Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Effects of Drainage Volume on Changes of Blood Acidity, and Partial Arterial Pressure of Oxygen and Carbon Dioxide in Massive Pleural Efusion Denny U. Suprapto; Adrian Tangkilisan; Wega Sukanto; Christha Tamburian; Fredrik G. Langi
e-CliniC Vol. 10 No. 2 (2022): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v10i2.41492

Abstract

Abstract: Massive pleural effusion is a condition in which there is a buildup of fluid beyond normal in the pleural cavum with a volume of two-thirds of one side of the pulmonary field proven with the help of chest X-ray. Drainage of pleural effusion fluid is a management treatment for pleural effusion, but nevertheless it has complications such as pain, bleeding, pneumothorax, and pulmonary edema. Blood gas analysis is simple and essential examination in emergency medicine, which is able to provide valuable information about the acid-base status, ventilation, and oxygenation of a patient. This study aimed to analyze changes in blood acidity (pH), oxygen partial pressure (PaO2) and carbon dioxide partial pressure (PaCO2) in patients with massive pleural effusion at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. This was a prospective cohort study with a longitudinal data collection design according to the cohort method. The results of the overall linear regression analysis supported the effect of drainage on PaCO2, PaO2, and pH, and indicated that the relationship between drainage volume and PaO2 was positive. Meanwhile, descriptively and statistically, there was no meaningful relationship between pH and PaCO2 and drainage volume. In conclusion, there is a positive relationship between drainage volume and PaO2, however, there is no significant relationship between pH and PaCO2 with drainage volume.Keywords: massive pleural effusion; pH; PaCO2; PaO2 Abstrak: Efusi pleura masif adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan cairan melebihi volum normal di dalam kavum pleura dengan volume duapertiga dari satu sisi lapang paru yang dapat dibuktikan dengan bantuan X foto toraks. Drainase cairan efusi pleura merupakan manajemen tatalaksana untuk efusi pleura, namun memiliki komplikasi seperti nyeri, perdarahan, pneumotorak, dan edema paru. Analisis gas darah merupakan pemeriksaan yang sederhana namun esensial dalam ilmu kedokteran gawat darurat, yang mampu memberikan informasi berharga mengenai status asam basa, ventilasi maupun oksigenasi dari pasien. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis perubahan tingkat keasaman darah (pH), tekanan parsial oksigen (PaO2) dan karbon dioksida (PaCO2) pada pasien dengan efusi pleura massif. Jenis penelitian ialah prospektif dengan desain pengumpulan data longitudinal menurut metode kohort di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil analisis regresi linear secara keseluruhan menunjang efek volume drainase terhadap PaCO2, PaO2, dan pH dengan hasil hubungan volume drainase dengan PaO2 bersifat positif namun tidak didapatkan hubungan bermakna antara pH dan PaCO2 dengan volume drainage. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan positif antara volume drainase dengan PaO2, namun tidak didapatkan hubungan bermakna antara pH dan PaCO2 dan volume drainase.Kata kunci: efusi pleura massif; pH; PaCO2; PaO2
Prospective Study on Determination of Optimal Drainage Volume in Massive Pleural Effusion Based on Pleural Effusion Index Jeff Lapian; Adrian Tangkilisan; Wega Sukanto; Christha Tamburian; Fredrik G. Langi
e-CliniC Vol. 10 No. 2 (2022): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v10i2.41495

Abstract

Abstract: Clinical manifestations of pleural effusion are influenced by the fluid volume and the underlying disease. Pleural effusion index (PEI) is the ratio between the maximum width of pleural effusion and maximum width of hemithorax in patient with lateral decubitus position. However, PEI as the indicator of pleural effusion volume is rarely used. This study aimed to determine the optimal drainage volume of massive pleural effusion based on initial PEI value. This was an observational study with a hospital-based prospective cohort design conducted at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital in Manado, Indonesia. Samples were patients presented with massive pleural effusion. This study analyzed the details of thoracentesis, demographic profile, past medical history, clinical charac-teristics, laboratory findings, postoperative observations, admission and discharge time. The results obtained 32 patients with massive pleural effusion, consisting of 17 males (53%) and 15 females (47 %). The average respirations of pre-drainage and delta-drainage patients were 27 times per minute and 24 times per minute respectively while the standard deviations were slightly different. The median respiratory rate of post-drainage was 24 times per minute. In conclusion, measurement of PEI in pre-drainage patients had significant correlation in determining the optimal drainage volume.Keywords: pleural effusion; pleural effusion index Abstrak: Manifestasi klinis efusi pleura dipengaruhi oleh volume cairan dan penyakit yang mendasarinya. Pleural effusion index (PEI) adalah perbandingan antara lebar maksimum efusi pleura dan lebar maksimum hemitoraks pada pasien dengan posisi lateral dekubitus, namun PEI sebagai indikator volume efusi pleura jarang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan volume drainase optimal efusi pleura masif berdasarkan nilai PEI awal. Jenis penelitian ialah studi observasional dengan desain kohort prospektif berbasis rumah sakit di Prof. Dr. R. D. Rumah Sakit Kandou Manado, Indonesia. Sampel penelitian ialah pasien dengan efusi pleura masif. Pada penelitian ini dianalisis rincian torakosentesis, profil demografis, riwayat penyakit terdahulu, karakteristik klinis, hasil laboratorium, pengamatan pasca operasi, waktu masuk dan keluar. Penelitian ini melibatkan 32 pasien terdiri dari 17 laki-laki (53%) dan 15 perempuan (47%). Respirasi rerata pasien pra-drainase dan delta-drainase masing-masing 27 kali per menit dan 24 kali per menit sedangkan standar deviasinya hanya sedikit berbeda. Tingkat pernapasan rerata pasca drainase ialah 24 kali per menit. Simpulan penelitian ini ialah pengukuran PEI pada pasien pra drainase memiliki korelasi bermakna dalam menentukan volume drainase yang optimal.Kata kunci: efusi pleura; pleural effusion index
Faktor Prognostik pada Efusi Pleura Ganas Berdasarkan Skor LENT di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Enika Tilaar; Adrian Tangkilisan; Christha Tamburian; Grace Korompis
Medical Scope Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v5i2.46618

Abstract

Abstract: As a complication of cancer, malignant pleural effusion (MPE) is related to varied life expectancy. LENT score is the first validated score in malignant pleural effusion. This study aimed to obtain factors affecting the MPE based on LENT score at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospiptal, Manado. This was a prospective study with a cross sectional design Subjects were patients with MPE admitted to Prof Dr. R. D. Kandou from January to November 2022. The results obtained 30 MPE patients consisting of 50% males and 50% females with a mean age of 52 years. There were 22 patients with LDH level <1,500 IU/L dan eight patients with LDH level >1,500 IU/L. Based on ECOG score, there were three patients with score 1, seven patients with score 2, and 20 patients with score 3-4. There were 13 patients with NLR <9 and 17 patients with NLR >9. Lung cancer was the most common cancer causing MPE, followed by gynaecological cancer and breast cancer. Based on LENT score, there were 20 patients with high risk, 10 patients with moderate risk; no patients with low risk. In conclusion, LENT score can be used as prognostic score in patients with malignant pleural effusion. Keywords: malignant pleural effusion; LENT score; complication of cancer   Abstrak: Efusi pleura ganas (EPG) merupakan komplikasi dari kanker dan dihubungkan dengan dengan angka harapan hidup yang bervariasi. Skor LENT merupakan skor tervalidasi pertama yang digunakan pada efusi pleura ganas. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang berperan pada EPG berdasarkan skor LENT di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian prospektif cross sectional dari pasien dengan EPG di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado (Januari hingga November 2022). Pada penelitian ini didapatkan 30 pasien EPG (50% laki-laki; 50% perempuan) dengan rerata usia 52 tahun. Terdapat 22 pasien dengan kadar LDH di bawah 1.500 IU/L dan delapan pasien dengan kadar LDH di atas 1.500 IU/L. Berdasarkan skor ECOG, terdapat 3 pasien dengan skor 1, 7 pasien dengan skor 2, dan 20 pasien dengan skor 3-4. Terdapat 13 pasien dengan nilai NLR di bawah 9 dan 17 pasien dengan nilai NLR di atas 9. Kanker paru merupakan tipe tumor paling sering menyebabkan efusi pleura ganas, diikuti kanker ginekologi dan kanker payudara. Berdasarkan skor LENT terdapat 20 pasien dengan resiko tinggi, 10 pasien dengan resiko sedang, dan tidak ada pasien dengan resiko rendah. Skor LENT berperan sebagai skor prognostik pada pasien dengan EPG. Kata kunci: efusi pleura ganas; skor LENT; komplikasi kanker
Faktor Prediktor Terjadinya Delayed Hemothorax pada Pasien dengan Riwayat Trauma Tumpul Toraks di RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Manado Gufi George Stefanus; Wega Sukanto; Adrian Tangkilisan; F. L. Fredrik G. Langi; Eko Prasetyo; Christha Tamburian; Denny Saleh
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 6 No. 02 (2024): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v6i02.133

Abstract

Trauma toraks merupakan penyebab signifikan dari morbiditas dan mortalitas, terutama dalam konteks multitrauma, dengan dampak kematian berkisar antara 20% hingga 25%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor prediktor terjadinya delayed hemothorax pada pasien dengan riwayat trauma tumpul toraks di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Metode yang di guanakan metode penelitian dengan pendekatan kohort retrospektif, dengan cara consecutive sampling, analisis data dengan analisis deskriptif. Adapun hasil penelitian, ditemukan bahwa faktor prediktor yang signifikan adalah adanya fraktur tulang iga, jumlah fraktur iga 3 atau lebih, dan lokasi fraktur tulang iga. Usia dan kejadian kontusio paru tidak ditemukan sebagai faktor prediktor yang signifikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pasien yang memiliki fraktur pada tulang iga ke 10-12, 6-9, dan 3-5 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami delayed hemothorax.