Abstrak. Kopi adalah salah satu komoditas andalan sektor perkebunan di Indonesia yang memiliki nilai ekspor penyumbang devisa negara. Penanganan kopi dari proses pra panen hingga pasca panen sangat menentukan kualitas dari biji kopi. Proses penyangraian merupakan salah satu proses yang harus dilewati sebelum mendapatkan nikmatnya rasa secangkir kopi. Proses penyangraian biasanya dilakukan oleh petani secara manual, sehingga kurang efisien karena suhu sulit untuk terkontrol dan proses pengadukan yang tidak merata. Penggunaan energi listrik pada alat penyangraian kopi bentuk silinder merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah dalam proses penyangraian kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan energi listrik dan panas pada proses penyangraian kopi menggunakan mesin sangrai biji kopi silinder. Metode pengambilan data dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan energi listrik. Pengambilan data dilakukan pada saat mesin sangrai kopi telah aktif dan bersuhu 215℃, hal ini dilakukan agar mendapatkan biji kopi dengan tingkat penyangraian dark roast. Biji kopi robusta dimasukkan dalam mesin sangrai dan dilakukan pengamatan pada nilai tegangan (V), kuat arus (I), dan durasi penyangraian (t), dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis kadar air biji kopi sebelum dan sesudah proses sangrai. Hasil penelitian didapatkan kebutuhan total energi listrik rata-rata sebesar 5,88 KWh. Kebutuhan energi listrik rata-rata pada heater 1,45 KWh dan pada motor listrik 1,43 KWh. Kebutuhan energi rata-rata panas total dari tiga kali ulangan sebesar 3,121 MJ. Efisiensi mesin sangrai kopi diperoleh sebesar 14,740%, sehingga dimungkinkan panas yang hilang masih cukup tinggi. Hasil rata-rata kadar air sebelum sangrai sebesar 13% dan setelah sangrai 2,51%. Hasil ini sudah sesuai dengan SNI-01-2983-2014