Hasil pengukuran indeks kebahagiaan penduduk Indonesia menempatkan Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi yang tidak bahagia saat ini. Secara nasional, wanita lebih tidak bahagia dibandingkan pria. Salah satu karakteristik yang memengaruhinya adalah status pernikahan. Dalam psikologi, kebahagiaan mengacu pada istilah well-being, dan tingkat tertinggi dari well-being di kenal dengan flourishing. Flourishing merupakan representasi dari kehidupan yang seimbang, di mana individu merasa puas dengan kehidupannya karena mereka dapat berfungsi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perbedaan elemen flourishing pada populasi subjek. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang melibatkan 150 responden wanita dewasa awal di Sumatera Barat, yang terdiri kelompok wanita belum menikah, wanita menikah dan wanita cerai hidup, yang masing-masing diwakili oleh 50 responden. Pengukuran flourishing menggunakan The PERMA-profiler yang sudah diadaptasi kepada orang-orang Indonesia dengan rentang nilai item 0,424 - 0,808 (corrected item-total correlation) dan reliabilitas 0,907 (α cronbach). Analisis data menggunakan uji kruskall-wallis yang menunjukkan nilai signifikansi dari elemen flourishing lebih dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan dari elemen-elemen flourishing pada ketiga kelompok subjek. Lebih lanjut, elemen positive emotion, relationship dan meaning tertinggi berada pada kelompok wanita yang cerai hidup. Sedangkan elemen engagement dan accomplishment tertinggi berada pada kelompok yang wanita yang belum menikah.