Sutanto Prasetyo Angkoso
Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelatihan Produksi Audiovisual di SMK Negeri 2 Purworejo, Jawa Tengah Sunarsa Sunarsa; Ch. Aprilina Dwi Astuti; Karna Karna; Purwanto Purwanto; Marwiyati Marwiyati; Sutanto Prasetyo Angkoso; David Kristiadi; Ade Wahyudin
Jurnal Pengabdian Seni Vol 3, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v3i2.7923

Abstract

Media audiovisual menjadi media yang diminati berbagai kalangan dalam pendapatkan informasi karena lebih atraktif dan menarik bagi masyarakat. Media ini banyak dipergunakan untuk berbagai keperluan seperi promosi, sosialisasi, hingga hiburan. Oleh karena itu, mengingat manfaat yang besar dari media audiovisual, perlu diselenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) berupa pelatihan produksi audiovisual di SMK 2 Purworejo oleh dosen Program Studi Manajemen Teknik Studio Produksi, Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC”, Yogyakarta. Peserta kegiatan PKM ini adalah siswa SMK yang masih memiliki kreativitas tinggi dan Purworejo merupakan wilayah yang memiliki daya tarik untuk diperkenalkan potensi-potensinya. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian ceramah materi teori, praktikum dan, produksi konten yang dibuat oleh siswa peserta PKM. Secara umum, pelaksanaan PKM berjalan lancar tanpa kendala apa pun karena dukungan dari pihak sekolah. Hasil keluaran kegiatan PKM ini adalah karya konten audiovisual yang dibuat oleh peserta PKM memiliki kualitas yang cukup baik bila mempertimbangkan keterbatasan kemampuan dan waktu pengerjaan produksi audiovisual. Hal ini karena antusiame dan kreativitas peserta PKM yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan tugas dengan baik.
Penerapan Penataan Suara pada Produksi Acara Siaran Kethoprak Mataram di LPP RRI Stasiun Yogyakarta: Application of Sound Management in the Production of the Mataram Kethoprak Broadcast at LPP RRI Yogyakarta Station Sutanto Prasetyo Angkoso; Karna Karna
KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi, Media dan Informatika Vol 11 No 1 (2022): KOMUNIKA
Publisher : BPSDMP KOMINFO Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31504/komunika.v11i1.4993

Abstract

Seorang penata suara bertanggungjawab dengan atas segala yang berhubungan dengan audio, dari konsep serta kualitas output audio yang dihasilkan. Penata suara dapat diawali dengan pemilihan dan penempatan sebuah peralatan michophone pada sumber suara dengan baik dan benar yang disesuaikan dengan sumber suara pada proses produksi, serta bertanggungjawab penuh terhadap proses editing yang diawali dari proses mixing, equalizing, leveling, balancing dan mastering, sehingga produksi acara yang dihasilkan dapat maksimal. Riset dalam penelitian ini adalah kualitatif. Riset kualitatif bertujuan menjelaskan fenomena dengan sedalam dalamnya melalui pegumpulan data. Populasi sampel diambil secara acak sumber daya manusia yang ada di RRI Stasiun Yogyakarta, khususnya bidang teknik operator audio atau penata suara. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan interview (wawancara), observasi (pengamatan), dokumen, dan kepustakaan. Penerapan teknik miking sudah dilakukan dengan baik melalui alternative pemilihan jenis maupun type microphone untuk menangkap akustik suara yang sesuai karakteristik sumbersuara dari musik dan vokal. Akan tetapi masih sering terjadi suara vocal pemain terkadang sesaat level suaranya mengecil bahkan terdengar hilang, dikarenakan gerakan pemain yang bergerak menjauh atau tertutup oleh pemain lain, sehingga microphone tidak bisa menangkap suara yang dikeluarkan oleh sumber suara. Suara pada vocal penyanyi/sinden dan instrument musik gamelan secara pendengaran bisa diterima dengan baik, tetapi masih ada kelemahan bahwa ada beberapa instrument musik gamelan sedikit kurang terdengar dengan jelas dan jernih, dikarenakan tidak semua instrument musik gamelan diberikan microphone, hanya cukup diberikan instrument yang suaranya menonjol (key source) atau yang memimpin iringan, sehingga level sumbersuara musik gamelan kurang seimbang (balance).