Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Ekonomi (JURKAMI)

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI USAHA TENUN SIDAN DI DESA BAJAU ANDAI, KECAMATAN EMPANANG KABUPATEN KAPUAS HULU Kardius Richi Yosada; Avelius Dominggus Sore
Jurnal Pendidikan Ekonomi (JURKAMI) Vol 5, No 1 (2020): JURKAMI
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.255 KB) | DOI: 10.31932/jpe.v5i1.778

Abstract

Abstract: Base of the problem in this research is Sidan Weaving culture that is owned by the community in Bajau Andai Village, Empanang District, The making of Sidan woven continues to grow until now but not all the young generation in Bajau Andai Village, Empanang Subdistrict are smart in making this Sidan weaving, but unfortunately if the culture that reflects one of these cultures is useless just like that, while the appeal of Sidan weaving this is quite large and can be a cultural value, and a very high economic value.  The method that used in this research is a qualitative research method in the form of ethnographic research.  Subjects in this research were 15 weavers in Bajau Andai Village.  Data collection techniques that used are structured observation, unstructured interviews and documentation.  Data collection tools that used are observation a, interview guidelines and documentation.  Data analysis that used are data reducation, data display, and conclusion drawing / ferification.  The results of the research is community economic empowerment has an impact on economic community income in Bajau Andai Village, has an impact on the preservation of weaving culture, has an impact on people's knowledge of this Sidan weaving culture. Keywords: Community Economic Empowerment, Sidan Weaving Business Abstrak: Permasalahan yang melatar belakangi dalam penelitian ini yaitu suatu kebudayaan Tenun Sidan yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Bajau Andai Kecamatan Empanang, namun tidak semua generasi muda di Desa Bajau Andai Kecamatan Empanang yang pandai dalam membuat tenun Sidan ini, tetapi sayang jika kebudayaan yang mencerminkan salah satu budaya ini di sia-sia kan begitu saja, sedangkan daya tarik tenun Sidan ini cukup besar serta dapat menjadi nilai budaya, dan nilai ekonomi yang sangat tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan bentuk penelitian Etnografi. Subjek dalam penelitian ini adalah penenun yang ada di Desa Bajau Andai yang berjumlah 15 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi secara terstruktur, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Alat pengumpul data menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi.  Analisis data menggunakan data reducation (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ferification (penarikan kesimpulan/verifikasi). Hasil penelitian bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat  mempunyai dampak bagi pendapatan ekonomi masyarakat di Desa Bajau Andai, berdampak bagi kelestarian budaya tenun, berdampak bagi pengetahuan masyarakat akan kebudayaan tenun Sidan ini. Kata kunci: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Usaha Tenun Sidan
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN ENTIKONG Kardius Richi Yosada
JURKAMI : Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 5, No 2 (2020): JURKAMI
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpe.v5i2.867

Abstract

Kekayaan ekonomi dan keunggulan non ekonomi lainnya yang ada juga merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di sekitar wilayah perbatasan Entikong, disamping mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan kegiatan yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan antar wilayah maupun antar negara, serta mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan baik dalam skala regional maupun nasional. Keberhasilan pencapaian peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan Entikong juga dapat ditentukan oleh dinamika seberapa kooperatif kolaborasi lintas wilayah dan derajat keterlibatan kelompok masyarakat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), sektor swasta dan lembaga hukum (BKPM, 2011). laju pertumbuhan ekonomi rata‐rata dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Arsyad, 2005). Dari hasil analisis yang dilakukan, laju pertumbuhan ekonomi rata‐rata di Kecamatan Entikong mencapai angka 5,88% yang lebih tinggi dari angka laju pertumbuhan penduduk, yaitu 1,18%. Kondisi tersebut mencerminkan adanya pertumbuhan ekonomi, karena laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk. Kontribusi ekonomi yang dimiliki oleh Kecamatan Entikong terhadap Kabupaten Sanggau rata‐rata sebesar 2,32% (tahun 2009‐2013), dengan kondisi yang relatif menurun sejak tahun 2009. Menurunnya kontribusi ekonomi Kecamatan Entikong dalam mendukung perekonomian Kabupaten Sanggau cenderung menunjukkan stagnasi fungsi kawasan perbatasan Entikong yang seharusnya mampu menjadi pusat pertumbuhan bagi kawasan sekitarnya.Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Pengembangan Wilayah Perbatasan, Entikong
MODEL DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BERBASIS KOMODITI UNGGULAN MASYARAKAT ENTIKONG KALIMANTAN BARAT PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA Kardius Richi Yosada
JURKAMI : Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 6, No 1 (2021): JURKAMI
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpe.v6i1.1064

Abstract

The vast area of border between Indonesia and Malaysia in West Kalimantan would require the support of border management systems are organized and professional, both at the central and regional levels. However, the lack of infrastructure in the border area has shown that the government does not have a good border management system. During this time, the responsibility for the management of border areas is merely coordinative between ministerial and non-ministerial government agencies, without a government agency directly responsible for border management from the central to regional levels. The approach used in this research is qualitative phenomenology with Existing Models. The form of Phenomeology Research used in this study has 4 steps, namely analyzing the phenomena that occur, determining the context, collecting data and field notes. The results of this study are the formation of the development and development of smallholder plantations in the form of Model  for developing smallholder plantations in Entikong District can be divided into four types based on commodities, namely: 1) Pure Plantation Areas, Mixed Plantation Areas , Multipurpose Plantation Areas, Integrated Plantation Areas