empower industry partners in the development of school. The implications of this research, it is expected to the develop the alternative conceptual models of partnership can be implemented in vocational schools, so as to be driven and the driver in the development of the school.
Evaluation of Science curriculum: A literature study Amsal Alhayat; Zainal Arifin
Inovasi Kurikulum Vol 20, No 2 (2023): Inovasi Kurikulum, August 2023
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v20i2.58887

Abstract

The goals and roles of education are reflected in the implementation outlined through a series of curriculum plans. Science as a learning program also has a curriculum that serves as a reference for its performance in the classroom. Therefore, it is necessary to evaluate the science curriculum to determine the achievement of the established goals, considering various aspects within it. Hence, this research aims to describe the factors that need to be considered in evaluating the science curriculum as a learning program. The research method used is Systematic Literature Review (SLR), which involves the initial stage of identifying the keywords "Evaluation of Science Curriculum" and synthesizing the results of the analysis to arrive at a general conclusion. The research findings indicate that evaluating the science curriculum needs to consider several important factors, including assessing the learning objectives, alignment with standards, relevance to students' lives, instructional effectiveness, availability of resources, stakeholder involvement, and curriculum renewal and development. However, empirical evidence is still needed to support the complexity of this research. A suggestion is to conduct similar research using the Delphi method to obtain better parameters and standards for evaluating the science curriculum by incorporating expert perspectives. AbstrakTujuan dan peran pendidikan tercermin dalam pelaksanaan yang dituangkan melalui serangkaian rencana kurikulum pembelajaran. IPA sebagai program pembelajaran juga memiliki kurikulum yang menjadi acuan dalam penyelenggaraannya di kelas. Seyogyanya kurikulum IPA tersebut perlu dilakukan evaluasi guna mengetahui ketercapaian dari tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan berbagai aspek yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kurikulum IPA sebagai program pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan yaitu Sistematika Literatur Review (SLR) dengan tahapan yang diawali dengan identifikasi kata kunci “Evaluasi Kurikulum IPA” hingga sintesis hasil analisis untuk mendapati kesimpulan secara general. Hasil penelitian diperoleh bahwa dalam melakukan evaluasi kurikulum IPA perlu mempertimbangkan beberapa hal penting, yakni bahwa evaluasi tersebut melibatkan penilaian terhadap tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan standar, relevansi dengan kehidupan siswa, efektivitas pembelajaran, ketersediaan sumber daya, keterlibatan stakeholder, dan pembaruan dan pengembangan kurikulum. Namun, masih dibutuhkan hasil empiris untuk mendukung kekompleksitasan penelitian ini, seperti dibutuhkan penelitian senada dengan metode delphi, hal ini dimaksudkan agar dapat memperoleh parameter dan standar evaluasi kurikulum IPA yang lebih baik dengan mempertimbangkan pandangan ahli.Kata Kunci: Evaluasi kurikulum; Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pengembangan Instrumen Analisis Kebutuhan Kurikulum Diklat Guru SLB Tunagrahita Pada Materi Pembelajaran Housekeeping Ayu Nimas Salmitri; Zainal Arifin; Gemala Herlistiana
Inovasi Kurikulum Vol 18, No 2 (2021): Inovasi Kurikulum, August 2021
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v18i2.37198

Abstract

Pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan untuk melakukan sebuah transfer kepada siswa menjadikan sebuah pendidikan dan pelatihan (diklat) cukup dibutuhkan dalam pengembangan mutu seorang guru. Guru SLB memiliki peran untuk memberikan bekal untuk siswanya bekerja setelah lepas dari sekolah. Keterampilan tata graha / housekeeping merupakan kompetensi wajib dimiliki oleh anak tunagrahita di SLB, dengan kompetensi tersebut lulusan SLB dapat bersaing di dunia kerja. Analisis kebutuhan diklat (AKD) dilakukan sebelum diklat dilaksanakan, tujuannya ialah menjadikan diklat tepat sasaran, efektif dan efisien. Instrumen AKD merupakan bagian esensial dari pengumpulan informasi untuk AKD. Tidak tersedianya pedoman AKD untuk pelaksanaan diklat housekeeping untuk guru SLB tunagrahita, serta kebutuhan kompetensi housekeeping untuk mengajar dan membimbing siswa tunagrahita cukup tinggi, maka pengembangan instrumen AKD menjadi solusi yang cukup baik. Tujuan penelitian ini ialah mengembangkan instrumen analisis kebutuhan diklat guru SLB tunagrahita pada bidang housekeeping, sebagai upaya pengembangan diklat yang tepat sasaran, efektif dan efisien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah Design and Development (DnD) dengan langkah pengembangan yang melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji keterbacaan serta uji coba terbatas. Hasil dari pengembangan instrumen menghasilkan tanggapan baik dari responden terhadap hasil uji keterbacaan serta uji coba terbatasnya, secara umum pengembangan ini dikatakan layak digunakan untuk pengembangan kurikulum AKD.Kata Kunci: AKD; Guru SLB; Instrumen; Tata Graha; TunagrahitaAbstractContinuous professional development quite needed in developing the quality of a teacher. Special school (SC) teachers have the role of providing provisions for their students to work after leaving school. Housekeeping skills are mandatory competencies for intellectual disabilities, with these competencies special school graduates can compete in the world of work. Training Needs Analysis (TNA) is carried out before the training, the aim is to make the training right on target, effective and efficient. The TNA instrument is an essential part of gathering information for TNA. The unavailability of TNA guidelines for the implementation of housekeeping training for SC teachers, and the need for housekeeping competence to teach and guide intellectual disabilities is quite high, so the development of TNA instruments is a fairly good solution. The purpose of this study was to develop an instrument for analyzing the training needs of intellectual disabilities teachers in the field of housekeeping, as an effort to develop targeted, effective and efficient training. The method used in this research is Design and Development (DnD) with development steps is validity tests, reliability, readability and limited trials. The results of this research resulted in good responses from respondents, in general this development is said to be suitable for developing the TNA.
Evaluation of the implementation of the Kurikulum Merdeka at SMAN 14 Bandung F. Furqanisah; Zainal Arifin
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 4 (2024): Inovasi Kurikulum, November 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i4.74814

Abstract

SMAN 14 Bandung is one of the schools implementing the Kurikulum Merdeka through active and collaborative learning. This research aims to evaluate the extent to which the objectives of implementing the Kurikulum Merdeka have been achieved at SMAN 14 Bandung. The assessment method used is descriptive qualitative. Data was collected through questionnaires and observations, then analyzed statistically using the mean and presented in graphs to facilitate understanding of the patterns. The study's results found that the evaluation of the Kurikulum Merdeka at SMAN 14 Bandung includes three main aspects: planning, implementation, and learning assessment. In the aspect of learning planning, teaching modules are developed according to the Learning Outcomes (CP) without modification, and the lesson planning is developed using innovative methods such as Problem-Based Learning (PBL) and Project-Based Learning (PjBL). The curriculum implementation utilizes school reference books, a deductive approach, and differentiated learning, with the PjBL method being quite popular among students. The assessment aspect of learning employs formative tests, summative assessments, portfolios, and projects to evaluate cognitive, affective, and psychomotor learning outcomes, along with diagnostic assessments conducted before the lessons. AbstrakSMAN 14 Bandung merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka melalui pembelajaran aktif dan kolaboratif. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana efektivitas tujuan penerapan Kurikulum Merdeka telah di capai dalam perepannya di SMAN 14 Bandung. Metode penilaian menggunakan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi, lalu dianalisis secara statistik menggunakan rata-rata (mean) dan disajikan dalam grafik untuk memudahkan pemahaman pola. Hasil penelitian ditemukan Evaluasi penerapan Kurikulum Merdeka di SMAN 14 Bandung mencakup tiga aspek utama: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Aspek perencanaan pembelajaran, modul ajar dikembangkan sesuai Capaian Pembelajaran (CP) tanpa modifikasi, perencanaan pembelajaran dikembangkan menggunakan metode inovatif seperti PBL dan PjBL. Pelaksanaan kurikulum memanfaatkan buku pegangan sekolah, pendekatan deduktif, dan pembelajaran diferensiasi, dengan metode PjBL yang cukup diminati siswa. Aspek penilaian pembelajaran menggunakan tes formatif, sumatif, portofolio, dan proyek untuk menilai capaian pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta dilakukan penilaian diagnostik sebelum pembelajaran.Kata Kunci: asesmen; evaluasi kurikulum merdeka; implementasi; perencanaan pembelajaran
Literature review: Evaluation of the Kurikulum Merdeka using the CIPP model Muhamad Kosim Gifari; Zainal Arifin
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 3 (2024): Inovasi Kurikulum, August 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i3.71095

Abstract

Indonesia's participation in the Programme for International Students Assessment (PISA) showed unsatisfactory results, with reading, math, and science proficiency ranked in the bottom 10 out of 79 participating countries. This problem encourages academics in Indonesia to find solutions to improve the quality of education. The government developed the Kurikulum 2013 into the Kurikulum Merdeka to adapt to global developments. The Kurikulum Merdeka is expected to develop students' potential and abilities through critical, quality, expressive, applicative, varied, and progressive learning. Curriculum evaluation is needed to determine the value and meaning of the Kurikulum Merdeka implemented nationally. This study uses the literature review method to evaluate the Kurikulum Merdeka using the Context, Input, Process, and Product (CIPP) model. The results of the evaluation show that the Kurikulum Merdeka has achieved several levels of success in meeting the needs of students, teachers, and the community. The main findings include success in the internship program for vocational school students, Project-Based Learning at Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta, and early childhood art learning. However, challenges such as the availability of resources and facilities, the need to develop evaluation instruments, and educational staff training need to be addressed for future improvement. These evaluations provide recommendations such as increased cooperation between educational institutions and industry and increased training for educational staff. AbstrakPartisipasi Indonesia dalam Programme for International Students Assessment (PISA) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, dengan peringkat kemampuan membaca, matematika, dan sains berada di 10 terbawah dari 79 negara peserta. Masalah ini mendorong akademisi di Indonesia untuk mencari solusi guna meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan global, pemerintah mengembangkan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mengembangkan potensi dan kemampuan siswa melalui pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspresif, aplikatif, variatif, dan progresif. Evaluasi kurikulum diperlukan untuk memperoleh informasi dari nilai dan arti kurikulum merdeka yang telah diimplementasikan secara nasional. Penelitian ini menggunakan metode literature review untuk mengkaji evaluasi Kurikulum Merdeka menggunakan model Context, Input, Process, dan Product (CIPP). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka telah mencapai beberapa tingkat kesuksesan dalam memenuhi kebutuhan siswa, guru, dan masyarakat. Temuan utama mencakup keberhasilan dalam program magang siswa SMK, pembelajaran berbasis Project Based Learning di Madrasah Ibtidaiyah Yogyakarta, dan pembelajaran seni anak usia dini. Namun, tantangan seperti ketersediaan sumber daya dan fasilitas, serta perlunya pengembangan instrumen evaluasi dan pelatihan staf pendidikan, perlu diatasi untuk perbaikan di masa depan. Evaluasi ini memberikan rekomendasi seperti peningkatan kerjasama antara institusi pendidikan dan industri, serta peningkatan pelatihan untuk staf pendidikan.Kata Kunci: evaluasi kurikulum; kurikulum Merdeka; model CIPP
Evaluation of the Kurikulum Merdeka in dance learning for junior high schools Nadia Putri Kharismawati; Zainal Arifin
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 4 (2024): Inovasi Kurikulum, November 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i4.74693

Abstract

Curriculum evaluation is a crucial component in the educational process that assesses the effectiveness of curriculum implementation and identifies strengths and weaknesses in its planning and application. Curriculum evaluation plays a crucial role in ensuring the successful implementation of the Kurikulum Merdeka, particularly in dance education, by assessing the effectiveness of planning, implementation, and learning outcomes. This study aims to evaluate the implementation of the Kurikulum Merdeka based on its relevance to the curriculum's achievements, covering the aspects of planning, implementation, and assessment of dance education. The study employs a descriptive method with a qualitative approach, collecting data through observation, interviews, and documentation from SMPN 1 Cimalaka. Participants in this research include the school principal, the vice principal of curriculum, art and culture teachers, and seventh-grade students. The study results indicate that the dance education planning at SMPN 1 Cimalaka aligns with the guidelines of the Kurikulum Merdeka. In practice, teachers have successfully adapted teaching methods to meet students' needs, though there are differences between the methods recommended in the modules and classroom practices. The evaluation of learning is systematically conducted using formative and summative assessments to measure student achievement. AbstrakEvaluasi kurikulum merupakan komponen penting dalam proses pendidikan yang berfungsi untuk menilai efektivitas pelaksanaan kurikulum serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan dan penerapannya. Evaluasi kurikulum berperan penting dalam memastikan keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka, terutama dalam pembelajaran seni tari, dengan cara menilai efektivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pencapaian hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kurikulum merdeka, berdasarkan relevansinya dalam capaian kurikulum, dengan meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran tari. Studi ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dari SMPN 1 Cimalaka. Partisipan dalam penelitian ini meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru seni budaya, dan siswa kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran tari di SMPN 1 Cimalaka telah sesuai dengan panduan Kurikulum Merdeka. Dalam pelaksanaannya, guru berhasil mengadaptasi metode pengajaran sesuai kebutuhan siswa, meskipun ada perbedaan antara metode yang direkomendasikan modul dan praktik di kelas. Evaluasi pembelajaran dilakukan secara sistematis dengan menggunakan asesmen formatif dan sumatif untuk mengukur pencapaian siswa.Kata Kunci: evaluasi kurikulum; pendidikan seni tari; kurikulum merdeka