Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENATAAN SUARA PADA PRODUKSI FEATURE TELEVISI “PENGELANA NUSANTARA” Unzila Alifitri Nabila; Ade Wahyudin
Jurnal Imiah Teknik Studio Jurnal Ilmiah Teknik Studio Vol. 5 No. 1, September 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program feature “Pengelana Nusantara” episode Miniatur Limbah Kayu kali ini membahas mengenai keunikan pemanfaatan limbah kayu yang sudah tidak terpakai menjadi produk kerajinan tangan. Feature merupakan karya audio visual yang menyajikan informasi dari sebuah berita ringan dan menarik. Penataan suara merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan, Penata suara berperan penting dalam menjaga kualitas audio pada suatu karya. Maka penata suara harus bertanggung jawab terhadap jalannya pra produksi, produksi, dan paska produksi. Pada tahapan pra produksi, penata suara melakukan pematangan konsep dan riset untuk pemilihan peralatan. Konsep yang digunakan berupa penerapan teknik miking, teknik perekaman kering, dan audio mixing. Pada tahapan produksi, penata suara menerapkan teknik miking yang mencangkup penempatan dan pemilihan mikrofon. Untuk teknis perekaman suara menggunakan metode perekaman kering (dry recording) yaitu perekaman terpisah. Pada tahapan paska produksi, penata suara menerapkan proses audio mixing yang meliputi balancing dan equalizing. Setelah menganalisis metode-metode tersebut, dengan teknik miking, mikrofon dengan frequency response 80-18.000 Hz dapat menangkap suara manusia dengan baik. Dengan metode dry recording penata suara dapat merekam suara di tempat dan waktu yang berbeda untuk mempermudah proses editing. Kemudian, penerapan audio mixing dengan elemen balancing dan equalizing penata suara dapat menghasilkan hasil perekaman yang balance dan sesuai dengan level standar audio -12 dB.
Pelatihan Produksi Audiovisual di SMK Negeri 2 Purworejo, Jawa Tengah Sunarsa Sunarsa; Ch. Aprilina Dwi Astuti; Karna Karna; Purwanto Purwanto; Marwiyati Marwiyati; Sutanto Prasetyo Angkoso; David Kristiadi; Ade Wahyudin
Jurnal Pengabdian Seni Vol 3, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v3i2.7923

Abstract

Media audiovisual menjadi media yang diminati berbagai kalangan dalam pendapatkan informasi karena lebih atraktif dan menarik bagi masyarakat. Media ini banyak dipergunakan untuk berbagai keperluan seperi promosi, sosialisasi, hingga hiburan. Oleh karena itu, mengingat manfaat yang besar dari media audiovisual, perlu diselenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) berupa pelatihan produksi audiovisual di SMK 2 Purworejo oleh dosen Program Studi Manajemen Teknik Studio Produksi, Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC”, Yogyakarta. Peserta kegiatan PKM ini adalah siswa SMK yang masih memiliki kreativitas tinggi dan Purworejo merupakan wilayah yang memiliki daya tarik untuk diperkenalkan potensi-potensinya. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian ceramah materi teori, praktikum dan, produksi konten yang dibuat oleh siswa peserta PKM. Secara umum, pelaksanaan PKM berjalan lancar tanpa kendala apa pun karena dukungan dari pihak sekolah. Hasil keluaran kegiatan PKM ini adalah karya konten audiovisual yang dibuat oleh peserta PKM memiliki kualitas yang cukup baik bila mempertimbangkan keterbatasan kemampuan dan waktu pengerjaan produksi audiovisual. Hal ini karena antusiame dan kreativitas peserta PKM yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan tugas dengan baik.
Implementasi Produksi Program “Tembang Kenangan” di Banyumas TV Yuni Wulandari; Ade Wahyudin
JUDICIOUS Vol 4 No 1 (2023): Judicious
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/jdc.v4i1.1189

Abstract

Program televisi dengan tema musik nostalgia atau tembang kenangan telah menjadi pilihan populer di kalangan penonton. Banyak stasiun televisi lokal yang mencoba menghadirkan program serupa dengan tujuan untuk menarik minat penonton. Banyumas TV sebagai salah satu stasiun televisi lokal di wilayah Banyumas mencoba menghadirkan program 'Tembang Kenangan' sebagai salah satu program unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses produksi program 'Tembang Kenangan' di Banyumas TV. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan narasumber terkait, observasi langsung, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi program 'Tembang Kenangan' di Banyumas TV melibatkan beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Tahapan perencanaan meliputi pemilihan tema dan penyanyi yang akan diundang, sementara tahapan pra-produksi meliputi persiapan lokasi syuting dan persiapan teknis. Tahapan produksi meliputi proses pengambilan gambar dan rekaman suara, sedangkan tahapan pasca-produksi meliputi proses editing, mixing suara, dan penyelesaian program. Proses produksi program 'Tembang Kenangan' di Banyumas TV menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan waktu dan sumber daya manusia. Namun demikian, stasiun televisi ini berhasil menghasilkan program yang menarik dan disukai oleh penonton. Dalam hal ini, pengalaman dan keahlian para kru produksi, serta dukungan teknologi yang memadai, menjadi faktor kunci dalam keberhasilan produksi program tersebut. Kesimpulannya, produksi program 'Tembang Kenangan' di Banyumas TV merupakan proses yang kompleks, melibatkan berbagai tahapan dan kendala. Namun, dengan pengalaman dan keahlian yang memadai, serta dukungan teknologi yang memadai, stasiun televisi ini berhasil menghasilkan program yang menarik dan disukai oleh penonton. Hal ini menunjukkan bahwa program musik nostalgia masih memiliki potensi untuk menarik minat penonton, terutama di kalangan yang lebih tua.
Pelatihan dan Produksi Konten Audiovisual untuk Mempromosikan Potensi Wisata di Desa Hargowilis, Kulonprogo Marwiyati Marwiyati; Sunarsa Sunarsa; Karna Karna; Sutanto Prasetyo Angkoso; Lilik Jatmiko Prasetyo; Ade Wahyudin
Jurnal Pengabdian Seni Vol 5, No 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v5i2.13774

Abstract

Desa Hargowilis, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi besar sebagai desa wisata berkat keindahan alam dan sumber daya lokalnya, misalnya Waduk Sermo dan produk UMKM seperti gula kelapa. Namun, kurangnya promosi digital dan keterampilan masyarakat dalam pembuatan konten audiovisual menghambat pengembangan potensi tersebut. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi warga desa melalui pelatihan pembuatan konten audiovisual sederhana guna mempromosikan potensi desa dan produk lokal. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari melibatkan 6 dosen dan 5 mahasiswa, serta diikuti oleh 20 warga desa dari unsur Karang Taruna dan aparatur desa. Metode pelatihan yang digunakan dalam kegiatan ini bersifat interaktif dan partisipatif, dengan penekanan pada praktik langsung yang didampingi oleh tenaga pengajar yang berkompeten. Hasil dari pelatihan ini adalah tiga karya video yang menampilkan potensi wisata, profil desa, dan UMKM lokal. Meskipun sederhana, karya-karya ini telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan peserta. Diharapkan melalui pelatihan ini, Desa Hargowilis dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan potensi lokalnya secara lebih luas. Hargowilis Village, located in Kulonprogo, Yogyakarta, has significant potential as a tourism village due to its natural beauty and local resources, such as Sermo Reservoir and MSME products like Coconut Sugar. However, the lack of digital promotion and residents’ skills in creating audio-visual content has hindered the development of this potential. This community service program aims to enhance the skills of villagers through training in simple audio-visual content production to promote the village’s potential and local products. The five-day program involved 6 lecturers and 5 students, with 20 participants from local youth groups and village officials. The training methods employed in this activity were interactive and participatory, with an emphasis on hands-on practice guided by competent instructors. The result of the training was the production of three videos showcasing the village's tourist attractions, profiles, and local MSME. Although simple, these works demonstrated a significant improvement in participants' skills. It is hoped that through this training, Hargowilis Village can utilize digital technology to promote its local potential more widely.