Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Effect of ZnO Addition on The Characteristics of Cotton Fabric in The Batik Fabric Dyeing Process Fatimah, Siti; Kencana, Syaifunnisa Puspa; 'Aarifah, Shofwatul; Eskani, Istihanah Nurul
Eksergi Vol 20, No 3 (2023)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v20i3.9895

Abstract

For centuries, batik fabric has been a part of Indonesian culture and is recognized by UNESCO as an Intangible Cultural Heritage of Humanity. Batik fabric is essential for daily use and has become a part of Indonesian people, e.g., birth to death ceremonies. Besides some advantages of batik fabric made from cotton, it also has disadvantages because it quickly grows bacterial. Hence, it is essential to develop antibacterial properties on batik fabrics. This study used ZnO as an antibacterial agent. The mechanical properties and the colorfastness of fabrics have been evaluated to study the effect of ZnO application. The results showed that applying ZnO affected the mechanical properties of batik fabric by increasing the tensile strength and elongation at break. The result also showed that the ZnO did not affect the colorfastness of rubber and light by the similar value of untreated batik fabric.
Pengaruh variasi suhu dan waktu pemanasan terhadap struktur kristal, komposisi kimia, morfologi dan kadar logam pada sintesis nanopartikel ZnO menggunakan metode hidrotermal Hardiantika, Widya; Suprihatin; Astuti, Widi; Haryono, Tri; Eskani, Istihanah Nurul
Jurnal Rekayasa Proses Vol 17 No 1 (2023): Volume 17, Number 1, 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.77190

Abstract

Sintesis nanopartikel ZnO dari limbah industri baja telah dilakukan menggunakan metode hidrotermal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu (120, 150 dan 200°C) dan waktu pemanasan (1, 3, dan 6 jam) terhadap komposisi kimia, struktur kristal, ukuran partikel dan morfologi dari produk ZnO yang dihasilkan. Karakterisasi yang digunakan ialah Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES), X-Ray Fluoresence (XRF) X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Proses hidrotermal menghasilkan produk nanopartikel dengan kemurnian tinggi dan ukuran partikel < 100nm dengan suhu hidrotermal yang optimum adalah 150oC selama waktu penahanan 3 jam. Dari hasil karakterisasi XRF diketahui bahwa kadar Zn adalah yang paling dominan yaitu sebesar 98,434%. Selanjutnya, pada karakterisasi XRD diperoleh fasa murni ZnO yaitu zincite dengan nilai 2θ sebesar 36,23° dan ukuran partikel sebesar 33,36 nm dengan morfologi yang terbentuk batang heksagonal (nanorods) seperti yang diperoleh pada karakterisasi FE-SEM.
Effect of ZnO Addition on The Characteristics of Cotton Fabric in The Batik Fabric Dyeing Process Fatimah, Siti; Kencana, Syaifunnisa Puspa; 'Aarifah, Shofwatul; Eskani, Istihanah Nurul
Eksergi Vol 20 No 3 (2023)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v20i3.9895

Abstract

For centuries, batik fabric has been a part of Indonesian culture and is recognized by UNESCO as an Intangible Cultural Heritage of Humanity. Batik fabric is essential for daily use and has become a part of Indonesian people, e.g., birth to death ceremonies. Besides some advantages of batik fabric made from cotton, it also has disadvantages because it quickly grows bacterial. Hence, it is essential to develop antibacterial properties on batik fabrics. This study used ZnO as an antibacterial agent. The mechanical properties and the colorfastness of fabrics have been evaluated to study the effect of ZnO application. The results showed that applying ZnO affected the mechanical properties of batik fabric by increasing the tensile strength and elongation at break. The result also showed that the ZnO did not affect the colorfastness of rubber and light by the similar value of untreated batik fabric.
Efektivitas Pengolahan Air Limbah Batik dengan Cara Kimia dan Biologi Eskani, Istihanah Nurul; Sulaeman, Sulaeman
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 22 (2005): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v22i1.975

Abstract

Kebanyakan industri batik membuang air limbah ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu dengan alasan keterbatasan tempat, dana dan penguasaan teknologi. Beberapa cara pengolahan air limbah telah dilakukan untuk mengatasi penurunan mutunlingkungan akibat pembuangan air limbah.Telah dilakukan penelitian proses pengolahan air limbah batik secara kimia, biologi aerob dan biologi anaerob. Proses kimia dilaksanakan dengan menambahkan koagulan tawas dan kapur ke dalam air limbah batik. Proses biologi aerob dijalankan dalam reaktor terbuka selama 5 hari, sedang proses biologi anaerob  dijalankan dalam reaktor tertutup selama 12 hari. Hasil proses kemudian diukur parameter warna, COD dan alkalinitasnya.Hasil penelitian pengolahan air limbah batik secara kimia dapat menurunkan parameter warna yang berasal dari zat warna Naphtol sebesar 83,15 %, COD sebesar 28,82% dan pH hasil proses 7. Proses biologi anaerob menurunkan parameter warna sebesar 94,95%, COD sebesar 59,89% dan pH hasil proses 5. Proses biologi aerob dapat menurunkan parameter warna yang berasal dari zat warna Naphtol sebesar 97,82%, COD sebesar 72, 88% dan pH hasil proses 6,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengolahan limbah cair batik secara biologi aerob lebih efektif daripada pengolahan secara biologi anaerob maupaun secara kimia. Kata kunci : pengolahan air limbah batik, proses kimia, proses biologi
STUDI PELAPISAN TEMBAGA PADA BAHAN NON-LOGAM UNTUK APLIKASI PRODUK KERAJINAN DENGAN METODE ELECTROFORMING Utamaningrat, I Made Arya; Eskani, Istihanah Nurul
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 35 No. 1 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v35i1.994

Abstract

Proses elektroplating untuk pembuatan barang-barang kerajinan biasa dilakukan pada produk berbahan logam. Penelitian ini melakukan studi proses elektroplating logam tembaga pada material non-logam sebagai alternatif metode finishing produk kerajinan. Metode pelapisan ini dikenal dengan istilah electroforming. Electroforming dapat diaplikasikan pada berbagai hiasan-hiasan natural yang membutuhkan tampilan logam pada proses akhir. Material non-logam yang digunakan adalah kulit kerang dan lilin berbentuk cincin. Proses electroforming dilakukan dengan terlebih dahulu melapisi kulit kerang dan cincin lilin dengan cat grafit konduktif untuk selanjutnya dilakukan pelapisan logam tembaga menggunakan metode electroforming. Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah tegangan dan durasi pelapisan. Tegangan yang digunakan adalah 1 volt dan 2,5 Volt, sementara durasi proses dilakukan selama 1200, 1500, dan 1800 detik. Tingkat efisiensi parameter proses diukur dengan membandingkan massa lapisan aktual dengan massa lapisan teoritis (Faraday). Pengamatan visual juga dilakukan untuk membandingkan kualitas pelapisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan paling baik didapatkan pada proses dengan tegangan 2,5 volt dan durasi pelapisan selama 1200 detik dengan nilai efisiensi sebesar 16,16 % untuk sampel kulit kerang dan 38,63 % untuk sampel cincin lilin.
Pengolahan Limbah Cair Industri Tembaga Eskani, Istihanah Nurul; De Carlo, Ivone
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 24 (2007): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v24i1.1002

Abstract

Pengolahan Iimbah cair industri tembaga dengan menggunakan proses elektrokimia  pada prinsipnya mengalirkan arus listrik ke dalam air limbah, sehingga arus tersebut menyebabkan ketidakstabilan partikel tersuspensi dalam air limbah, termasuk logam, hidrokarbon dan organik. Ketika partikel partikel tersebut tidak stabil, terjadi gaya tarik menarik antara ion yang muatannya berlawanan membentuk partikel yang lebih besar sehingga mudah mengendap. Sampel air limbah diambil pada tahap sesudah pencucian dan sesudah pewamaan dari industri kerajinan tembaga. Masing masing sampel limbah dimasukkan dalam bak kaca ukuran 17 cm x 17 cm x 12 cm. Proses elektrokimia dijalankan dengan elektroda Al, arus 10 V dan 20 V dimana untuk tiap-tiap arus selama 2 jam, dan tiap 1/2 jam diambil sampel limbah sebanyak 25 ml untuk dianalisa kandungan Cu-nya. Hasil proses elektrokimia pada sampel air limbah (pencucian), terjadi penurunan kandungan Cu sampai sebesar 35%, dalam waktu 2 jam dengan voltase 20 V. Sedangkan pada sampel air limbah (pewarnaan), terjadi penurunan kandungan Cu sampai sebesar 85%, dalam waktu 2 jam dengan voltase 10 V. Hasil pengolahan air limbah secara elektrokimia menunjukkan bahwa secara teknis perlu mempertimbangkan pengaruh voltase, waktu pengolahan dan luas permukaan katoda yang digunakan. Kata Kunci : tembaga, limbah industri
Total Factor Productivity (TFP) Industri Menengah dan Besar di Indonesia Eskani, Istihanah Nurul
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 28 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v28i1.1133

Abstract

Produktivitas merupakan akar penentu daya saing baik pada level individu, perusahaan, industri maupun negara. Produktivitas faktor total (Toal Factor Productivity/TFP) adalah rasio antara output total terhadap input total yang merupakan salah satu faktor produksi selain capital dan tenaga kerja. Berdasarkan laporan The Asian Productivity Organization (APO), perumbuhan Total Factor Productivity (TFP) Indonesia periode 1980-2000 adalah -0,8 persen, terendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Penelitian ini ingin mengetahui, nilai TFP sektor industri pengolahan di Indonesia terutama menengah dan besar periode 2001-2005. Data bersumber dari Statistik Industri Besar dan Sedang yang dipublikasikan oleh BPS tahun 2001-2005 untuk subsektor  industri dengan kode ISIC 2 digit kemudia dianalisa menggunakan metode regresi fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2001-2005, nilai TFP terbesar dimiliki oleh subsektor industri kendaraan bermotor (ISIC 34) yaitu sebesar 4,9 sedangkan terkecil dimiliki oleh subsektor industri daur ulang (ISIC 37) yaitu sebesar 0,12. Secara keseluruhan, sektor indusri menengah dan besar mempunyai TFP 1,39 yang berari output yang dihasilkan sebesar 1,39 kali dari input total yang digunakan. Kata kunci: produktivitas, Total Factor Productivity (TFP), industri menengah dan besar.
GETAH POHON KUDO (Lannea coromandelica) SEBAGAI ALTERNATIF PEREKAT UNTUK PRODUK KERAJINAN Eskani, Istihanah Nurul; Perdana, Arif; Eskak, Edi; Sumarto, Hadi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 34 No. 1 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v34i1.2265

Abstract

Perekat yang biasa digunakan di industri kerajinan adalah perekat sintetis yang tidak aman bagi kesehatan maupun lingkungan. Pemanfaatan bahan baku dari alam sebagai substitusi bahan baku sintetis telah banyak dilakukan, termasuk bahan baku perekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perekat yang aman digunakan untuk pembuatan barang kerajinan dengan menggunakan bahan baku dari getah pohon Kudo (Lannea coromandelica) yang biasa disebut dengan getah blendok. Getah blendok dilarutkan dalam air dengan rasio getah blendok : air = 1:3 kemudian dipanaskan dalam waterbath pada suhu 700C-800C selama 1 jam. Zat aditif Maleat Anhidrida (MAH) ditambahkan dengan kadar 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% dari berat getah blendok, dengan masing-masing ditambahkan kadar Benzoil Peroksida (BPO) 0,75%. Perekat yang diperoleh diaplikasikan pada bahan kulit kayu Jomok (Arthocarpus elastica) dan selanjutnya dilakukan uji sifat-sifat fisis dan mekanisnya. Sifat fisis perekat dibandingkan dengan SNI 06-6049-1999 Perekat PVAc sedangkan sifat mekanisnya dibandingkan dengan performa perekat sintetis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat fisis perekat dari getah blendok telah sesuai dengan SNI dan sifat-sifat mekanisnya sebanding dengan performa perekat sintetis yang biasa digunakan di industri kerajinan.  Kata Kunci: Perekat alami, getah, pohon Kudo, maleat anhidrida
Pengaruh Konsentrasi, Waktu Perendaman dan Jenis Kayu pada Pengawetan Alami Kayu Menggunakan Ekstrak Daun Sambiloto Eskani, Istihanah Nurul; Utamaningrat, I Made Arya
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 36 No. 1 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v36i1.5022

Abstract

Kayu yang digunakan sebagai bahan baku kerajinan biasanya dari jenis kayu yang tergolong kelas awet rendah sehingga diperlukan pengawetan untuk memperpanjang masa pakainya. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengawetan kayu, antara lain metode pengawetan, jenis bahan pengawet, konsentrasi pengawet, waktu pengawetan, dan jenis kayu yang diawetkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bahan pengawet, waktu perendaman, dan jenis kayu pada pengawetan alami kayu menggunakan bahan pengawet ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata). Kayu yang diawetkan adalah kayu matoa (Pometia pinnata), kayu mahoni (Swietenia mahogany), kayu ketapang (Terminalia catappa), dan kayu manggis (Garcinia mangostana). Masing- masing kayu diawetkan secara rendaman panas menggunakan ekstrak daun sambiloto dengan variasi konsentrasi 10%, 12,5%, dan 16,67% dan waktu perendaman 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Dilakukan perhitungan nilai retensi dan pengolahan data menggunakan statistik rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan, pada pengawetan alami kayu matoa dan kayu ketapang, konsentrasi berpengaruh nyata terhadap nilai retensi sedangkan waktu perendaman berpengaruh sangat nyata. Pada pengawetan kayu manggis, konsentrasi dan waktu perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap nilai retensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan pengawet dan semakin lama waktu perendaman maka nilai retensi akan semakin besar. Pada pengawetan kayu mahoni, konsentrasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai retensi, sedangkan waktu perendaman berpengaruh sangat nyata. Hal ini disebabkan karena kayu mahoni mengandung zat ekstraktif tinggi yang menghalangi masuknya bahan pengawet ke dalam kayu. Jenis kayu berpengaruh sangat nyata terhadap nilai retensi, yang menujukkan bahwa untuk jenis kayu yang berbeda akan memberikan nilai retensi yang berbeda pula.
PENGARUH BENTUK RUNNER CETAKAN RTV SILICONE RUBBER TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN DAN KUALITAS PRODUKSI KERAJINAN PEWTER Arifin, Zainul; Risdiyono, Risdiyono; Eskani, Istihanah Nurul; Setiawan, Joni
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 36 No. 2 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v36i2.5426

Abstract

Dalam proses produksi pewter menggunakan metode spin casting, memanfaatkan gaya sentrifugal mengalirkan logam cair untuk mengisi rongga cetakan oleh. Gaya sentrifugal yang diterjadi berasal dari cetakan yang diputar pada porosnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan metode spin casting adalah suhu pengecoran, tekanan cetakan, waktu pengecoran, dan kecepatan putaran. Selain itu desain cetakan terutama pada runner mempengaruhi efisiensi proses pengecoran. Dalam produksi kerajinan pewter dengan metode spin casting memiliki tingkat kegagalan yang tinggi dan produk yang dihasilkan tidak sempurna yang disebabkan proses pembuatan cetakan yang selama ini dilakukan mengabaikan bentuk runner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk runner dan posisi relief terhadap tingkat keberhasilan produksi serta membandingkan dan merumuskan cetakan yang paling optimal. Proses penelitian diawali dengan membuat master cetakan, membuat cetakan dengan RTV Silicone Rubber, melakukan pengecoran dan mengevaluasi hasil pengecoran. Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan perbandingan hasil pengecoran masing-masing cetakan. Cetakan yang paling optimal adalah cetakan yang memiliki bentuk runner lurus dengan model cetakan persegi.