Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Diskursus: Pembelajaran Geografi dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Peserta Didik dalam Konteks Merdeka Belajar Ahmad Yani
Jurnal Pasca Dharma Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpdpm.v1i2.27028

Abstract

Diskursus pembelajaran geografi menjadi menarik untuk dibahas karena ada beberapa masalah mendasar yang perlu diselaraskan terkait dengan beberapa kebijakan pemerintah yang tumpag tindih, mulai dari kebijakan standar proses pembelajaran saintifik, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Pembelajarn Abad 21, Gerakan Literasi Nasional, pembelajaran untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills), dan terakhir tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) satu lembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan semua kebijakan tersebut dalam satu tampilan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), sehingga hasilnya menjadi sangat penuh sesak atau crowded. Ketika muncul kebijakan pengembangan RPP satu lembar, maka dinilai akan terancam gagal baik dari aspek teknis maupun subtansinya. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah perlu penataan kembali kerangka pikir (mindset) guru dalam penyusunan RPP satu lembar sehingga makna merdeka belajar daoat dirasakan oleh guru.
Perbandingan Arcgis Dengan Google My Maps dalam Membantu Pembelajaran Sistem Informasi Geografis Rahmat Al Fauzi; Erika Octyana Dewi; Arcita Rizara; Riki Ridwana; Ahmad Yani
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v10i2.46378

Abstract

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem pada perangkat komputer yang selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi dan menghasilkan data geografis. Materi pembelajaran mengenai SIG merupakan salah satu materi yang wajib dipelajari di sekolah. Namun, disisi lain proses pembelajaran mengenai materi ini masih sering mengalami hambatan, salah satunya diakibatkan kurangnya penguasaan terhadap sarana dan prasarana pembelajaran SIG, terutama pada penggunaan teknologi aplikasi pendukung. Tujuan dari penelitian ini untuk menangani masalah penguasaan teknologi SIG, yakni dengan memberikan penjelasan dan perbandingan penggunaan aplikasi yang termasuk kedalam sarana dan prasaran SIG. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah deskripsi dan juga perbandingan dalam menggunakan aplikasi ArcGIS dan Google My Maps untuk mengetahui tingkat kompleksitas penggunaan kedua aplikasi tersebut. Temuan dalam penelitian ini diketahui bahwa Google My Maps lebih mudah digunakan dibandingkan ArcGIS untuk pembelajaran Sistem Informasi Geografis di sekolah.
PENGARUH PENGGUNAAN PETA KONSEP TERHADAP PENINGKATAN DAYA ANALISIS MAHASISWA (Studi Eksperimen pada Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Geografi Tahun Akademik 2012/2013) Asep Mulyadi; Ahmad Yani
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i1.2058

Abstract

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh penggunaan peta konsep terhadap peningkatan daya analisis mahasiswa pada materi perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Geografi pada Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Pemanfaatan model pembelajaran peta konsep (concept map) dalam pembelajaran diyakini akan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam proses menganalisis sesuatu yang sedang dikajinya. Semakin banyak konsep yang dilibatkan dalam peta konsep dan terhubung satu sama lain, maka semakin tinggi kemampuan seseorang dalam menganalisis sesuatu yang dikajinya. Metode yang digunakan adalah eksperimen tipe kuasi eksperimen (nonequivalent control group design), dimana kelompok eksperimen maupun kelompok koktrol tidak dipilih secara random. Penelitian dilakukan pada kelas pararel, dimana satu kelas dijadikan kelas kontrol dan lainnya sebagai kelas ekperimen. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan, yakni kelompok mahasiswa yang mendapat perlakuan, memiliki kemampuan daya analisis yang lebih baik daripada mahasiswa kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut Hasil uji statistic menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,042, sedangkan t tabel 2,029, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel.  Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dari kolom Uji t menunjukkan nilai P = 0,003 untuk uji dua sisi (2-tailed). Karena  nilai P lebih kecil dari nilai α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diaplikasilan model peta konsep pada kelas eksperimen. Rata-rata selisih nilai pre test dan post test  pada kelas (1,8108) eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol (0,2162). Dengan demikian, dapat disimpulkan atau dapat dikatakan penggunaan model peta konsep berpengaruh sangat signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa.Kata kunci: peta konsep (concept map), belajar bermakna, daya analisis.
The Effect Disaster Literacy on Students Preparedness Mitigating Tsunami in Coastal Area Pangandaran Syifa Nuraziz; Enok Maryani; Ahmad Yani
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 23, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v23i1.56388

Abstract

The potential for a tsunami disaster in Indonesia is very high. Pangandaran has many residential areas and school buildings that stand along the coast of the Indian Ocean. Disaster literacy studies are an alternative in disaster studies or studies, especially in the realm of tsunami disaster mitigation. In this research, the method used was to use a descriptive method with a quantitative approach analysis.. With the result of the study showing that: 1)  level of disaster literacy at the elementary school (SD) is Enough category. The secondary school (SMP) is result Enough category. and the high school (SMA) result is Enough category. 2) level of preparedness disaster at the elementary school SD is Ready category. The secondary school (SMP) is result Ready category. and the high school (SMA) result is Almost Ready category. 3) The effect of disaster literacy on student preparedness mitigating tsunami disaster is The percentage of results from the test of the effect of disaster literacy on student preparedness in mitigating tsunamis, namely Identifying disasters by 87%, Understanding disasters by 86%. Analyzed disasters by 72%, and Produced and Communicated disasters by 69%
Analisis Pengintegrasian Pendidikan Mitigasi Bencana Pada Pembelajaran di Indonesia Yani Yani; Enok Maryani; Ahmad Yani
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 16 (2024): Proceedings of Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v16i.1000

Abstract

Indonesia is a country that faces a high threat of natural disasters. The resulting losses are significant. Therefore, systematic steps are needed to analyze and reduce the factors causing disasters. Efforts to reduce disaster risks include integrating disaster mitigation education into multiple subjects and at every level of education. So far, disaster education has only been partially implemented, with only science, social studies, and geography lessons incorporating disaster content. Other subjects have not yet integrated disaster into their curriculum. This article aims to explain the integration of disaster mitigation education in schools to cultivate a generation of citizens who are aware and capable of adapting to disasters in their surroundings. The research method employed in this study is a literature review using the Population, Intervention, Comparison, and Outcome (PICO) technique. The search and selection procedures for articles in this study utilize the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta-analyses (PRISMA) framework. The study involves an analysis of relevant sources related to the integration of disaster education. Integrating disaster mitigation education into various subjects will foster a culture of disaster preparedness, thereby minimizing the risks posed by disasters. When students are equipped to face disasters, they can develop resilience towards the disasters they encounter.
Digital Literacy Level of Senior High School Students in Bandung Lidia Gustina Tampubolon; Nandi; Ahmad Yani
International Conference on Education, Science, Technology and Health (ICONESTH) 2024: The 2nd ICONESTH
Publisher : International Conference on Education, Science, Technology and Health (ICONESTH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/iconesth.vi.411

Abstract

In response to the rapid changes in society especially in education and technology areas, the need for 21st-century skills, such as digital literacy has also increased. For instance, digital literacy-based learning has been applied in geography for a long time through the use of electronic devices in the learning process. However, to use knowledge and skills related to technology effectively in the learning process, students are also required to have critical thinking skills and be proficient in evaluating information provided in digital media. This study aims to analyze digital literacy level of senior high students in Bandung. The research method used is quantitative approach by distributing multiple-choice questionnaire to 83 senior high school students. The results of the test showed the students have a high digital literacy in terms of ICT/digital/computer literacy, information literacy, communication and collaborations skills, and creativity. While in indicators such as media literacy, learning to learn skills, and citizenship still require improvement.