Mitra pada program pengabdian masyarakat ini adalah kelompok petani garam yang ada di wilayah kecamatan Pakal Kota Surabaya. Di wilayah ini terdapat 40 petani garam dengan luas lahan sekitar 250 Ha. Masa produksi garam biasanya pada musim kemarau antara bulan Juli-Oktober. Untuk memproduksi garam, dibutuhkan pompa diesel bertenaga 16 PK sampai dengan 32 PK untuk mengalirkan air laut dari sungai ke tambak penampungan air laut. Saat ini petani garam mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan bakar solar untuk mesin diesel. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan tentang larangan pembelian solar dalam bentuk eceran. Dengan demikian produksi garam menjadi terganggu. Program pengabdian ini sebagai salah satu upaya untuk menyuplai bahan bakar bagi petani garam. Pertama, mengimplementasikan hasil penelitian terdahulu terkait pembuatan Biodiesel dan perancangan reaktor. Kedua, membantu petani garam dalam memperoleh bahan bakar solar dengan menggunakan Biodiesel yang dapat dihasilkan dari bahan limbah minyak goreng. Ketiga, mendukung circular economy dengan mengoleksi dan mengolah limbah minyak goreng menjadi sumber energi terbarukan. Program pengabdian didahului dengan adanya FGD (Forum Group Duscussion) bersama FORKOPIMCAM (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) dengan Universitas Wijaya Putra. Salah satu permasalahan dalam diskusi tersebut adalah ketersediaan solar untuk petani garam. Selanjutnya Tim dari Fakultas Teknik melakukan peninjauan lokasi dan diskusi dengan kelompok petani garam di wilayah kecamatan Pakal. Luaran dari program pengabdian ini yaitu: 1) adanya rantai pasok yang berkesinambungan untuk memproduksi bahan bakar Biodiesel B100, 2) mitra petani dapat menggunakan Biodiesel B100 produksi Universitas Wijaya Putra dengan baik dan aman, 3) program pengabdian ini juga mempunyai luaran berupa laporan dan video kegiatan yang dipublikasikan melalui media sosial dan media massa online.