This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian pengembangan ekowisata berbasis hewan endemik Sulawesi Utara di Desa Budo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara H.J. Kiroh; J.H. Manopo; F.S. Ratulangi; L.R. Ngangi; M. Rotinsulu
ZOOTEC Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.237 KB) | DOI: 10.35792/zot.42.1.2022.41267

Abstract

Tujuan penelitian adalah menggali tingkat ketertarikan dan pemahaman masyarakat Desa Budo Kecamatan Wori Kabupaten  Minahasa   Utara  terhadap pengembangan ekowisata desa berbasis  hewan endemik  Sulawesi Utara.   Variabel yang diukur yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, pengetahuan, ketertarikan ekowisata hewan endemik, pengetahuan  konservasi hewan endemik Desa Budo. Data   dianalisa dengan menghitung persentase, dan hasil-hasil  pengamatan  lainnya diuraikan  secara deskriptif tentang  apa   yang dilihat dan informasi kaitan objek penelitian. Hasil penelitian pengembangan ekowisata berbasis hewan  endemik  Sulawesi utara  di desa Budo menunjukan sekitar 71,96%  masyarakat sangat mengetahui  Pariwisata  Sulawesi utara. Informasi didapat dari Pemerintah Kabupaten Minahasa utara sebesar 55,55%. Mereka juga paham tentang hewan-hewan endemik 39,45% diikuti dengan tingkat pengetahuan tentang ekowisata desa sebesar 37,70%. Rata-rata mereka tertarik 43,73% bila ekowisata dikembangkan di desa mereka. Sekitar 45,97% mereka mengerti tentang konservasi hewan endemik dan mendukung 42,10% bila desa dijadikan desa ekowisata dan pusat konservasi satwa. Hal lain sekitar 51,27% dari mereka pernah melihat satwa liar endemik yang masih hidup di desa Budo. Sekitar 49,71% mereka mengetahui  nilai manfaat   satwa liar endemik. Kesimpulan, masyarakat desa Budo sangat mengetahui pariwisata Sulawesi Utara. Informasi ini banyak diterima dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara. Rata-rata mereka sangat paham tentang hewan endemik, sangat mengetahui ekowisata serta  tertarik dengan ekowisata hewan endemik  bila dikembangkan. Aparatnya mendukung pengembangan ekowisata ini guna peningkatan ekonomi pedesaan.Kata Kunci:  Ekowisata alam, hewan endemik, desa Budo, kecamatan Wori, Sulawesi Utara.
Ketertarikan masyarakat Desa Mopolo Kecamatan Ranoyapo terhadap budidaya lebah madu (Apis) sebagai daya dukung ekonomi keluarga W. Tompodung; H.J. Kiroh; R.S.H. Wungow; J.F. Paath
ZOOTEC Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.111 KB) | DOI: 10.35792/zot.42.1.2022.41507

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mempelajari tingkat ketertarikan masyarakat Desa Mopolo Kecamatan Ranoyapo untuk beternak lebah madu serta mempelajari sejauh manatingkat pengetahuan masyarakat Desa Mopolo Kecamatan Ranoyapo dalam mengenal lebah madu sebagai usaha sampingan untuk mendukung ekonomi keluarga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan menggunakan objek masyarakat sebanyak 441 responden. Variabel yang diamati yaitu: (1) Tingkat pendidikan, (2) Jenis pekerjaan, (3) Tingkat pengetahuan, (4) Cara memilih bibit yang baik, dan (5) Cara pemberian makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SMP sebanyak (60,58%), pekerjaan petani sebanyak (68,30%), pengetahuan masyarakat Desa Mopolo tentang lebah madu sebanyak (89,01%), ketertarikan masyarakat untuk beternak lebah madu sebanyak (79,66%), pengetahuan tentang produk lebah madu sebanyak (69%), pengetahuan tentang cara memilih bibit sebanyak (66,62%), pengetahuan masyarakat tentang pakan lebah madu sebanyak (81,85%), pengetahuan tentang pemilihan lokasi yang baik untuk beternak lebah madu sebanyak (80%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penduduk yang ada di Desa Mopolo tertarik untuk beternak lebah madu, namun pengetahuan dan pelatihan untuk pembudidayaan lebah madu di Desa Mopolo masih sangat kurang. sehingga masyarakat cenderung menyepelekan usaha budidaya lebah madu.Kata kunci: Respon, tingkat ketertarikan, pengetahuan, lebah
Studi pengetahuan masyarakat Desa Taratara dan Woloan mengenai tikus ekor putih Sulawesi Utara J.T. Geruh; S.C. Rimbing; H.J. Kiroh; R.S.H. Wungow; P.R.R.I. Montong
ZOOTEC Vol. 43 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tikus ekor putih adalah salah satu kekayaan alam yang ada di Sulawesi Utara. Di desa Taratara dan Woloan tikus ekor putih dikenal dengan nama lokal kulo ipus. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat pengetahuan masyarakat desa Taratara dan Woloan terhadap kelestarian tikus ekor putih Sulawesi Utara, untuk menggali informasi terhadap ketertarikan masyarakat desa Taratara dan Woloan dalam usaha penangkaran dan budidaya tikus ekor putih. Penelitian ini dilakukan di desa Taratara dan Woloan Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, pada tanggal 25 Maret - 15 Mei 2021. Menggunakan metode survey dengan menggunakan objek masyarakat sebanyak 1.329 responden di desa Taratara dan sebanyak 1.695 responden di desa Woloan. Teknik pengambilan data yaitu dengan cara mendatangi rumah-rumah masyarakat memberikan kuisioner kepada masyarakat yang menjadi responden yang berusia 17-60 tahun untuk di isi, selanjutnya melakukan wawancara secara langsung kepada responden. Variabel yang diamati yaitu pengetahuan mengenai tikus ekor putih sebagai satwa endemik, tingkat pemahaman masyarakat mengenai tikus ekor putih, pengetahuan masyarakat mengenai instansi badan konservasi alam dinas kehutanan. Hasil penelitian di kedua desa menunjukan bahwa pengetahuan tentang tikus ekor putih sebanyak (36,74%) dan (34,80%), tahu tentang jenis-jenis tikus ekor putih yang dimakan sebanyak (26,85%) dan (35,93%) tahu tentang bentuk dan warna dari jenis tikus ekor putih (39,35%) dan (40,57%). Mengetahui tentang konservasi (36,43%) dan (30,64%), tahu tikus ekor putih dilindungi UU konservasi No 5/1990  (25,64%) dan (29,02%). Mengetahui adanya instansi badan konservasi alam dinas kehutanan (36,31%) dan (33,72%). Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat dasa Taratara dan Woloan rata-rata sudah mengetahui tentang tikus ekor putih. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan tentang nilai ekonomis dan nilai gizi dari tikus ekor putih serta usaha untuk melestarikanya sehingga tikus ekor putih tidak punah, mengingat masyarakat minahasa sangat menyukai kuliner dari tikus ekor putih. Kata Kunci : Masyarakat, Taratara, Woloan, Tikus ekor putih