Agus Tatang Sopandi
Universitas Terbuka

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Students' Learning Difficulties at the Open University Webinar Tutorial Gede Suwardika; Agus Tatang Sopandi; Putu Oktap Indrawan
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 11 No 3 (2022): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.816 KB) | DOI: 10.23887/jpiundiksha.v11i3.51585

Abstract

The Open University (UT) is one of the pioneer universities that implement distance learning. However, students still encounter learning difficulties which become obstacles in distance learning. The purpose of this research is to analyses the construct of learning difficulties of students’ learning at Open University and to compare the contribution of indicator variables to the construct. This research uses a combination method of Concurrent Embed model, the primary method used is factor analysis method (EFA and CFA) and qualitative descriptive method as a secondary method. The research respondents were 126 students who had attended the webinar tutorial (Tuweb) at least twice and voluntarily filled out the questionnaire. Primary data were collected through online questionnaires and interviews. Quantitative data were analyzed using EFA and CFA, while quantitative data were analyzed descriptively qualitatively. The results showed that there are six factors of learning difficulties, each of which consisted of 4-9 indicator variables. The indicator variables that contribute the most to learning difficulties in Tuweb according to student perceptions include: (1) there are no clear guidelines regarding the online learning procedures that are carried out; (2) learning materials/content delivered by online tutors are difficult to understand; (3) the internet signal is not stable/good from students’ location; (4) students' families are constrained in providing facilities for online learning/webinar tutorials due to low income; (5) students do not understand how to study online; (6) The device used by the tutor is constrained during the Tuweb learning process.
PELATIHAN PEMANFAATAN BAHAN AJAR BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER, LITERASI DAN BERBASIS DIGITAL di SMK WIRA HARAPAN Gede Swardika; I Wayan Sumandya; Agus Tatang Sopandi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Widya Mahadi Vol. 1 No. 1 (2020): Desember 2020
Publisher : LPPM Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.54 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4308572

Abstract

SMK Wira Harapan berdiri sejak tahun 2008, beralamat di Jalan Raya Padang Luwih, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Luas lahan yang dimiliki SMK Wira Harapan adalah 5.400 m 2 , luas bangunan 4.300 m 2 . Fokus dari SMK Wira Harapan adalah mengembangkan Pendidikan karakter dan pembelajaran berbasis digital. 1) kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru untuk memanfaatkan bahan ajar bermuatan pendidikan karakter dan budaya antikorupsi; 2) Kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru untuk memanfaatkan bahan ajar berbasis literasi; 3) Kurangnya pengetahuan dan pemhaman guru untuk memanfaatkan bahan ajar berbasis digital. Permasalahan ini diatasi dengan kegiatan sosialisasi dan pendampingan. Adapun hasil yang dieproleh adalah : 1) Guru mampu memanfaatkan bahan ajar bermuatan pendidikan karakter dan budaya antikorupsi; 2) Guru mampu memanfaatkan bahan ajar berbasis digital; 3) Guru mampu memanfaatkan dan mengembangkan bahan ajar berbasis digital.
Peningkatan Kapasitas Produksi Bumbu Bali “Nepaon” Suka Wirang Desa Buki I Ketut Putu Suniantara; Gede Suwardika; Agus Tatang Sopandi; Kadek Masakazu; I Gusti Ngurah Satria Wijaya
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 6, No 4 (2023): Oktober 2023
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v6i4.2787

Abstract

The Balinese spice "NePaon" is produced by the Suka Wirang group which is in Bukit Tibulaka Village. The main problems faced by partners are (1) in the production sector, production capacity is less than optimal and packaging leaks, causing labels to become damaged. (2) in the marketing sector, there are limitations to marketing carried out conventionally. The final problem (3) is in the legal sector, where the partner product does not yet have a production permit as a legality and security aspect in expanding marketing. The solution to the problem provided is by offering donations for production equipment and some training. The method of implementing the service is by adopting the PALS (participatory learning system) method. The results of the service obtained are an increase in production capacity in the last two months, increased knowledge of partners in packaging with new designs. Partners already have social media as digital marketing. Partners have knowledge in certification and electronic transactions. Partner responses to the implementation of activities with results were 31% satisfactory and 69% very satisfactory. Meanwhile, in training, partner responses were 37.5% satisfactory and 62.5% very satisfactory.         Keywords: Balinese spices; PALS; production training; increased production  Abstrak: Bumbu Bali “NePaon” di produksi oleh kelompok Suka Wirang yang terletak di Desa Bukit Tibulaka. Permasalahan utama yang dihadapi mitra yaitu (1) bidang produksi, kapasitas produksi kurang maksimal dan pengemasan mengalami kebocoran sehingga menyebabkan label menjadi rusak. (2) bidang pemasaran, adanya keterbatasan pemasaran yang dilakukan secara konvesional. Permasalahan terakhir (3) bidang hukum, dimana produk mitra belum memiliki izin produksi sebagai aspek legalitas dan standar keamanan dalam memperluas pemasaran. Pemecahan masalah yang diberikan yaitu dengan menawarkan sumbangan alat – alat produksi dan beberapa pelatihan. Metode pelakasanaan pengabdian dengan mengadopsi metode PALS (participatory learning system). Hasil pengabdian diperoleh yaitu adanya peningkatan kapasitas produksi dalam dua bulan terakhir, meningkatnya pengetahuan mitra dalam melakukan pengemasan dengan desain yang baru. Mitra sudah memiliki media sosial sebagai pemasaran digital marketing. Mitra memiliki pengatahuan dalam sertifikasi dan transaksi elektronik. Respon mitra terhadap pelaksanaan kegiatan dengan hasil 31% memuaskan dan 69% sangat memuaskan. Sedangkan pada pelatihan, respon mitra 37,5% memuaskan dan 62,5% sangat memuaskan.Kata kunci: bumbu bali; PALS; pelatihan produksi; peningkatan produksi