This Author published in this journals
All Journal TEKNO
Lanny D. K. Manaroinsong
Universitas Sam Ratulangi

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Tiang Bor Pada Struktur Pylon Jembatan Menggunakan Midas GTS NX (Studi Kasus: Jembatan Ir. Soekarno Manado) Christiano A. Susantyo; Fabian J. Manoppo; Lanny D. K. Manaroinsong
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan Ir. Soekarno Manado merupakan jembatan tipe cable-stayed terpanjang di Provinsi Sulawesi Utara. Pada jembatan tipe cable-stayed, pylon (menara) jembatanlah yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur atas ke struktur fondasi. Fondasi yang digunakan pada pylon jembatan ini ialah fondasi tiang bor. Untuk memikul beban yang besar dari jembatan tersebut dibutuhkan analisis fondasi terhadap daya dukungnya, kemungkinan settlement yang terjadi, serta besar defleksi lateral yang terjadi. Dalam menganalisis daya dukung, settlement, serta defleksi lateral, dapat digunakan analisis secara teoritis dan metode numerik atau metode elemen hingga dengan bantuan program Midas GTS NX. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil analisis daya dukung, settlement, serta defleksi lateral antara analisis secara teoritis dengan hasil analisis dari Midas GTS NX. Pemodelan tanah pada Midas GTS NX menggunakan model Mohr-Coulomb dan Hardening Soil. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, model Mohr-Coulomb memberikan hasil yang lebih mendekati hasil analisis secara teoritis. Daya dukung aksial dari Midas GTS NX menggunakan model Mohr-Coulomb lebih kecil 14,11% dari hasil analisis teoritis, sedangkan model Hardening Soil 14,39% lebih kecil dari hasil analisis teoritis. Daya dukung lateral dari model Mohr-Coulomb lebih besar 14,05% dari hasil analisis teoritis, sedangkan model Hardening Soil 54,46% lebih besar dari hasil analisis teoritis. Settlement dari model Mohr-Coulomb 13,85% lebih kecil dari hasil analisis teoritis, sedangkan model Hardening Soil 32,67% lebih kecil dari hasil analisis teoritis. Untuk defleksi lateral, model Mohr-Coulomb memberikan hasil defleksi lateral 43% lebih besar dari hasil analisis teoritis, sedangkan model Hardening Soil 49,64% lebih besar dari hasil analisis teoritis. Kata kunci – Midas GTS NX, tiang bor, pylon jembatan, daya dukung, settlement, defleksi lateral, Hardening Soil
Analisis Stabilitas Turap Kantilever Sebagai Pengaman Lereng Timbunan Pada Kawasan Pembangkit Jaringan Binjeita Diocharline E. Bambi; Roski R. Legrans; Lanny D. K. Manaroinsong
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan pasokan listrik yang meningkat menjadi alasan pembangunan pembangkit jaringan di desa Binjeita. Di lokasi pembangunan pembangkit jaringan ini digunakan turap kantilever bermaterial beton sebagai pengaman lereng timbunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas turap kantilever yang digunakan sebagai pengaman lereng timbunan di lokasi tersebut. Analisis stabilitas turap yang dilakukan yaitu; analisis terhadap tekanan tanah lateral aktif dan pasif, tekanan hidrostatis, dan beban lalu lintas menggunakan metode Rankine pada kondisi statis. Kemudian untuk menentukan momen maksimum dan kedalaman tertanam turap menggunakan metode FMM. Untuk mendapatkan desain optimum dilakukan variasi muka air tanah dalam analisis, sehingga diperoleh defleksi pada masing-masing kondisi muka air tanah yang dapat dibandingkan dengan defleksi ijin SNI 8460;2017. Setelah itu ditinjau kapasitas penampang ijin dan kestabilan lereng. Analisis defleksi dan kestabilan lereng menggunakan software GeoStructural Analysis. Kemudian desain optimum tersebut ditinjau terhadap kondisi dinamis menggunakan metode Mononobe-Okabe dan stabilitas terhadap rembesan menggunakan metode Harza dan Harr. Seluruh analisis dilakukan mengacu pada SNI 8460:2017. Data penyelidikan tanah sondir yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Hasil analisis untuk mendapatkan desain optimum turap kantilever dengan material beton (W-600) untuk referensi tiap titik sondir S-1, S-2 dan S-3 secara berurutan yaitu; panjang turap 11 m, 12 m, 11 m, momen maksimum 141.17 kNm, 146.02 kNm, 141.99 kNm, defleksi 14.5 mm, 16 mm, 14.2 mm, kestabilan lereng 5.13, 5.43, 5.20, nilai FK gempa 1.19, 1.37, 1.24, nilai FK heaving 97.07, 109.84, 98.06, dan nilai FK piping 23.67, 23.52, 22.93. Maka, desain optimum turap kantilever beton tipe W-600 pada kawasan pembangkit jaringan Binjeita diperoleh pada panjang turap kantilever 12 m. Kata kunci – turap kantilever, lereng, Binjeita
Evaluasi Nilai CBR Tanah Bekas Tambang Dengan Metode Biogrouting Fonda D. S. Timbuleng; Steeva G. Rondonuwu; Lanny D. K. Manaroinsong
TEKNO Vol. 22 No. 87 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i87.54021

Abstract

Kegiatan menambang emas dengan sistem tambang terbuka dapat merubah sifat fisis dan mekanis tanah yang bisa menjadi masalah dalam pembangunan infrastruktur. Salah satu hal yang menjadi penilaian dari kondisi struktur tanah adalah nilai daya dukung tanah dalam menahan beban yang bekerja diatas tanah. Untuk mengetahui besarnya nilai daya dukung tanah dilakukan pengujian CBR (California Bearing Ratio). Pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penambahan bakteri Bacillus Subtilis menunjukkan peningkatan nilai CBR tanah. Dalam penelitian ini, bakteri Bacillus Subtilis dan Fly Ash digunakan sebagai bahan stabilisasi, dengan variasi reagen bakteri Bacillus Subtilis 5%, 10% dan 15% terhadap kadar air optimum tanah dan Fly Ash sebanyak 5% terhadap berat sampel tanah. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan bakteri Bacillus Subtilis dan Fly Ash menyebabkan penurunan pada nilai CBR tanah, dengan nilai penurunan tertinggi sebesar 21,99% pada penambahan reagen bakteri 10% dan Fly Ash 5% (tanpa rendam) dengan waktu pemeraman 7 hari dan sebesar 54,53% pada penambahan reagen bakteri 15% dan Fly Ash 5% (rendaman) dengan waktu pemeraman 0 hari. Kondisi ini terjadi dengan asumsi bahwa bakteri tidak melakukan aktivitas biologi pada tanah dengan kadar air yang rendah sehingga nilai CBR tidak mengalami peningkatan. Kata kunci: CBR laboratorium, biogrouting, Bacillus Subtilis, fly ash, tanah bekas tambang
Analisis Kestabilan Embankment Pada Storage Facility Pyrite Concentrate PT. Freeport Indonesia Risa M. Wantalangie; Roski R. I. Legrans; Lanny D. K. Manaroinsong
TEKNO Vol. 22 No. 87 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i87.55079

Abstract

Embankment pada tempat penyimpanan (storage facility) tailing PT Freeport Indonesia merupakan embankment tipe urugan yang akan dibangun diluar aliran Sungai (off stream). Tempat penyimpanan tailing yang disebut Pyrite Concentrate (PCON) memiliki embankment tinggi sebesar 23.7 m dan lebar alas sebesar 156.2 m. Berdasarkan geometrik, embankment pada tempat penyimpanan ini termasuk dalam kategori bendungan besar (large dam) sehingga memerlukan analisis kestabilan untuk menghindari terjadinya kegagalan yang mungkin dapat terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kestabilan embankment terhadap daya dukung tanah, penurunan, rembesan, dan stabilitas lereng. Metode analisis yang digunakan adalah metode analitik dan numerik yang mengacu pada SNI 8460:2017, dan menggunakan data hasil uji SPT (Standard Penetration Test), serta data geometrik embankment yang diperoleh dari PT Freeport Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa daya dukung tanah terhadap embankment menggunakan metode Terzaghi (1943) menghasilkan Faktor keamanan sebesar 30.45 pada kondisi jangka panjang, dan 1.68 pada kondisi jangka pendek. Hasil analisis penurunan menunjukkan bahwa penurunan terbesar adalah 124 mm. Hasil analisis rembesan menunjukkan jumlah debit rembesan lebih besar pada kondisi embankment tanpa core yaitu 0.00015966. Hasil analisis stabilitas lereng pada beberapa kondisi menunjukkan bahwa nilai Faktor keamanan lebih kecil pada kondisi embankment tanpa core baik pada kondisi statis dan dinamis. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara bertahap dapat disimpulkan bahwa embankment pada storage facility pyrite concentrate PT Freeport Indonesia memiliki kestabilan yang aman terhadap daya dukung, penurunan, rembesan, dan stabilitas lereng. Kata kunci: embankment, core, large dam, daya dukung tanah, penurunan, rembesan, stabilitas lereng
Analisis Potensi Likuifaksi Pada Ruas Jalan Tol Manado-Bitung (Sta. 9+745) Vladimir Polii; Hendra Riogilang; Lanny D. K. Manaroinsong
TEKNO Vol. 22 No. 89 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i89.57262

Abstract

Likuifaksi adalah salah satu fenomena yang terjadi ketika daya dukung tanah yang menopang bangunan seketika hilang secara tiba-tiba akibat getaran yang muncul ketika gempa bumi. Peristiwa Likuifaksi akan menyebabkan kerugian yang sangat besar pada pekerjaan-pekerjaan infrastruktur, sehingga diperlukan analisa lebih lanjut untuk mengetahui bahaya likuifaksi dalam pekerjaan konstruksi dalam hal ini Jalan Tol Manado-Bitung menjadi lokasi penelitian potensi Likuifaksi dengan menggunakan nilai uji Standart Penetrasi (SPT). Analisis potensi likuifaksi bertujuan untuk mengetahui nilai faktor keamanan dterhadap Likuifaksi ditiap lapisan tanah di Ruas Jalan Tol Manado Bitung khususnya STA 9+745, dengan membandingkan nilai Cyclic Resistance Ratio (CRR) yang adalah nilai tahanan tanah untuk menahan Likuifaksi dengan nilai Cyclic Stress Ratio (CSR) yang merupakan ratio tegangan siklik yang terjadi pada tanah akibat gempa dan dapat menyebabkan Likuifaksi terjadi. Nilai faktor keamanan (FS) akan menjelaskan potensi terjadinya likuifaksi pada tiap lapisan tanah, jika nilai factor keamanan (FS) kurang dari satu maka tanah berpotensi terjadi likuifaksi, jika nilai faktor keamanan (FS) lebih besar dari satu maka tanah aman dari potensi likuifaksi. Analisa potensi Likuifaksi dilakukan dengan kontrol faktor keamanan (FS) terhadap gempa refrensi yaitu dengan Moment Magnitude (Mw) = 5, 5.5, 6, 6.5, 7, dan 7,5 Skala Richter. Kata kunci: likuifaksi, jalan tol Manado-Bitung, Standart Penetration Test (SPT)