p-Index From 2020 - 2025
0.751
P-Index
This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Ketertarikan masyarakat Desa Mopolo Kecamatan Ranoyapo terhadap budidaya lebah madu (Apis) sebagai daya dukung ekonomi keluarga W. Tompodung; H.J. Kiroh; R.S.H. Wungow; J.F. Paath
ZOOTEC Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.111 KB) | DOI: 10.35792/zot.42.1.2022.41507

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mempelajari tingkat ketertarikan masyarakat Desa Mopolo Kecamatan Ranoyapo untuk beternak lebah madu serta mempelajari sejauh manatingkat pengetahuan masyarakat Desa Mopolo Kecamatan Ranoyapo dalam mengenal lebah madu sebagai usaha sampingan untuk mendukung ekonomi keluarga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan menggunakan objek masyarakat sebanyak 441 responden. Variabel yang diamati yaitu: (1) Tingkat pendidikan, (2) Jenis pekerjaan, (3) Tingkat pengetahuan, (4) Cara memilih bibit yang baik, dan (5) Cara pemberian makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SMP sebanyak (60,58%), pekerjaan petani sebanyak (68,30%), pengetahuan masyarakat Desa Mopolo tentang lebah madu sebanyak (89,01%), ketertarikan masyarakat untuk beternak lebah madu sebanyak (79,66%), pengetahuan tentang produk lebah madu sebanyak (69%), pengetahuan tentang cara memilih bibit sebanyak (66,62%), pengetahuan masyarakat tentang pakan lebah madu sebanyak (81,85%), pengetahuan tentang pemilihan lokasi yang baik untuk beternak lebah madu sebanyak (80%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penduduk yang ada di Desa Mopolo tertarik untuk beternak lebah madu, namun pengetahuan dan pelatihan untuk pembudidayaan lebah madu di Desa Mopolo masih sangat kurang. sehingga masyarakat cenderung menyepelekan usaha budidaya lebah madu.Kata kunci: Respon, tingkat ketertarikan, pengetahuan, lebah
Gambaran pengetahuan masyarakat Desa Tambun terhadap ekowisata berbasis burung maleo (macrocephalon maleo) H.J. Kiroh; S.C Rimbing; R.S.H. Wungow; R. Punu
ZOOTEC Vol. 42 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.217 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons dan tingkat pengetahuan masyarakat dalam kaitan pengembangan ekowisata berbasis burung maleo (Macrocephalon maleo) di wilayah desa tambun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2021. Teknik pengumpulan data dan informasi menggunakan metode survey pada 20 % dari jumlah penduduk masing-masing desa. Hasil penelitian diperoleh profil responden di desa Tambun Atas dan desa Tambun Bawah pada umumnya laki-laki (53,2 %) dan (54,6 %), berusia 17-27 sebanyak (37,6 %) dan (34,2 %), tingkat pendidikan SMA (46,4 %) dan (45,1 %), tingkat pekerjaan bervariasi. Pengetahuan tentang burung maleo di desa Tambun Atas dan Tambun Bawah meliputi pernah melihat (100 %), mengerti burung maleo dilindungi (100 %) dan (99,8 %), mengerti sanksi jika menangkap burung maleo (100 %) dan (99,4 %). Mengerti tentang konservasi (52,4 %) dan (50,5 %), mengerti pentingnya konservasi (63,3 %) dan (63,2 %). Mengerti tentang ekowisata (50,8 %) dan (52,6 %), menyatakan setuju untuk dijadikan lokasi ekowisata (66,3 %) dan (72,5 %). Mengerti jika ekowisata berjalan bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat (52,7 %) dan (50,2 %). Tidak pernah melakukan kegiatan di sanctuary maleo tambun (86,6 %) dan (100 %), tidak pernah melihat masyarakat menangkap burung maleo (100 %) dan (100 %), mengetahui adanya petugas konservasi (100 %) dan (100 %), tidak pernah melakukan penyuluhan (100 %) dan (100 %), dalam setahun tidak pernah melakukan penyuluhan (100 %) dan (100 %). Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat desa Tambun Atas dan desa Tambun Bawah terhadap burung maleo (Macrocephalon maleo) sudah sangat tinggi serta masyarakat sangat mendukung kawasan pelestarian burung maleo dijadikan lokasi ekowisata.
Studi tingkat ketertarikan masyarakat terkait pengembangan ekowisata desa berbasis hewan endemik di Wilayah Sea Kecamatan Pineleng H. Kiroh; R.S.H. Wungow; M.H.M. Kawatu; P.R.R.I. Montong
ZOOTEC Vol. 42 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.469 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat ketertarikan dan pemahaman masyarakat terhadap perkembangan ekowisata berbasis hewan-hewan endemik Sulawesi Utara. Penelitian ini dilaksakana pada bulan Juli sampai September 2022. Teknik pengumpulan data dan informasi menggunakan metode survei dengan mengambil sampel 20% dari jumlah masyarakat yang berusia 20 tahun keatas. Hasil penelitian diperoleh dari sisi pemahaman masyarakat tentang ekowisata 17,30% sangat memahami dan 64,86% pada kategori paham serta kurang begitu paham 17,30% serta tidak paham sama sekali 0,5%, masyarakat yang mengetahui ekowisata 17,93% pada kategori sengatmengetahui 63,03% dan 16,25% kategori kurang begitu mengetahui serta 2,80% tidak mengetahui sama sekali. Sedangkan masyarakat yang sangat tertarik ada 20,67%, dan 70,54% pada kategori tertarik dan 7,75% kurang begitu tertarik serta 1,04% pada kategori tidak tertarik sama sekali dengan ekowisata. Dilihat dari pengertian masyarakat terhadap perlindungan satwa endemik Sulawesi Utara ada sekitar 23,86% pada ketegori sangat mengerti dan 51,14% kategori mengerti, 22,16% kategori kurang mengerti dan 2,84% pada kategori tidak mengerti. Namun 27,86% sangat mendukung ekowisata desa berbasis hewan endimik dan 66,42% kategori mendukung, 4,98% kurang begitu mendukung serta 0,75% tidak mendukung terhadap ekowisata desa berbasis hewan endemik. Disisi lain ada 32,77% aparat desa sangat mendukung, dan ada 64,34% pada kategori mendukung dan 2,41% kurang begitu mendukung serta 0,48% tidak mendukung. Dilihat dari sisi pengertian aparat desa dimana 18,78% berada pada kategori sangat mengetahui dan 60,50% mengetahu dan 19,34% kurang mengetahui serta 1,38% tidak mngetahui sama sekali, namun dilihat dari sisi pengertian aparat desa dimana ada 22,22% sangat mengerti dan 54,17% pada kategori kurang mengerti serta 1,39% dari aparat desa tidak mengerti sama sekali tentang ekowisata desa. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat di desa Sea Satu paham dan sangat mengetahui serta tertarik dengan pengembangan ekowisata berbasis hewan endemik SULUT dan aparat desa juga mengetahui serta mengerti tentang ekowisata sehingga mempermudah rencana pengembangannya ke depan sebagai daya dukungan ekonomi masyarakat dan daerah.
Studi pengetahuan masyarakat Desa Taratara dan Woloan mengenai tikus ekor putih Sulawesi Utara J.T. Geruh; S.C. Rimbing; H.J. Kiroh; R.S.H. Wungow; P.R.R.I. Montong
ZOOTEC Vol. 43 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tikus ekor putih adalah salah satu kekayaan alam yang ada di Sulawesi Utara. Di desa Taratara dan Woloan tikus ekor putih dikenal dengan nama lokal kulo ipus. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat pengetahuan masyarakat desa Taratara dan Woloan terhadap kelestarian tikus ekor putih Sulawesi Utara, untuk menggali informasi terhadap ketertarikan masyarakat desa Taratara dan Woloan dalam usaha penangkaran dan budidaya tikus ekor putih. Penelitian ini dilakukan di desa Taratara dan Woloan Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, pada tanggal 25 Maret - 15 Mei 2021. Menggunakan metode survey dengan menggunakan objek masyarakat sebanyak 1.329 responden di desa Taratara dan sebanyak 1.695 responden di desa Woloan. Teknik pengambilan data yaitu dengan cara mendatangi rumah-rumah masyarakat memberikan kuisioner kepada masyarakat yang menjadi responden yang berusia 17-60 tahun untuk di isi, selanjutnya melakukan wawancara secara langsung kepada responden. Variabel yang diamati yaitu pengetahuan mengenai tikus ekor putih sebagai satwa endemik, tingkat pemahaman masyarakat mengenai tikus ekor putih, pengetahuan masyarakat mengenai instansi badan konservasi alam dinas kehutanan. Hasil penelitian di kedua desa menunjukan bahwa pengetahuan tentang tikus ekor putih sebanyak (36,74%) dan (34,80%), tahu tentang jenis-jenis tikus ekor putih yang dimakan sebanyak (26,85%) dan (35,93%) tahu tentang bentuk dan warna dari jenis tikus ekor putih (39,35%) dan (40,57%). Mengetahui tentang konservasi (36,43%) dan (30,64%), tahu tikus ekor putih dilindungi UU konservasi No 5/1990  (25,64%) dan (29,02%). Mengetahui adanya instansi badan konservasi alam dinas kehutanan (36,31%) dan (33,72%). Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat dasa Taratara dan Woloan rata-rata sudah mengetahui tentang tikus ekor putih. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan tentang nilai ekonomis dan nilai gizi dari tikus ekor putih serta usaha untuk melestarikanya sehingga tikus ekor putih tidak punah, mengingat masyarakat minahasa sangat menyukai kuliner dari tikus ekor putih. Kata Kunci : Masyarakat, Taratara, Woloan, Tikus ekor putih