Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KADAR TROMBOSIT DAN HEMATOKRIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN JENIS KELAMIN SERTA USIA Handhini Gema Arika Putri; Erni Yohani Mahtuti; Faisal Faisal
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v13i2.312

Abstract

Indonesia merupakan negara beriklim tropis sehingga sangat beresiko terhadap tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai vektor penyakit terutama penyakit endemik seperti demam berdarah dengue. Dalam memastikan pasien menderita DBD diperlukan pemeriksaan laboratorium salah satunya pemeriksaan kadar trombosit dan hematokrit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar trombosit dan hematokrit pada pasien demam berdarah dengue berdasarkan jenis kelamin serta usia di Puskesmas Sisir Kota Batu. Penelitian deskriptif bersifat kuantitatif dengan sampel berupa seluruh data sekunder rekam medik penderita DBD di Puskesmas Sisir Kota Batu pada tahun 2016-2021 yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 198 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling menggunakan master tabel kedalam SPSS. Hasil penelitian berdasarkan uji chi square menunjukkan DBD berpotensi menyerang seluruh jenis kelamin serta kebanyakan pada kelompok usia remaja (12-25 tahun) dan dewasa (26-45 tahun) dalam keadaan trombositopenia (68,7%), serta nilai hematokrit yang rendah/hemodilusi (49,5%). Selain itu, diperoleh bahwa tidak adanya korelasi yang bermakna (p>0,05) antara kadar trombosit dengan jenis kelamin (p=0,599) dan usia (p=0,114), serta nilai hematokrit dengan jenis kelamin (p=0,190). Terdapat adanya korelasi lemah dan bermakna terhadap nilai hematokrit dengan usia p=0,043 (p<0,05). Berdasarkan keterbatasan yang ada maka perlu dilakukan penelitian serupa disertai dengan data rekam medis yang lengkap, adanya data riwayat penyakit kelainan pasien, serta terapi atau pengobatan yang dilakukan pasien sebelum pemeriksaan. Kata Kunci: Demam berdarah dengue; hematokrit; jenis kelamin; trombosit; usiaAbstract  Indonesia is a country with a tropical climate so it is very risky to place growth and development of various disease vectors, especially endemic diseases such as dengue hemorrhagic fever. In ensuring the patient suffers from DHF it is necessary. One of the laboratory test is the examination of platelet levels and hematocrit.  This study aims to determine the description of platelet and hematocrit levels in dengue hemorrhagic fever patients based on gender and age at Sisir Public Health Center Batu City. Descriptive research is quantitative with a sample of all secondary data medical records of DHF patients at the Sisir Health Center in Batu City in 2016- 2021, there were 198 people who met the inclusion criteria. The sampling technique is total sampling using the master table into SPSS. The results of the study based on the chi square showed that DHF had the potential to attack all gender and mostly in the age group of adolescents (12-25 years) and adults (26-45 years) in a state of thrombocytopenia (68.7%), and a low hematocrit value/hemodilution (49.5%). In addition, it was found that there was no significant correlation (p>0.05) between platelet levels by gender (p=0.599) and age (p=0.114), and the hematocrit value by gender (p=0.190). There is a weak correlation and significant to the hematocrit value with age p=0.043 (p<0.05). Based on the existing limitations, it is necessary to carry out a similar study accompanied by complete medical record data, data on the patient's disease history, as well as therapy or treatment carried out by the patient before the examination.Keywords: Dengue hemorrhagic fever; platelets; hematocrit; gender; age
Perbandingan Penggunaan Pelarut Organik Xilene Dengan Toluena Pada Tahapan Clearing Terhadap Kualitas Preparat Aetan Aedes Albopictus (Stegomyia albopictus) Siti Aisyah; Erni Yohani Mahtuti; Muhammad Masyhur; Faisal Faisal
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 9, No 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1167

Abstract

Pembuatan preparat awetan permanen meliputi proses fiksasi menggunakaan KOH 10%, dehidrasi, clearing dan mounting. Clearing bertujuan untuk menjadikan struktur morfologi sampel atau objek menjadi lebih jernih, transparan dan jelas.. Pada penelitian ini larutan yang digunakan yaitu larutan Xilene dan Toluena. Xilene merupakan larutan yang tidak ramah lingkungan, harga lebih mahal dan mudah terbakar,. Sedangkan Toluena merupakan larutan yang terbuat dari pohon tolu yang ramah lingkungan, digunakan sebagai minyak bumi mentah, harga terjangkau, Xilene dan Toluena bersifat menjernihkan karena memiliki kandungan karbon yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kualitas hasil preparat awetan permanen Aedes albopictus (Stegomyia albopictus) pada proses clearing dengan menggunakan larutan Xilene dan Toluena. Sampel penelitian ini adalah 32 nyamuk Aedes albopictus (Stegomyia albopictus) dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preparat awetan menggunakan Toluena didapatkan hasil 12 preparat baik, 4 preparat cukup baik. Sedangkan hasil preparat awetan menggunakan Xilene didapatkan hasil 5 preparat baik, 8 preparat cukup baik, 3 preparat buruk. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik Mann-Whitney dan diperoleh hasil yang signifikan yaitu nilai 0,000 0,05. Simpulan, pembuatan preparat awetan permanen Aaedes albopictus (Steggomyia albopictus) lebih baik menggunakan Toluena dibandingkan dengan menggunakanXilene.Kata Kunci: Aaedes Albopictus, Clearing, Toluena, Xilene